20 - Hari Pertama

54.4K 2.9K 102
                                    

Hoho double update!!!

Btw kalo ada typo kasi tau ye.

●●●

Cowok yang memiliki senyum manis itu menyisir rambut coklatnya hanya dengan jari-jari tangannya. Setelah mandi tadi, ia mulai mengancingi seragam sekolah barunya. Senyuman lebar terbit di wajah tampannya ketika matanya melihat pantulan dirinya di cermin kamarnya.

Jika kalian bingung kapan Alvaro mendapat seragam barunya, Harry yang kemarin pulang sore itu mengunjungi sekolah Alan. Selain membeli seragam untuk Alvaro, Harry juga mendaftarkan Alvaro serta membeli buku pelajaran untuk anak bungsunya itu. Alvaro pun senang sekali karena ia bisa satu sekolah dengan kakaknya.

Ya, SMP dan SMA Cinta Bangsa memang masih satu gedung. Jadi, Alvaro akan lebih mudah untuk berkepo ria tentang kakaknya itu.

Usai mengancingi seragamnya yang tanpa name tag itu, Alvaro menyemprotkan parfumnya yang tak pernah ganti sejak dulu. Setelah merasa sudah wangi, Alvaro meraih tas ransel birunya dan berjalan keluar kamar.

Sampai di depan kamar, tiba-tiba Alvaro menghentikan langkahnya. Sebuah ide jahil terlintas di otaknya. Tak lama, senyuman jahil pun terukir di wajah manisnya. Akhirnya, Alvaro berjalan mengendap-ngendap menuju kamar Alan. Perlahan, ia membuka pintu kamar itu. Tampak seorang cowok yang tak memakai atasan sedang tertidur pulas sambil memeluk guling kesayangannya.

Alvaro berjalan menuju ranjang Alan sambil terkikik geli. Walaupun Alan terlihat hot saat tidur karena tidak memakai atasan, namun cowok itu tampak seperti anak kecil karena memeluk gulingnya dengan erat. Ditambah lagi dengan 'pulau air'nya yang setia menempel di bantal kepala. Membuat siapa saja cewek yang melihat pasti akan ilfeel.

Alvaro mengedarkan pandangannya, berusaha mencari sebuah benda yang kira-kira bisa dipakai untuk menjahili kakaknya. Ketika matanya menangkap sebuah botol minum besar berisi air, Alvaro tersenyum miring. Alvaro meraih botol minum itu, lalu kembali mendekati Alan yang masih tertidur pulas di ranjang empuknya. Tanpa pikir panjang, Alvaro menumpahkan seluruh isi botol tersebut ke wajah Alan.

Merasa tubuhnya disiram sesuatu, Alan langsung panik. Saking terkejutnya, ia hampir saja terbang dari tempat tidurnya itu. Matanya membelalak. Rambut, wajah, leher, dan sebagian tubuh bagian atasnya basah karena air yang sengaja ditumpahkan Alvaro. Melihat Alan kaget, Alvaro pun terbahak-bahak dengan senang.

"Lo ngapain, sih?!" Alan menatap Alvaro dengan marah. Sementara yang dimarahi itu malah nyengir seakan-akan tak ada sesuatu yang ia lakukan sama sekali.

"Bangunin elo, hehe." Seperti biasa, Alvaro nyengir.

"Gue gak butuh dibangunin!" kesal Alan. Ia kembali tidur di ranjangnya yang sudah basah karena air, lalu menarik selimutnya sampai hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Alvaro berdecak. "Lo tiap hari begini, Bang?"

Namun, Alvaro tak mendapat jawaban apa-apa kecuali dengkuran halus yang keluar dari bibir Alan. Ternyata, Alan cepat sekali tidur. Padahal Alvaro belum lama menyiramnya dengan air.

"Ish, Abang."

"Woi, Bang." Alvaro mengguncang-guncangkan tubuh kakaknya itu. "Mau gue sirem lagi lo?"

"ABAAANGGG!!!" Alvaro berteriak tepat di telinga Alan. Sontak cowok yang masih di dalam selimut itu mengubah posisinya menjadi duduk dan mengusap-usap telinganya. Melihat itu, Alvaro tertawa puas.

"Buruan mandi, Bang. Gue gak mau ke sekolah sendirian."

🐶🐶🐶

She's MINE!! (✔)Where stories live. Discover now