2 - Aku Tidak Suka Sikapmu!

5.9K 848 92
                                    

"Berhenti merangkai kata-kata menjijikan seperti tadi," ucap gadis yang melipat kedua tangan di dada. Mereka berdua sedang berada dalam mobil dan Jehop tengah mengendarai mobil hitamnya menuju ke rumah.

"Maksudmu?"

"Aku tidak suka kau mengatakan hal-hal bohong seperti tadi," jelas Sinbi, nada bicaranya makin tinggi. "Jangan pura-pura bodoh, aku tahu kau mengerti apa maksudku."

"Aku tidak berbohong, soal apa yang kukatakan pada ibu, itu adalah benar." Lelaki itu mendekatkan wajahnya sedikit ketika mobilnya berhenti saat berwarna merah. "Aku mencintaimu, itu adalah sebuah kebenaran."

Sinbi bergidik jijik ketika melihat Jehop mengedipkan sebelah mata sembari duduk seperti posisinya semula. Gelak tawa memenuhi mobil, tentu saja, lagi-lagi Jehop melakukan itu seorang diri karena kini Sinbi cemberut dan memukul lengan laki-laki itu menggunakan tas yang awalnya berada di pangkuan sang istri. Sinbi tidak sedang bercanda, dia memukul suaminya karena kesal dengan Jehop yang suka bersikap seenaknya. "Sayangnya aku tidak mencintaimu, aku menikah denganmu karena kau yang memaksaku. Ingat ya ...." Saat manik mata keduanya bertatapan, wanita itu menyipitkan mata sembari menaruh telunjuknya di dada Jehop. "Aku menikah denganmu karena aku kasihan."

"Ya, kau tenang saja. Aku akan selalu mengingat itu, Bi." Meski menanggapinya dengan senyuman lebar dan kekehan yang kembali keluar dari mulutnya, nyatanya Jehop tertawa miris dalam hati. Sebelumnya, lelaki itu tidak pernah takut akan apa pun. Namun sekarang, dia sangat menakuti satu hal yaitu; suatu hal janggal tentang gadis yang duduk di sebelahnya. Dia takut, apa yang dia pikirkan benar-benar menjadi kenyataan.

***

Pagi hari, Jehop selalu bangun lebih awal dibanding istrinya. Entah itu hari biasa atau hari libur. Bangun tidur, Jehop langsung menyiapkan pakaian yang akan dipakai kerja dan membuat sarapan untuk dia dan Sinbi, setelah itu baru dia pergi mandi dan bersiap-siap.

Sinbi biasanya bangun tidur saat Jehop sudah berangkat kerja, dan Jehop selalu memberinya note di atas nakas samping ponsel istrinya berada dan memberitahu jika dia sudah memasak sarapan untuknya.

Jehop bekerja sebagai karyawan biasa di salah satu perusahaan, bagian keuangan. Gajinya tidak besar, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarga, sisanya ditabung untuk masa depan. Dia bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi setidaknya dia mensyukuri nikmat yang sudah Tuhan berikan untuknya. Menurut Jehop, kaya tidak melulu soal uang. Namun, mempunyai fisik sehat tanpa kurang suatu apa pun dan masih diberi kesempatan bernapas di dunia ini saja sudah lebih dari cukup.

Kening gadis yang tengah memejamkan mata itu mengernyit saat merasakan sesuatu yang lembab mampir di dahi. Saat dia membuka satu matanya, dia melihat Jehop menjauhkan diri setelah mencium keningnya.

"Maaf, aku tidak bermaksud menganggumu," ucap Jehop, dia yang awalnya duduk di pinggir ranjang dan baru saja selesai menulis note sebelum berangkat, kini memutuskan berdiri dan agak menjaga jarak dengan Sinbi. "Jangan lupa baca note, aku pergi dulu, ya."

"Menyebalkan," desis Sinbi ketika laki-laki yang ketahuan mencium keningnya saat sedang tidur tampak salah tingkah dan kini sudah pergi meninggalkan kamar. Sinbi menghapus bekas kecupan Jehop di keningnya menggunakan selimut. "Mencium orang seenaknya saja. Dia pikir aku suka dicium olehnya?"

Sinbi mengubah posisi menjadi duduk, lalu melihat note yang ditulis Jehop untuknya.

Hari ini aku masak nasi goreng dan telur dadar. Aku tidak membuatkanmu telur mata sapi lagi sekarang karena aku tahu kau tak menyukainya. Jangan lupa sarapan, cantik!

Sinbi memutar bola mata, memilih membuang note dari Jehop ke sembarang arah hingga angin menyeretnya dan membuat note itu masuk ke dalam kolong tempat tidur.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Where stories live. Discover now