27 - Kita Sama

48.8K 2.3K 15
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Hingga akhirnya bulan September berakhir dan datanglah bulan Oktober. Seperti layaknya dedaunan yang sudah kekuningan jatuh ke tanah dan tergantikan oleh daun yang baru.

Untuk yang pertama kalinya, Vella bermain di rumah Alan. Ditemani dengan Alvaro dan anjing Alan, Lucas. Vella juga mengetahui bahwa Alan mempelihara anjing dan sangat menyayangi semua anjing. Dan setahu Vella, cowok penyayang binatang adalah cowok yang setia.

Sampai sekarang, Vella masih belum mengerti tentang perasaannya terhadap Alan. Vella memang nyaman jika berada di dekat Alan, namun ia masih belum bisa mengatakan bahwa ia menyukai Alan. Hal lain yang membuatnya mulai yakin dengan perasaannya adalah ketika ia berada di dekat Alan, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Ketika Alan menatap matanya, tiba-tiba saja jantungnya berdegup sangat kencang. Apalagi ketika Alan menarik Vella ke dekapannya yang hangat dan membuat nyaman.

Sore ini, Vella, Alan, Alvaro serta Lucas sedang duduk santai di bangku dekat kolam renang yang terletak di belakang rumah Alan. Ini pertama kalinya Vella bermain ke rumah Alan, oleh karena itu ia baru mengetahui bahwa rumah Alan jauh lebih besar dari rumahnya. Apalagi di rumah Alan terdapat kolam renang dan juga taman kecil di bagian belakang rumah.

Vella kini sedang mengelus bulu lebat Lucas dengan lembut. Dari dulu Vella memang ingin mempunyai anjing peliharaan. Vella juga ingin pelihara kucing, namun sayangnya ia alergi terhadap hewan lucu yang suka memakan ikan tersebut.

"Lucas biasanya yang mandiin siapa?" tanya Vella yang masih mengusap bulu lebat Lucas.

"Aku," jawab Alan yang sedang memakan apel yang sudah dipotong-potong. Sedangkan Alvaro sedang memainkan ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.

Vella terkekeh. "Rajin banget sih."

Alan ikut tertawa, lalu menyodorkan mangkuk berisi potongan apel itu. "Mau, gak?"

Vella menggeleng. "Gak ah, tangan aku kotor abis pegang Lucas."

Alan mengambil satu potong apel, kemudian menyodorkannya ke arah Vella. "A," pintanya.

Vella tersenyum tipis dan membuka mulutnya, tepat saat itu juga Alan memasukkan potongan apel ke dalam mulut Vella. Vella mengunyah apel itu, rasanya manis dan enak.

"Enak, kan?" tanya Alan sambil menampilkan senyum manisnya.

Vella mengangguk dan membalas senyum Alan. "Iya."

"A lagi," pinta Alan, Vella pun membuka mulutnya dan Alan memasukkan potongan apel itu ke dalam mulut Vella. Sedangkan Vella mengunyah potongan apelnya secara perlahan sambil mengelus bulu lebat Lucas.

Alvaro yang berada lumayan jauh dari mereka berdua itu mulai mengalihkan pandangannya ke arah Alan yang sedang menyuapi Vella. Alvaro mendengus ketika melihat Alan yang suka curi-curi pandang ke arah Vella ketika cewek itu sedang mengelus bulu lebat Lucas.

Beh, berasa dunia milik berdua. Gue-nya dicuekin, anjay! batin Alvaro.

"Udah kali, suap-suapannya. Gue serasa kayak nyamuk, nih." Alvaro sengaja memperbesar volume suaranya agar dua manusia itu dengar. Benar saja, keduanya langsung menoleh ke arah Alvaro.

"Bodo, Al, bodo. Kalo gak suka, pergi aja sono," cetus Alan.

"Astaghfirullah, galak amat, Bang," protes Alvaro. "Kak Vel aja kalem. Lah cowoknya galak, jutek, plus nyebelin. Kalo gitu, Kak Vel buat gue aja deh."

"Bacot lu," dengus Alan sebal. "Pergi sana."

Vella menabok bahu Alan pelan. "Hush! Gak boleh gitu sama adek sendiri!"

She's MINE!! (✔)Where stories live. Discover now