20 - Karma Itu Nyata!

Mulai dari awal
                                    

***

"CAROLINE!!"

Caroline tersentak, dan segera mengelus dadanya yang hampir jantungan mendengar panggilan Alfian menggelegar dari sabang sampai merauke. Mungkin orang yang di Aceh bisa denger suara Alfian.

Caroline menarik nafas sebelum balas berteriak, "APA?!!"

"KESINI!! DIPANGGIL TUAN, BUKANNYA KESINI, KOK MALAH JAWAB GITU?!!"

Tuan? Tuan?? What the... Sabar, car, sabar...insyaallah nanti lu dapet suami yang ganteng, sabar kan disayang cogan..., batin Caroline sembari mengelus dadanya lagi.

"CEPET SINI!! KOK LAMA BANGET?!!

"IYA, IYA, SABAR!!" Caroline segera meninggalkan lemarinya yang berantakan, karena ia masih memasuk-masukkan seluruh pakaiannya kedalam.

Ini adalah kamarnya, namun nanti malam ia akan tidur di loteng. Alfian itu manusia kejam!

Caroline berdiri didepan Alfian yang sedang duduk santai dengan pakaian santainya di sofa.

"Baru juga lo dateng, pembis," sinis Alfian.

Caroline mengangkat satu alisnya bingung, "Pembis?"

"Pembantu Bisul."

Caroline terbelalak, "Gila ya lu?! Gue ini cuman sebatas asisten lu! Bukan pembantu!"

"Sekarang gue tanya, lu kerjaannya ngapain aja?"

"Ya, nyapu, ngepel, masak, ngegosok, nyuci, segala macem lah!"

"Itu pekerjaannya sama kayak pembantu gak?"

"Iya juga ya," ujar Caroline tersadar.

"Lu nipu gue dengan bilang asisten?!"

"Asisten sama pembantu kan sama, pembis."

"Jangan panggil gue pembis!"

Alfian melotot tak terima, "Enggak bisa! Disini gue sebagai majikan lu, dan lu sebagai pembantu gue!"

"Asisten!"

"Sama aja!"

"Beda!"

"Sama!"

"Beda!!"

"Disamain atau gak gue gaji lu hari ini?" ancam Alfian.

Caroline tercengang, "Mana bisa gitu lah!!"

"Bisa lah! Kan gue majikan disini! Jadi, ya terserah mau gue dong!"

Nyesel gini gue terima tawaran dia, apa...gak jadi aja sebelum kelamaan?, batin Caroline berpikir.

Enemy But FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang