24 - Sisi Lain Dari Jehop

5.7K 814 116
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari ini Sinbi mulai kuliah seperti biasa. Dia cukup senang, karena dengan begitu fokusnya tak lagi hanya pada masalah Jehop yang menuduhnya. Dia bisa sejenak melupakan itu ketika sedang ada di luar rumah. Sepulang kuliah nanti, rencananya Sinbi ingin pergi ke rumah orangtuanya. Daripada Sinbi muak harus terus disalahkan, apa salahnya menghindar satu atau dua hari dan menginap di rumah? Toh, Jehop juga sudah tidak peduli padanya lagi. Seperti yang dikatakan lelaki itu kemarin, semua yang dilakukan Sinbi, Jehop tidak lagi ingin mengetahuinya.

Jika Sinbi memilih menghindar dari masalah, pagi-pagi sekali Jungkook sudah pergi mencari Eunha lagi ke berbagai tempat. Meski tahu yang dia lakukan sia-sia, masih ada harapan jika Jungkook bisa kembali bertemu dengan istrinya.

Jungkook memilih menepi di salah satu kedai makanan untuk sarapan. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, biasanya dia sudah sarapan dari pukul setengah delapan. Ini sudah lewat waktu sarapannya.

Dia memilih duduk di dekat kaca, menunggu makanan sambil melihat lalu lalang orang-orang di balik kaca bening yang menjadi pembatas antara kedai dan jalanan.

Jungkook meraih ponselnya di atas meja, mencoba menghubungi nomor Eunha untuk yang kesekian kali dan jawabannya tetap sama seperti kemarin. Alhasil, Jungkook memilih menghubungi mama mertuanya. Telponnya tersambung namun wanita itu tidak mau mengangkatnya. Apa Eunha sudah menceritakan semuanya hingga sang mertua membencinya?

Eunha dan Mamanya yang sedang duduk di halaman belakang, lagi-lagi mengalihkan pandangan ke arah ponsel yang berbunyi nyaring di atas meja. Mereka sudah tahu, sejak kemarin malam Jungkook tidak henti menghubungi bahkan mengirim banyak pesan yang sampai saat ini tidak mereka baca.

"Eunha, apa kau yakin tidak mau sekali saja mengangkat panggilan itu?" tanya sang mama pada putrinya yang kondisinya agak jauh lebih baik dari kemarin tetapi kesedihan itu masih terpancar di wajahnya.

Wanita itu menggeleng sembari mengelus perut besarnya dengan pelan.

Mamanya menghela napas lelah, "Kuyakin Jungkook khawatir dan terkejut saat kau pergi tiba-tiba seperti ini."

"Biarkan saja. Lama-lama juga dia akan terbiasa hidup tanpaku."

"Bagaimana jika mertuamu mencari keberadaan menantunya. Apa orangtua Jungkook tahu masalah ini?"

"Tidak, hanya Mama yang tahu."

"Lalu?"

"Aku akan minta maaf pada orangtua Jungkook karena telah mengecewakan anaknya dan juga mereka, tetapi aku akan melakukan itu jika aku sudah benar-benar siap untuk menunjukkan wajahku di hadapan mereka."

"Astaga, Eunha. Bahkan sampai sekarang mama tidak tahu apa-apa mengenai masalahmu. Sampai kapan kau akan terus menyembunyikan semuanya dari mama?"

Eunha hanya tersenyum tipis, merasa geli ketika rambutnya yang baru tumbuh terkena semilir angin. "Ma, ingat tidak? Dulu saat aku masih kecil aku pernah terjatuh di sana saat main sepeda?" Eunha mengalihkan pembicaraan, menunjuk ke tempat di mana terdapat lahan kosong yang memang digunakan untuk tempat bermain Eunha sewaktu kecil. Bahkan sampai sekarang, ayunan, perosotan, ring basket juga masih ada di sana. Orangtua Eunha sengaja melengkapinya karena tidak ingin Eunha jenuh dan memilih pergi ke luar rumah.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Where stories live. Discover now