21 - Rasa Jenuh Itu Ada

5K 848 236
                                    

"Mama, apa rumah kita yang dulu masih ada? Atau Mama sudah menjualnya?" tanya Eunha dari balik sambungan telepon. Sore ini Eunha memilih duduk di balkon kamar setelah dia selesai mandi. Sementara Jungkook pergi mendadak ke kantor karena ada urusan. Lelaki itu berjanji akan langsung pulang setelah semuanya selesai, tetapi Eunha sudah tidak mempedulikannya lagi.

"Tentu saja masih ada, Sayang. Ada apa memangnya?"

"Aku ingin kembali ke sana."

"Apa? Kenapa?"

"Aku ingin pergi, ke tempat yang tidak ada satupun orang yang kukenal bisa menemukanku," ucap gadis berambut pendek itu. "Kalau perlu, beli rumah yang baru di pinggir kota, Ma."

"Mengapa tiba-tiba begini, Sayang? Apa kau ada masalah sekarang? Ayo ceritakan pada Mama," ucap wanita itu mendadak panik. "Ada yang membuatmu tidak nyaman?"

Eunha terkekeh. "Aku terlalu lelah, membutuhkan suasana baru untuk menghibur diriku."

"Tapi semua tak akan terjadi tanpa sebab, apa kau punya masalah?"

"Aku ingin bercerai dari Jungkook."

"Apa?"

"Aku merasa kami berdua sudah tidak cocok satu sama lain."

"Me-mengapa tiba-tiba, Nak? Apa yang Jungkook lakukan padamu? Apa dia menyakitimu?"

"Tidak, justru aku yang menyakiti dia. Jadi, aku ingin melarikan diri darinya. Aku tidak punya muka bertemu dengan Jungkook lagi."

"Mama ... Mama benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan. Bukankah kau sangat mencintai Jungkook? Benarkan?"

Aku memang mencintainya, tapi dia tidak. Sesederhana itu.

"Sekarang tidak lagi. Aku baru menyadari jika yang selama ini kurasakan pada Jungkook bukan cinta." Eunha menahan diri untuk tidak kembali menangis. "Aku baru menyadari jika aku tidak pernah mencintainya."

Bohong, itu adalah kebohongan terberat yang pernah diucapkan olehnya.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Aku ingin pergi sejauh mungkin, tak memunculkan diriku lagi dihadapannya. Aku ingin hidup bersama Mama dan Papa saja. Juga calon anakku nanti."

"Astaga, Mama tidak habis pikir denganmu. Apa kau yakin dengan apa yang kau putuskan? Tidak mau membicarakan baik-baik dulu dan menyelesaikan masalahmu?"

Tidak, semuanya selesai sampai di sini.

"Aku sudah besar, Ma. Setiap keputusan yang kuambil, sudah kupikirkan dengan baik."

"Apa perlu Mama membantumu menengahi masalah ini?"

"Tidak. Mama tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Ini semua salahku, dan aku tidak ingin membuat Mama ikut bersalah di mata Jungkook."

"Eunha ... kau satu-satunya anakku. Mama tidak bisa melihatmu bersedih. Sekali lagi kutanya padamu. Apa kau yakin akan berpisah dengan Jungkook?"

Eunha terdiam, menatap kosong ke arah depan sana dan mengusap airmata yang jatuh ke pipi. "Ya," lirih Eunha, sangat pelan sebelum akhirnya mengakhiri sambungan telepon itu dan kembali menangis.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Where stories live. Discover now