26. Tak Terduga

686 56 0
                                    


Marahnya guru pendiam lebih menakutkan dari pada marahnya guru yang memang terkenal killer







.

Setelah 30 menit menit Bu Isna keluar kelas dan memberi waktu IPA4 untuk membuang sampah, ia kembali masuk dan melihat sampah didepan kelas masih belum terbuang.

Bu Isnah benar-benar murka akan apa yang dilihatnya, IPA4 sama sekali tak memperdulikan ucapannya.

Dengan penuh amarah Bu Isnah membawa dua tempat sampah yang telah penuh itu dan menghamburnya didalam kelas.

Dimas, Alvin, Dana, Yuda, Leon, Angel, Abel, Ria, Ica, Lica, Dika, Dito, dan siswa IPA4 lainnya yang tadinya asik bergosip ria dan kegiatan masing-masing, begitu melihat Bu Isnah masuk dan menghambur sampah langsung diam, dan terlihat takut.

Karena selama ini, baru kali ini mereka melihat Bu Isna marah sampai menghambur sampah yang sudah berbau itu didalam kelas.

Saking baunya siswa yang duduk dikursi depan memilih mundur kebelakang karena tak tahan dengan bau dari sampah itu.

Setelah melakukan aksinya menghambur sampah, Bu Isna kembali keluar karena tak tahan juga dengan bau sampah tersebut.

"Gila Bu Isnah kayanya marah beneran tuh," ucap Dian.

"Iya, kirain dia cuman main-main aja dengan ancamannya ternyata sampah dibuang beneran dalam kelas," tambah Indri.

"Ada yang sempet video nggak ?," tanya Anna penasaran." Bagusnya tadi tuh divideo, terus diedit slow motion pasti bagus tuh pas sampahnya melayang-layang," tambah Anna lalu tertawa jaim.

"Gila lo An Bu Isna kek tadi, mana ada yang berani buat video," ucap Dara.

"Tau nih, yang ada Hp lo disita ampe lulus," tambah Angel.

Beberapa sampah minuman pop ice yang tak habis, membuat bau dari sampah-sampah itu sangat menyengat ditambah lagi air minuman yang sudah berbau busuk tertumpah semua dilantai.

Akibatnya tak ada yang mau membersihkan sampah itu karena bau busuk itu.

Dengan sangat terpaksa sebagai ketua kelas Leon mau tidak mau harus mengepel air minuman yang sudah berbau busuk itu.

Karena jika tidak maka kelas akan terus seperti karena tak ada yang mau membersihkannya. Dan jika itu terjadi dampaknya akan lebih besar bisa-bisa mereka dilaporkan pada pak Herman selaku wali kelas mereka dan pak Herman akan memarahi Leon karena tidak bisa mngontrol kelas dengan baik.

Setelah Leon mengempel air minuman itu, baru yang lain membantu memungut sampah dan pergi membuangnya.

Bu Isna melihat kelas yang sudah bersih dan kembali memberi nasehat untuk IPA4.

Kurang lebih 1 jam 30 menit jam pelajaran, hanya digunakan Bu Isna untuk mendongeng dan berchit chat panjang lembar alias memberi wejangan-wejangan buat siswa IPA4 untuk lebih memperhatikan kebersihan.

💞💞💞

Hari ini tak seperti biasanya. Dimas memberanikan diri untuk mengajak Angel pulang bersama.

"Ngel Pulang bareng yuk," ajak Dimas pada Angel yang masih merapikan buku-bukunya.

Angel yang mendapat ajakan dari Dimas menatap, Dimas dengan was-was, kalau-kalau Dimas mempunyai maksud lain. Dimas yang ditatap seperti itu, merasa sedikit risih dan berpikir Angel tidak akan mau pulang bersamanya.

"Ya udah deh kalau nggak mau, dari pada gue dapat omelan, paling lo pulangnya bareng Daffa," ucap Dimas Ketus.

"Iya, iya gue mau. Udah nggak usah meraju kek anak kecil aja,"

Mendengar itu Dimas langsung sumringah dan segera mengajak Angel keluar keparkiran untuk mengambil motornya.

Begitu keluar dari kelas, Angel bertemu Daffa yang juga mengajaknya pulang. Namun sayang dia sudah menerima ajakan Dimas untuk pulang bersamanya.

"Nggak papa deh, ntar gue pulang sendiri aja,"

"Sorry ya Daf,"

"Iya, iya nggak papa udah sana pergi,"ucap Daffa dengan senyumnya. Dan mendorong Angel agar segera keparkiran.

Kalian berdua saling menyukai, aku bisa apa selain merelakan.
Batin Daffa lalu beranjak pergi.

Dimas mengeluarkan motornya, dan mulai menaikinya, langsung saja ia menyalakan mesin motornya dan menyuruh Angel untuk naik. Dimas mengulurkan tangannya. Angel yang melihat Dimas yang sedang duduk dimotornya, sambil mengulurkan tangan kirinya merasa bingung.

"Ngapain ??,"

"Ayo naik, sambil pegang tangan gue," ucap Dimas yang menyuruh Angel memegang tangannya karena memang motor Dimas agak tinggi yang bisa saja membuat Angel kesusahan untuk naik.

Angel menuruti saja apa yang diperintahkan Dimas.

"Gitu kek Ngel kalau gue bilang nurut, nggak harus jutek atau marah-marah dulu," ucap Dimas dan segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Angel yang mendengarnya hanya memilih diam. Karena memang sejujurnya dia juga sudah mulain menyimpan rasa pada Dimas. Hanya saja dia masih takut untuk mengakuinya takut ia akan kembali patah hati.

Ditngah perjalanan Dimas dan Angel mendapat lampu merah, jelas saja kesempatan itu dipergunakan Dimas untuk menatap muka Angel dari kaca spionnya.

"Jangan liat muka gue kaya gitu, sambil senyum-senyum lagi, bikin gue malu aja," ucap Angel yang sedari tadi lampu merah Dimas terus memperhatikan mukanya.

"Lo lucu deh kalau lagi blushing gitu,"goda Dimas.

"Apaan sih," ucap Ange dan mencubit pinggang Dimas.

"Awww sakit Ngel, jangan dicubit dong kan sakit mending lo meluk gue," ucap Dimas dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Yang membuat Angel kaget dan refleks memeluknya.

Dimas tersenyum penuh kemenangan. sementara Angel tak henti-hentinya memarahi Dimas karena ulahnya yang bisa bikin orang sport jantung.

👇TBC👇

Story Of School Where stories live. Discover now