24 - Manusia Berbulu Hijau

904 50 15
                                    

"CAROLINE!!" sebuah jeritan keras terdengar dari toilet wanita.

"Apa?!" sahut Caroline dari luar toilet dengan mengunyah permen karet pink nya.

"Bantuin! Inget hukuman, woy!" Dave menjawabnya.

"Oh iyaya, hukuman. Nantilah, tunggu gue mati."

"Kapan lo matinya?!" tanya Mackie.

"Mungkin besok," jawab Rakha, lalu terkikik geli.

"Heh! Kurang ajar! Iyaya, ini otw." Caroline berjalan sangat amat pelan persis seperti kura-kura berjalan.

5 menit kemudian...

"Kok lama amat?! Jalan dari depan toilet kedalem sini tuh cuman 5 langkah dari rumah! Tak perlu kirim surat, sms juga tak usah!" tanya Dora dengan diakhiri dengan lagu.

"Yuhuu! Lanjut mang!" Dave mengggoyangkan pinggulnya dari atas kebawah, terus seperti itu.

"Gak mau pulang maunya digoyang!" Rakha menggoyangkan kedua jari telunjuknya dan kepalanya dari kanan kekiri, terus seperti itu.

"Sawer, sawer!" Mackie ikut bergoyang.

"ABG tua! Tingkahmu semakin gila! Kau menjerat semua pria!" Dora kembali bernyanyi.

"Wanita, woy!"

"Kok pria sih?"

"Yang ada tuh wanita!"

"Ya ini kan ABG nya versi wanita! Wanita tua juga bisa jadi ABG keles!" jawab Dora.

"Ya enggak bisalah! Yang bisa jadi ABG tuh cuman pria!" elak Dave tak terima.

"Bener tuh kata Dave!" timpal Rakha mendukung Dave.

"Ya enggaklah! Wanita juga bisa!" elak Dora.

"Bener tuh kata Dora!" timpal Rakha mendukung Dora.

"Heh semprul!" Dave menjitak kepala Rakha, "Lo tuh dukung gue atau Dora sih?"

"Ya gak dukung siapa-siapa! Gue mah golput aja," jawab Rakha santai.

"Lo kira ini politik apa?" sahut Mackie nyolot.

"Bukan, politis," jawab Rakha.

"Beg--"

"Stop!" Caroline berdiri ditengah-tengah mereka dengan merentangkan tangannya lebar-lebar, "Please, jangan ngerebutin gue."

Mereka semua terbengong, lalu memukul tubuh Caroline,
"Siapa juga yang ngerebutin lo?!"

"Najis, anjir!"

"Ngayal.com lo, kutil!"

"Dah-dah, pesenin go-jek, suruh pulang. Cuci kaki, cuci tangan, muka, nyusu, bobo sana. Malu-maluin aja." Mackie hendak menuntut Caroline keluar toilet.

Caroline dan yang lainnya tertawa.

"Dahlah, ayok cepet kerjain. Biar cepet selesai," ajak Dora sambil mengambil pel lantai.

"Tumben otak Dora lurus," ujar Mackie bingung.

"Memangnya kemaren-kemaren otak gua gimana?" tanya Dora kesal.

"Gelombang," sahut Caroline, lalu tertawa kencang.

"Lo kira otak gue rambut?!" Dora mengerucutkan bibirnya kesal.

***

"Gimana keadaannya, dok?" tanya Alfian ketika dokter yang memeriksa adiknya keluar dari ruangan adiknya.

Enemy But FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang