7 - Tapi Cintaku yang Terbaik

4.2K 754 192
                                    

Jangan lupa setel mulmed gaes, lagu jaman gua SMP anjir wkwkwk pas banget buat doi yang pura-pura gak peka sama my heart waktu itu anjai ngapa gua yang baper😂

***

"Ke mana saja, sih? Sengaja ya telat menjemput dan membuatku sendirian di tempat ini?"

Sinbi langsung mengoceh saat masuk ke dalam mobil. Dia kesal pada Jehop karena telat menjemput dan membuat Sinbi menunggu di depan pos satpam bersama penjaga sekolah.

"Maafkan aku, Sinbi. Ada masalah sedikit dalam pekerjaanku jadi aku harus menyelesaikannya dulu."

"Tidak mau tahu! Dasar menyebalkan!" Sinbi memukul lengan Jehop dengan tasnya. "Kau pikir menunggumu itu menyenangkan apa? Ha?"

Jehop sengaja berbohong dan tidak bilang kalau dia habis bertemu dan mengantar Eunha pulang. Dia takut akan menjadi masalah baru nanti. Apalagi saat dia tahu dari Eunha jika Sinbi menghindarinya. Lelaki itu tidak mau Eunha kembali menjadi imbas atas semua masalah ini.

"Iya, maafkan aku, Sayang. Lain kali aku akan lebih bekerja keras agar tidak telat menjemputmu."

"Jangan panggil aku begitu, menyebalkan!" teriak Sinbi dengan wajah ketus andalannya. "Aku kelaparan menunggumu setengah jam. Tahu begitu lebih baik aku pulang naik kendaraan lain."

"Aku mendapat makanan dari rekan kerjaku, makanlah sekarang. Maafkan aku, ya?"

Jehop tidak mungkin bilang kalau dia yang beli makanannya, nanti Sinbi curiga. Jadi, lelaki itu bilang jika makanan yang dia beli adalah pemberian temannya. Dia mengambil kantong yang ada di bangku tengah dan menyerahkan pada istrinya. "Makanlah. Aku akan mengendarai mobilku pelan-pelan agar kau nyaman."

Sinbi sempat menatap Jehop dengan sinis sebelum akhirnya dia mengambil kantung berisi makanan dari salah satu restoran korea. Saat dibuka, bau makanan itu membuat Sinbi tergoda dan langsung menyantap makanan dengan lahap.

Jehop yang sudah memastikan istrinya dalam kondisi baik, menyalakan mesin mobil dan mengendarai kendaraan menuju ke rumah mereka.

Sinbi ingin bertanya apakah lelaki itu sudah makan atau belum, tetapi dia terlalu gengsi untuk mengatakannya. Nanti, Jehop bisa percaya diri dan menganggap Sinbi mulai mencintainya jika dia bertanya semacam itu.

Sesampainya di rumah, seperti biasa Sinbi mandi lebih dulu kemudian bergantian dengan Jehop. Saat Sinbi sudah selesai mandi dan berpakaian, dia berencana untuk memasak nasi dan telur dadar untuk makan malam Jehop.

Selesai dengan kegiatannya, Sinbi kembali naik ke kamarnya berada dan mendapati Jehop sudah bersiap-siap berbaring di ranjang dan memejamkan mata. Sinbi langsung memukul tubuh Jehop menggunakan bantal hingga membuat lelaki itu kaget.

"Aku sudah memasak makan malam, jangan tidur dulu. Sana makan!"

"Masak?" ucap Jehop. "Tapi tadi aku sudah makan, Bi."

"Ya sudah, kalau tidak mau dimakan biar kubuang nasi dan telurnya. Untuk apa membuatnya susah payah tapi tidak dihargai?"

Saat Sinbi kembali berbalik arah dan menuju dapur, Jehop langsung bangun dari tidurnya dan mengejar istrinya yang sedang marah.

"Bi, bukan tidak menghargai. Aku hanya ...."

"Aku memang cuma bisa masak begini. Itu sebabnya kau bilang sudah makan di luar. Bilang saja kalau masakanku tidak enak!"

"Hei, Sinbi bukan begitu." Jehop mengambil sepiring nasi dan telur yang hendak dibuangnya ke tempat sampah. "Jangan dibuang, aku akan memakannya."

"Jangan dipaksa kalau kau tidak mau. Aku juga tidak berharap kau makan masakanku." Sinbi mengekor ke arah Jehop yang kini duduk di kursi dan mengambil sendok makan.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Where stories live. Discover now