25 - Kembali Bertemu dengan Jehop

5.4K 832 109
                                    

Guys, gua kebiasaan suka lupa sama nama tokohnya udah pernah dimasukin atau belom (kalau bukan pemeran utama dan cuma berperan selewat doang) wkwk. Ada yang ngasih tahu, gua pernah nulis nama Krystal jadi temen kantor Jehop tapi sekarang gua nulis nama Krystal lagi buat anaknya Jessica. Anggep aja Krystal ini adalah Krystal yang berbeda deh ya wkwkwk. Makasih btw yang udah ingetin. Kalau gua ada lupa-lupa lagi tolong ingetin ya guys karena abis ngetik lgsg publish gak di edit egen wkwkwk. Biasanya pembaca lebih jeli daripada yang bikin kkkk~

***

"Kau di mana? Apa kau baik-baik saja?"

"Iya, Kak. Aku baik. Bagaimana dengan kalian?"

"Tidak baik-baik saja tanpamu," kata Jehop, mengubah posisinya menjadi duduk. "Aku dan Jungkook mencarimu ke mana-mana, kami mengira kau tidak akan lagi muncul di hadapan kami ...."

"Jungkook mencariku?"

"Ya. Dia kacau semenjak kau pergi," ucap Jehop. "Mengapa nomormu yang lama tidak aktif lagi?"

"Aku membuangnya di jalan, jadi sekarang tidak menggunakan nomor itu."

"Pantas saja saat ditelpon tidak pernah bisa." Lelaki itu menghela napas. "Apa kau akan kembali lagi, Eunha?"

"Tentu saja."

"Cepatlah kembali, Jungkook keliatan berbeda sekali sejak kau pergi."

"Tapi aku kembali untuk mengatakan maaf pada Jungkook dan orangtuanya karena aku tidak lagi bisa melanjutkan pernikahan ini."

"APA?" Jehop terkejut. "Eunha, kau ... apa kau masih ada rencana untuk menceraikan Jungkook? Kau yakin? Jungkook mungkin akan langsung gila betulan jika kau mengatakan itu!"

"EUNHA? HALO? EUNHA!"

Sambungan terputus, Eunha mematikan telepon itu secara sepihak. Baru saja ingin menghubunginya, sebuah pesan masuk ke ponsel Jehop.

Kak, tolong jangan beritahu nomorku pada siapa-siapa. Terutama Jungkook, terimakasih.

Saat Jehop mencoba menghubungi Eunha kembali berulang-ulang, Eunha tidak mau mengangkatnya sama sekali.

Di tempat lain, Sinbi tengah memeluk guling di kamarnya. Dia ingin memejamkan mata sejak tadi namun tidak bisa. Berkali-kali dia mengecek pesan, tetapi tidak ada nama Jehop di sana.

Lelaki itu sepertinya tidak main-main dengan ucapannya saat mengatakan akan mengabaikan Sinbi.

Namun apa dia tidak khawatir saat Sinbi belum pulang ke rumah padahal sudah tengah malam begini? Atau Sinbi mengirim pesan lebih dulu saja ke Jehop dan mengatakan bahwa dia ada di rumah Mama.

Tapi? Untuk apa? Memang Jehop peduli?

"Uh." Sinbi mengubah posisi menjadi terlentang. Dia memanyunkan bibirnya, kedua tangannya terkepal dan sekarang memukul-mukul tempat tidur. Mengapa dia jadi mengharap Jehop mengkhawatirkannya begini?

Mungkin saja lelaki itu sudah tidur, untuk apa repot-repot mengirim pesan untuk gadis yang dengan terang-terangan mengatakan mencintai lelaki lain dihadapan suaminya sendiri?

Saat Sinbi menarik selimutnya hingga menutupi dada, pintu kamar yang diketuk seseorang membuatnya tidak jadi berusaha memejamkan mata.

"Sinbi, kamu sudah tidur belum?"

"Belum, Ma." Sinbi menyahut, lalu menyibakkan selimut dan berjalan membuka pintu kamar yang dikunci. "Ada apa?"

"Jehop tadi telpon Mama, katanya besok sore dia akan menjemputmu. Mengapa tidak bilang jika kau ingin menginap di sini?"

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang