"Oke baiklah, aku mengerti soal itu, tapi haruskah kita bicarakan ini kepada Dera?"

Dera semakin mendekatkan wajahnya ke pintu, merasakan degupan di dadanya menanti kembali kata kata Rian. namun apa yang terjadi kepadanya membuat Dera cemberut kesal.

"Kurasa lebih baik tidak sebelum semuanya terselesaikan seratu persen."

Ekspektasi Dera luruh semuanya, digantikan dengan rasa jengkel kepada Gerald tiba tiba. Dia benar benar harus mencari cara untuk mengatasi emosinya yang menggila ini.

"Aku sejujurnya tidak peduli mau Dera tahu ataupun tidak, lama kelamaan dia akan tahu juga. Yang aku pedulikan hanyalah keamanan Dera," kata Kak Lotte. "Aku tidak tahu mereka hanya pura pura, atau memang mereka dengan sungguhan, tapi yang jelas mereka mengetuk pintu apartemenku menanyakan keberadaan Dera, dan pastinya aku tolak mentah mentah memberikannya info sedikitpun. Aku tidak tahu kapan mereka akan datang kesini, hanya ku berharap saja semuanya baik baik saja. Aku telah pergi ke Indonesia hanya untuk menceritakan ini, dan aku telah selesai melakukannya. Kalau begitu aku pulang, aku masih ingin berbicara dengan orang orang yang kukenal di Jakarta. Aku sangat merindukan mereka."

Tepat setelah perkataan Charlotte selesai diucapkan, derap kaki wanita itu langsung terdengar menghampiri pintu untuk keluar dari sana. Wajah Dera memucat mencari tempat yang bisa digunakan bersembunyi, tapi dia terlambat.

Pintu ruang kerja dibanting keluar oleh Charlotte tepat di hadapan wajah Dera. Wanita itu terdiam kaku terkejut melihat tamu tidak diundang sedang menguping dari balik pintu kayu ruang kerja. Dera tersenyum kecil, ketahuan..

"Astaga Dera, sejak kapan kau disini!?" tanya Charlotte masih menahan nafas kaget. Kalau dia ceroboh, dia bisa memukul Dera dengan pintu tadi.

"Tidak lama, kak," kata Dera malu. Dia melupakan soal rasa bersalahnya telah ketahuan mendengarkan diam diam tadi dan langsung berhambur ke dalam dekapan Charlotte. Charlotte langsung balas memeluk, walaupun dengan sangat hati hati tidak ingin melukai perut raksasa Dera.

"Aku bersumpah istrimu memiliki bakat menguping, Pak Tua," kata Rian dari dalam. Gerald hanya bisa menghela nafas panjang. Mau memarahi pun tidak tega, perutnya besar begitu.

"Apa yang kalian bicarakan tadi?" tanya Dera.

"Bukankah kau tadi mendengar percakapan kita?" tanya Charlotte.

"Hanya separuh saja," kata Dera sambil menatap meminta penjelasan ke arah Gerald sedangkan laki laki itu hanya terdiam tidak berniat menjawba apa apa.

"Beritahu aku, kak," kata Dera meminta, lengkap dengan jurus memelasnya. Gerald bersyukur dalam hatinya, karena kalau Gerald yang diminta seperti itu oleh Dera, pasti dia akan langsung mengatakan semuanya kepada Dera tanpa berpikir panjang. .

"Nanti kau juga akan tahu pada waktunya," kata Charlotte ringan membuat Dera mengerucutkan bibirnya tidak suka. Dan Charlotte yang tidka ingin beurusan dnegan Der ayangs edang kesal langsung mengalihkan topik pembicaraan. "Kau akan pergi kemana menggunakan baju seperti ini?"

"Berbelanja," kata Dera. "Aku memiliki sesuatu untuk di beli. Kak Lotte mau ikut?"

"Aku mau menyapa orang orang di rumah sakit dan mengunjungi kosan temanku hari ini. Aku sudah memiliki janji. Maaf aku tidak bisa ikut. ," katanya sambil mengusap rambut Dera lembut, membuat sebuah kekecewaan menyusup di rongga dada Dera.

---

"Dera, masih marah karena tidak diberitahu percakapan kita tadi?" tanya Rian sembari menyetir. Dera sedari tadi tidak mau melihat ke arah Rian, selalu menatap jendela.

"Tidak," kata Dera pelan.

"Kau ingin aku memberi tahu apa yang terjadi?" tanya Rian. Semua bujukannya ditolak mentah mentah oleh Dera.

Perempuan itu menggeleng lagi. "Kalau begitu, katakanlah kepadaku mengapa kau terlihat tidak ingin menatapku."

"Berhentilah berkata, Rian. Aku sedang mati matian menahan tawa, kau tahu!" kata Dera kembali memegang perutnya yang sakit karena di gunakan tertawa tadi..

Bayangkan, Rian yang dulunya terkenal dengan ketampanannya, dengan tubuh sempurnanya, sekarang sudah tidak beda dengan gelandangan di pinggir jalan. Rambutnya sangat kusut ditutup dengan wig tipis, celananya terlalu longgar bahkan Rian harus menariknya berkali kali supaya tidak melorot. Bajunya hanya kaos oblong, dan dia menggunakan syal. Tambah lagi topi yang kebesaran, kacamata hitam wanita, dan dia menggunakan kumis palsu yang menggelitik hidungnya, dan setiap kali Rian ingin membetulkannya, dia akan terlihat seperti sedang mengupil.

Ini sangat memalukan, pastinya karya Gerald.

"Aku juga malu kau tahu! Pak Tua sialan," kata Rian. Dera membalikkan sekilas wajahnya dan bertemu pandangan matanya dengan Rian, lalu

"HAHAHA, JELEK!" kata Dera terbahak bahak lagi.

"Kau membuatku semakin malu, Dera!" kata Rian sambil merutuki Gerald di dalam hatinya. "Jangan terlalu besar tertawanya, aku tidak tanggung jawab jika di kau tiba tiba melahirkan di mobil ini."

Garing garing renyah. Receh.

"Ah lupakann!"

5 jam kemudian.

"Aku tidak pernah menyangkan kalau Dera adalah seorang shopaholic," kata Rian menenteng sekian banyak barang belanjaan yang dibawa Dera. dia tidak tega membiarkan seorang ibu hamil besar membawa banyak bawaan hasil belanjaannya, karena itu Rian menawarkan diri untuk membawa semuanya.

"Bukan aku yang shopaholic, tapi mereka," kata Dera menunjukkan perutnya kepada Rian. "Mereka senang menguras uang ayahnya, iya kan nak?"

"Apa kau memiliki dendam tersendiri kepada Pak Tua?' tanya Rian tertawa.

"Iya dendam besar, dendam membuat hatinya berbunga bunga setiap harii," kata Dera bergurau tidak lucu, lalu kembali berjalan masuk ke toko selanjutnya.

Untung Rian orangnya kuat, menemani jodoh orang lain berbelanja itu tidak gampang. Apalagi kalau jodoh itu adalah orang yang kita sukai. Sakit sekali rasanya.

Rian hanya bisa mendesah pasrah, sebelum akhirnya dia merasakan getaran di kantongnya.

Pak tua?

.

Follow me on instagram

Nnareina

Hayoo pak tua ngapain telepon ye.. wwkkww

Filter dulu yaa hehehe, hari ini triple update yaaa.

Jangan lupa comment supaya kau nanti ada niatan besar mau triple update lagi wkwkw

Komen yang banyak everybody!!

Jangan lupa vote juga. Thank youuu

Love you all!!

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें