8 - Mesra (Tak Selalu) Berarti Bahagia

4.6K 732 180
                                    

Di mata keluarga dan orang-orang, Jungkook dan Eunha adalah pasangan yang paling romantis dan terlihat selalu lengket setiap hari.

Di mata keluarga dan orang-orang juga, Jehop dan Sinbi adalah pasangan dengan dua kepribadian berbeda dan saling melengkapi satu sama lain.

Mereka iri, namun mereka tidak tahu bahwa apa yang terlihat di luar belum tentu apa yang sebenarnya terjadi. Orang-orang hanya mampu melihat, memberi komentar, merasa iri, padahal baik Jungkook-Eunha atau Jehop-Sinbi juga tidak ingin berada dalam posisi di mana mereka harus bisa bersandiwara.

Ya, semua hanya pura-pura.

Pura-pura baik-baik saja agar terlihat bahagia. Menunjukkan pada orang lain jika mereka mampu melakukan hal yang lebih dengan pasangan mereka, walau pada kenyataannya tanpa mereka sadari hal itu malah membuat mereka semakin memendam rasa sakit.

Jungkook baik, namun jika emosinya sedang tinggi dia sering membentak Eunha dan apa yang dilakukan istrinya jadi serba salah. Eunha diam-diam sering menangis jika sendiri. Kadang rasanya dia ingin kembali pada orangtuanya saat Eunha sudah merasa tidak sanggup, tapi sebelum menikah orangtua Eunha pernah memberinya nasihat agar bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa harus ada campur tangan orangtua.

Sinbi juga sebenarnya baik, tetapi karena dia benci pada Jehop, gadis itu enggan berada dalam jarak yang dekat dengan suaminya dalam waktu lama. Mereka tidak pernah melakukan hal yang seharusnya dilakukan suami-istri, mencium Sinbi pun Jehop belum pernah. Meski begitu, Jehop sama sekali tidak mempermasalahkannya. Melihat Sinbi mau mengeluarkan suara dan melakukan sesuatu untuk Jehop akhir-akhir ini saja sudah membuatnya bersyukur.

"Ada apa?" tanya Jehop saat dia melihat teman yang duduk di sebelahnya sangat senang setelah menerima telepon. Jika sudah begini, biasanya ada kabar baik.

Semua teman ruangan Jehop lantas berkumpul, tidak laki-laki, tidak juga perempuan. Mereka seperti tidak punya kerjaan di kantor, tapi sebenarnya pekerjaan mereka menumpuk. Jika dikerjakan terlalu serius pun nanti stres. Daripada stres lebih baik kan seperti ini. Tak jarang jika mereka semua benar-benar sedang dalam tahap stres dikejar deadline, mereka akan menyetel lagu rock dengan speaker di ruangan.

"Istriku hamil."

"Syukurlah. Aku turut senang mendengarnya," respon teman-teman Jehop dengan heboh. "Sebentar lagi kau akan menjadi calon ayah, Namjoon. Berhentilah bertingkah konyol dan mulailah berwibawa," saran salah satu di antara mereka.

"Memang selama ini aku tidak berwibawa?"

"Kau hanya berwibawa saat bertemu atasan."

Teman-temannya tertawa mendengar jawaban Jehop. Mereka juga membenarkan itu. Namjoon itu hanya bersikap tenang saat bertemu atau saat atasan datang ke ruangan. Nanti jika atasan mereka sudah pergi, dia akan kembali pada wujud aslinya.

Hampir sebelas-duabelas dengan Jehop. Moodboster di dalam ruangan finance, ruangan di mana setiap hari mereka bertemu untuk bekerja dan mempererat kekeluargaan. Jika Namjoon atau Jehop tidak berangkat kerja, sudah pasti suasana akan berubah garing karena tidak ada celetukan dan balasan lucu yang selalu muncul dari mereka berdua. Setiap hari ada saja bahan untuk membuat orang tertawa.

"Istrimu kapan, Jehop? Aku tidak bisa membayangkan jika bayi Namjoon dan bayinya Jehop bertemu, apa ruangan kita akan semakin heboh?"

Mereka tertawa, begitu pula Jehop dan Namjoon. Tetapi, tawa yang ditujukkan kali ini dari lelaki itu berbeda. Hambar.

"Kau harus lebih bersemangat saat melakukannya dengan Sinbi!"

"Yak, sudah-sudah! Jangan bahas lebih jauh." Jehop mengusir teman-temannya untuk kembali melakukan tugas. "Jika terus dipancing pasti pembahasan kita akan melebar ke mana-mana."

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Where stories live. Discover now