33 - Jenguk Caroline

Mulai dari awal
                                    

"Nah! Lepas juga akhirnya!" ucap Mackie lega.

Dora segera bangkit, dan membantu Mackie berdiri. Dave ikut bangkit dan membantu Rakha berdiri.

Rakha menolak, ia memilih untuk duduk terlebih dahulu. Ia memegang batang kemaluannya dengan meringis. "Wagelaseh! Sakit nih titit gue! Gila lu Dave!"

"Salahin Mackie yang jatoh nimpa gue lah!" ucap Dave tak terima disalahkan.

"Salahin Dora yang nimpa gue lah!" timpal Mackie yang juga tak terima disalahkan.

"Salahin kaki gue lah! Tiba-tiba kepleset, terus oleng, terus jatoh, terus jatoh nimpa Mackie, terus--"

"Terus lo mirip babi!" potong Dave kesal. Mendengar ocehan Dora takkan ada habisnya.

"Nah! Iya itu!" ucap Dora meng-iyakan ucapan Dave tanpa tahu apa yang sebenarnya Dave katakan.

Dora melotot kesal pada Dave ketika menyadari ucapan Dave untuknya.

Dave dan lainnya tertawa keras melihat itu. Caroline menghentikan tawanya lebih dulu, dan menyuruh mereka untuk masuk kedalam kamarnya.

"Mau makan apa?" tanya Caroline sembari mendudukkan bokongnya ditepi ranjang.

Dora dan Mackie ikut duduk ditepi ranjang Queen size-nya Caroline. Sedangkan Dave, Alfian dan Rakha mereka memilih duduk dikarpet beludru yang sengaja ditaruh diseluruh lantai kamar Caroline.

"Ah, gak usah repot-repot, Car! Cukup pizza, burger, kentang goreng, sushi, sama takoyaki aja kok!" ucap Rakha dengan menyengir tak berdosa.

Yang lainnya hanya bisa terbengong, lalu mendengus.
"Lo laper apa doyan?" tanya Dora memutar bola matanya malas.

"Dua-duanya sih," balas Rakha dengan menggaruk lehernya tak gatal.

Caroline hanya bisa tersenyum geli, lalu menekan tombol berwarna emas yang berada didinding disebelah ranjangnya.

"Tombol apaan tuh? Ruang rahasia tah?" tanya Dave penasaran.

"Ndasmu! Ini tuh buat manggil pelayan!" ucap Caroline malas. Punya temen kok kelewatan dusun.

"Norak lo!" ejek Dora, lalu tertawa keras.

"Maklum lah, Dor, dia kan baru pulang dari kampung halaman," timpal Mackie, lalu ikut tertawa keras.

Caroline dan lainnya ikut menertawakan Dave.

'Tok tok tok
"Nona Caroline?" sebuah suara terdengar dari balik pintu kamar Caroline membuat mereka berhenti tertawa.

"Masuk aja! Gak dikunci kok," ucap Caroline sedikit berteriak.

'Kriett
Seorang pelayan masuk dengan pakaian pelayannya. "Anda membutuhkan apa, nona?" tanya pelayan itu dengan menunduk.

"Am--"

"Tolong buat 3 loyang pizza jumbo rasa keju, 6 burger jumbo yang hitam, 6 kentang goreng jumbo, terus sushi banyakkin, sama 6 takoyaki isi sosis," ucap Rakha langsung memotong ucapan Caroline sang tuan rumah.

"Baik. Saya permisi."

Setelah pelayan itu pergi, suasana hening. Mata mereka masih menatap Rakha dengan tatapan tak percaya.

"Lo...laper pake banget ya?" tanya Dave dengan masih memandang Rakha.

"Pake very!" balas Rakha semangat.

Mackie mengatai Rakha dengan gerakkan telunjuk kanannya yang digerakkan miring dari kiri kekanan yang berarti orang gila.

Mereka yang melihatnya menahan tawa, sedangkan Rakha yang memang tak melihat apa yang dilakukan Mackie hanya bisa terbengong heran.

Enemy But FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang