13 - Semua Orang Pintar Berbohong

4.3K 707 228
                                    

Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di depan pagar rumah. Sinbi melepas sabuk pengaman yang dia kenakan, lalu mengucapkan terimakasih pada laki-laki yang sudah mengantarnya kembali ke rumah.

Jungkook menatap punggung gadis yang kini berjalan dan membuka pagar rumah setelah menutup pintu mobil.

Tak banyak pembicaraan mereka setelah Jungkook bertanya mengenai rumah tangga Sinbi dan Jehop. Gadis itu mengatakan jika dia bahagia bersama Jehop, tetapi sorot mata dan raut wajahnya berkata lain.

Jungkook tidak sebodoh itu untuk mengetahui jika Sinbi tengah berbohong. Dia sudah mengenal gadis itu sejak lama, dan Sinbi selalu menunjukkan dia tertarik atau tidak dengan sesuatu lewat mimik wajah.

Apa Sinbi punya maksud lain saat dia menikah dengan kakaknya?

Apa itu?

Sinbi masuk ke dalam rumah dan sempat melihat jika mobil hitam Jungkook masih ada di depan sana. Dia tidak lagi tersenyum atau menatap Jungkook. Setelah mengunci pagar rumah dari dalam, Sinbi bergegas masuk karena sudah malam.

"Kau baru pulang, Sinbi?" tanya Jehop yang mengenakan celana training dan jaket abu-abu. Lelaki itu menutupi kakinya dengan selimut dan sekarang tengah bersandar sembari menonton televisi.

"Ya, aku membawakan makanan untukmu," ucap Sinbi sembari menaruh kantong plastik yang merupakan makanan dari restoran yang sama dengan yang Sinbi datangi tadi. Dia memesan satu lagi untuk dibawa pulang.

"Terimakasih, Bi."

"Tadi siang kau makan apa?"

"Telur dadar pakai nasi," kata Jehop seadanya. Dia kini duduk di pinggir ranjang dan mengeluarkan makanan yang dibelikan Sinbi. Mata lelaki itu berbinar saat membuka tutup makanannya. Ketika dia hendak menawarkan makan pada Sinbi, gadis itu sudah lebih dulu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jehop merasa, hari ini adalah hari terbaik dalam hidupnya.

Ketika ada yang bertanya padanya apa yang paling menyenangkan dari jatuh cinta? Maka Jehop akan menjawab dengan dua kata; cintanya terbalas!

Jehop tidak bisa untuk tidak bawa perasaan jika menyangkut tentang kebaikan Sinbi padanya. Dia rasa, karena mimpi kemarin Sinbi mulai berubah. Meski tidak tahu apa yang dimimpikan Sinbi sampai dia menangis seperti anak kecil yang takut ditinggal pergi, Jehop seolah mendapat banyak hal tak terduga sekarang. Sakit yang awalnya dia anggap sebagai beban, sekarang malah membawa keberkahan tersendiri karena Sinbi menjadi lebih perhatian padanya.

Di lain tempat, Eunha tengah mengemas barang-barangnya ke koper untuk meyakinkan Jungkook jika dia benar-benar ingin pergi jalan-jalan bersama ibunya.

"Mengapa ibu memilih pergi bersamamu?" tanya Jungkook yang baru saja keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu masih mengenakan handuk yang melingkar dari perut sampai lutut dan kini berdiri di dekat Eunha.

"Memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa. Hanya saja masih ada ayah atau saudaranya yang sebaya yang bisa diajak pergi bersama untuk jalan-jalan ke luar kota. Mengapa harus kau?"

Eunha terkekeh mendengar ucapan Jungkook. "Sekali-kali, aku juga ingin jalan. Bosan di rumah dan hanya jalan-jalan di mal sendirian. Lebih baik berdua bersama mama. Meski hanya menyusuri bibir pantai atau menikmati sunset, setidaknya aku tidak merasa hidupku monoton karena hanya melihat pemandangan yang sama setiap hari."

Jungkook kini berjalan dan memeluk Eunha dari belakang. Dia menaruh dagunya di bahu sang istri, kemudian berkata, "Jangan lama-lama, aku pasti akan merindukanmu."

"Bukankah lebih baik begitu?" Tak lama kemudian, Eunha meralat ucapannya. "Maksudku, ya ... aku juga akan merindukanmu," lirih Eunha dengan raut wajah datar. Toh, Jungkook juga tidak melihat ekspresinya sekarang karena Eunha merasakan lelaki itu menenggelamkan wajah ke ceruk lehernya.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Where stories live. Discover now