30 - Jehop : "Kau Cemburu, Ya?"

6.7K 878 236
                                    

Sejak kejadian di mana Jungkook, Eunha, Sinbi dan Jehop bertemu di ruangan satu sama lain, mereka berempat menjadi dekat. Kadang jika Sinbi tidak sibuk kuliah atau kegiatan lain dia memilih pergi ke rumah sakit dan menemani Eunha.

Eunha senang, Sinbi berubah. Gadis itu mau bicara dengan Eunha dan tidak lagi menjauhinya. Sejak tahu penyakit Eunha dan cerita sebenarnya di balik pernikahan Eunha dan Jungkook, mereka memilih saling memaafkan dan memulai pertemanan baru. Mereka sudah cukup dewasa untuk tidak lagi mempermasalahkan laki-laki, toh dia juga sudah punya Jehop.

Sinbi memotivasi Eunha agar selalu semangat dan tidak bersedih lagi karena dia, Jungkook, dan Jehop akan selalu berada di samping Eunha kapanpun wanita hamil itu butuh.

Eunha tak perlu lagi berpura-pura menggunakan wig, tak perlu menghabiskan berjam-jam waktu untuk make up dan menyembunyikan wajah sakitnya, dia tidak perlu lagi melakukan itu. Dia senang karena mereka bisa menjadi teman yang menerima kekurangan Eunha.

Meski begitu, dia masih belum terbuka pada teman-teman yang lain soal penyakitnya. Hanya orangtua dan ketiga orang itu saja yang tahu.

"Kau di mana, Bi?"

"Rumah sakit. Apa kau sudah pulang?" Sinbi yang bicara lewat telpon dengan suaminya, tersenyum saat Eunha memegang jari Sinbi dan menggenggam dan melepasnya berulang-ulang. Mereka duduk sebelahan, tengah mengobrol mengenai masa sekolah Sinbi dulu tetapi Jehop tiba-tiba saja menelpon dan merusak suasana.

"Ya, aku sedang jalan ke parkiran. Bagaimana kondisi Eunha?"

"Jauh lebih baik dibanding kemarin."

"Syukurlah, kau ingin kubawakan sesuatu?"

"Mm, sebentar." Sinbi sempat berpikir sebelum akhirnya bersuara. "Aku ingin ayam geprek mozarella, tapi makan di sana saja biar sekalian."

Dia tidak enak bila harus makan di sini sementara Eunha masih harus makan dengan alat bantu selang.

"Wah, itu enak, Bi," sahut Eunha, dan Sinbi bisa mendengar suara Jehop yang terkekeh ketika suara Eunha terdengar ke sana.

"Iya, nanti kalau kau sudah sembuh kita makan bersama ke sana, ya? Yang penting sembuh dulu."

Eunha mengangguk, memilih menyandarkan kepala di bahu Sinbi dan itu membuat Sinbi menggunakan tangan sebelahnya yang bebas untuk merangkul bahu Eunha.

"Sinbiku sangat baik," kata Jehop di sebrang sana yang mendengar perkataan Sinbi beberapa detik lalu. "Omong-omong Jungkook belum datang ke sana?"

"Belum, mungkin masih di jalan," jawab Sinbi seadanya. "Kau sedang menyetir?"

"Baru pakai sabuk pengaman."

"Ya sudah, tutup telponnya. Jangan menelpon sambil menyetir, bahaya. Aku tidak mau jadi janda muda."

Mendengar itu, Jehop terbahak. Meski dia bisa membayangkan jika Sinbi bicara dengan raut wajah tanpa ekspresi andalannya, tetap saja ... gadis itu menggemaskan.

"Ya sudah, aku tutup dulu, ya. Lima menit lagi aku sampai ke sana."

Sinbi sudah tidak seperti beberapa minggu lalu. Jika dia biasanya iri melihat Jungkook dan Eunha berdekatan, tapi sekarang sudah mendingan. Jehop bilang, jika dia iri melihat Eunha dan Jungkook berpelukan, dia bisa memeluk Jehop juga. Atau jika Eunha dan Jungkook berciuman? Bibir Jehop selalu tersedia untuk Sinbi jadikan pelampiasan. Selama ada Jehop, hati Sinbi aman terkendali.

Meski kadang jiwa galak dan ketusnya masih keluar, sampai kapanpun dia tidak akan menyerah untuk kedua kali pada Sinbi. Ah, Jehop memang sekarang jadi budak cinta, Bucin!

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang