27. Pernyataan Cinta

812 49 2
                                    

Aku memberanikan diri menyatakannya dari pada aku harus terus-terusan menyukaimu dalam diam dan menahan sakit.








.

Dimas maupun Angel merasa senang karena mereka bisa pulang sekolah bersama. Ditambah lagi Dimas tak langsung mengantar Angel pulang melainkan membawanya kesuatu tempat. Tempat yang mungkin belum pernah dikunjungi Angel.

"Kita dimana Dim," Tanya Angel yang sekarang sudah berada diatas bukit.

"Bukit Cinta," jawab Dimas.

"Gue nanya seeius Dimas," ucap Angel kesal karena mendapat jawaban ngaco.

"Gue juga jawab serius Angel," balas Dimas menirukan nada bicara Angel.

"Ngapain kita kesini ?,"

"Liat pemandangan, biar sekali liat bisa langsung liat dua pemandangan cantik sekaligus," ucap Dimas yang menunjuk kearah pemandangan dibawah bukit, lalu menunjuk Angel yang sedang berdiri disampingnya.

"Gombal aja terus udah kebal," ucap Angel dan ikut duduk disamping Dimas.

"Udah kebal tapi kok Masih blushing,"
Ucap Dimas mengejek.

Angel tak menghiraukan ucapan Dimas lagi, ia lebih memilih untuk diam dan menikmati pemandangan yang ada didepan matanya sekarang.

Dimas bukannya menikmati pemandangan yang ada dibawah bukit, ia malah memperhatikan Angel yang membuat Angel berbalik melihatnya.

"Ngapain liatin gue, tuh liatin pemandangan," ucap Angel dan menunjuk kearah bawah bukit.

"Bosen, enakan juga liat lo," ucap Dimas yang lagi-lagi menggoda Angel.

"Dasar Aneh,"

"Tapi suka kan,"

Angel langsung mendelik kesal ke Dimas. lalu kembali menatap pemandangan.
Tak lama kemudiam Dimas kembali memanggilnya.

"Ngel,"

"Hmmm,"

"Kalau gue bilang suka ama lo sekarang lo bakal nerima gue,"

Ucapan Dimas benar-benar diluar dugaan Angel. Tiba-tiba suasana diantar mereka menjadi serius.

"Kalau gue nggak jawab atau bahkan nolak gimana,"

"Ya udah aku nggak jadi bilangnya dari pada ditolak,"

"Dih nggak berani,"

"Siapa bilang, nih sekarang gue buktiin, Ngel gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue,"

Dimas benar-benar melakukan apa yang ia bilang tadi, Angel yang mendengarnya hanya diam dan sesekali tersenyum. Jelas saja senyumnya tidak ia perlihatkan pada Dimas.

"Ngel kok lo malah diam jawab dong, iya apa nggak,"

Namun Angel masih diam dan hanya tersenyum, lalu ia berdiri pergi menuju motor dan meninggalkan Dimas sendiri.

"Kalau lo diam aja, dan malah senyum-senyum kek gitu gue anggap lo mau," teriak Dimas pada Angel yang berada sedikit jauh darinya.

"Iya, iya terserah lo ayo pulang, udah sore," teriak Angel yang membuat Dimas senyum sumringah sepanjang perjalanan pulang.

Mungkin udah saatnya gue buka hati dan mengakui kalau gue juga udah mulai jatuh hati sama lo Dimas, tapi rasa takut gue tentang patah hati lebih besar dari pada rasa berani gue nerima lo. Dan mungkin sekarang sudah saatnya gue mengalahkan rasa takut itu.
Batin Angel selama perjalanan pulang.

💞💞💞

"Pagi Angel sayang, gimana semalam tidurnya mimpiin gue nggak ?," tanya Dimas dengan wajah yang dipenuhi aura kegembiraan.

"Nggak, gue semalam mimpiin Fachreza,"

"Itu sama aja Ngel, nama gue kan Dimas Putra Fachreza,"

"Sama yaa," ucap Angel dengan ekspresi muka so bingung.

Dimas dan Angel berjalan beriringan melewati koridor-koridor kelas, sampai akhirnya didepan tangga mereka bertemu Daffa yang baru saja hendak kekelas mereka mengumumkan tentang kabar jadiannya Angel dan Dimas.

"Ssttt, ada yang baru jadian nih, kecium bro aroma-aroma PJnya,"

"PJ nenek moyang lo," ucap Dimas dan menjintak pelan kepala Daffa.

Kesal akan perbuatan Dimas, Daffa segera berlari kekelas Dimas dan mendapati Dika yang sedang menuliskan tanggal dipapan tulis. Dengan sigap Daffa merebut spidol dari tangan Dika dan menuliskan

"DIMAS DAN ANGEL UDAH JADIAN !!!
KATA DIMAS ISTRAHAT SEMUANYA KEKANTIN NTAR DIMAS YANG TRAKTIR. ITU SEBAGAI PAJAK JADIANNYA."

Dipapan tulis kelas IPA4.

Dimas yang melihat quotes tak penting ala Daffa dipapan tulis, jelas saja langsung naik darah. Dimas kan nggak pernah bilang mau traktir buat pajak jadiannya mereka.

"Daffa dasar lo titisan jin kiprit, hapus nggak," suru Dimas.

"Nggak," ucap Daffa dan malah menyembunyikan penghapus papan.

"Lagian lo tau dari mana sih gue jadian sama Angel," Tanya Dimas baru menyadari kalau ia belum memberitahukan siapa pun kalau dia sama Angel jadian.

"Dari my best friends and she is your girlfriend," ucap Daffa so bangga.

"Angel !!!,"

"Siapa lagi kalau bukan dia," ucap Daffa dan tersenyum evil.

"Ya allah Angel kok lo malah bilang sih ke makhluk astral satu ini," ucap Dimas frustasi.

"Yaaa mana gue tau kalau jadinya kek gini," jawab Angel santai dan tak ambil pusing dengan quotes yang Daffa tulis dipapan.

Dimas semakin frustasi dan menarik rambutnya sendiri mendengar jawaban Angel.

"Untung sayang," ucap Dimas ketika melewati kursi Angel dan beranjak duduk ditempatnya. Angel yang mendengarnya dan melihat tingkah Dimas hanya tersenyum, senyum yang terlihat sangat bahagia.

Daffa yang menyadari senyum Angel kepada Dimas merasakan sakit didadanya, sekujur tumbuhnya tiba-tiba marasakan getaran yang berasal dari hatinya. Tapi walau begitu Daffa tetap tersenyum didepan Angel dan Dimas, seakan ia juga ikut bahagia atas jadiannya mereka.

Karena menurutnya melihat Angel bahagia itu sudah cukup walaupun ia harus merasakan sakit yang tak biasa itu. Karena cinta memang tak harus memiliki.

👇TBC👇

Story Of School Where stories live. Discover now