35 (B) - Akhir Dari Cerita

6.5K 862 144
                                    

Seminggu setelah Eunha pergi, suasana masih berkabung. Apalagi untuk Jungkook, dia mendapat masalah berat dalam hidupnya. Harus rela kehilangan orang yang dia cintai dan tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Jungkook benar-benar sangat kehilangan.

Mungkin di depan orang-orang, dia akan bersikap tegar dan biasa saja. Namun jika sedang sendiri, rasa sepi dan bersalah itu seakan membunuhnya pelan-pelan. Setiap hari dia akan menjenguk bayinya yang ada di rumah sakit karena masih mendapat perawatan, kadang Jehop dan Sinbi juga ikut menemani.

Sesuai dengan apa yang pernah Jungkook inginkan dahulu, bayi laki-laki hasil pernikahannya dengan Eunha dia beri nama Jeongsan. Bayi kecil itu yang menjadi satu-satunya kenangan terindah yang Jungkook dapatkan dari mendiang istrinya.

"Sinbi," panggil Jungkook, membuat wanita yang beda umur satu tahun dengannya menoleh ke arah lelaki itu.

"Ada apa, Jungkook?"

Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaket, menyerahkan amplop berwarna biru dengan gambar love merah di sisi kanannya, membuat Sinbi lantas mengernyitkan kening. Meski bingung, dia tetap menerima apa yang diberikan Jungkook.

"Dari siapa?"

"Eunha."

Ternyata, Jungkook tidak hanya melihat satu surat di kamarnya kemarin malam, melainkan dua. Dia baru sempat membaca surat dari Eunha karena baru kembali ke rumah mereka kemarin. Dia sebenarnya penasaran dengan apa yang ditulis sang istri untuk Sinbi, tetapi untuk menjaga privasi, Jungkook memilih untuk tidak membuka surat itu dan menyerahkan langsung pada Sinbi.

Sinbi memasukkan surat itu ke dalam tas kecil dan menunggu Jehop yang sedang ke toilet. Saat suaminya sudah kembali, mereka bertiga memutuskan berpisah di parkiran dan pulang ke rumah masing-masing setelah menjenguk Jeongsan.

Sesampainya di rumah, Sinbi langsung duduk di balkon kamar sambil membawa tas kecilnya. Sejak di mobil tadi, dia penasaran dan ingin membuka surat itu. Tetapi dia menahan diri untuk tidak membukanya sebelum dia sampai rumah.

Sinbi melirik ke arah dalam, kamarnya dan Jehop kosong. Sepertinya Jehop sedang mandi, karena tadi saat ke rumah sakit laki-laki itu baru saja pulang kerja, tidak sempat pulang ke rumah dulu untuk mandi. Sinbi sendiri juga tidak berangkat bersama suaminya tadi, dia naik ojek online dari kampus ke rumah sakit. Sengaja berjanjian bertemu satu sama lain ketika keduanya sudah sampai di sana.

Halo, Sinbi.

Apa suratku sudah sampai padamu?

Kau pernah bilang padaku kalau tidak suka membaca apapun selain komik bergambar. Tapi, aku ingin sekali ini saja kau baca suratku sampai akhir, ya?

Sinbi tersenyum tipis melihat tulisan wanita itu. Duduk di sofa merah yang ada di balkon kamar, ditemani angin sore dan cuaca mendung, Sinbi mulai membaca surat dari Eunha.

Sinbi, aku tidak pernah bosan mengucapkan kata maaf padamu, walau aku mengucap yang keseribu kalipun, itu tidak bisa menghapus rasa bersalahku begitu saja mengenai kita di masa lalu.

Kau sudah tahu kebenarannya, bukan? Saat beberapa waktu lalu kita berbincang di rumah sakit? Mengenai bagaimana aku bertemu dia dan ternyata dibalik perjodohan kami, mamaku memaksa Jungkook untuk menikahiku. Hal yang jujur saja membuatku kecewa, ternyata saat itu Jungkook tidak mencintaiku. Dia menikah dengan aku karena tidak mau kau terluka, Sinbi. Mama mengancam akan melakukan sesuatu padamu karena dia tahu dulu Jungkook masih punya hubungan denganmu, Sinbi.

Tapi jujur, itu belum semuanya. Lagipula saat itu kita lebih banyak membahas mengenai penyakitku, bukan?

Aku ingat kau marah-marah padaku karena menjadi orang terakhir yang mengetahui jika aku sakit selain Jehop dan Jungkook. Aku minta maaf, bukan maksudku menyembunyikannya darimu. Tapi aku hanya tidak ingin banyak orang tahu kalau aku tidak baik-baik saja, aku tidak mau dipandang dengan kasihan oleh orang lain hanya karena ini.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang