26 - Kejutan

44.7K 2.6K 35
                                    

Vella menguap lebar dan merenggangkan ototnya yang kaku, lalu bangkit dari tempat tidur. Ia merapikan tempat tidurnya yang berantakan, mematikan pendingin ruangan yang dinyalakan sejak semalam. Kemudian berjalan pelan menuju kamar mandi.

Setelah membersihkan tubuh, Vella melangkahkan kaki menuju lemari pakaiannya. Tangannya meraih hoodie berwarna merah muda dan ripped jeans berwarna hitam. Vella memakaikan pakaian itu ke tubuh mungilnya, kemudian menyisir rambut panjangnya hingga bagian kusutnya hilang.

Usai itu, Vella keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Ketika dirinya tiba di meja makan, ia mengernyit bingung ketika menemukan sebuah kertas yang dilipat-lipat. Karena penasaran, Vella membuka lipatan kertas itu.

Selamat ulang tahun, Non Vella. Maaf, Bibi mendadak harus pulang kampung karena adik Bibi yang cowok sakit demam. Bibi juga belum sempet masak, maaf ya, Non.

Vella menghela napas. Benar, kan? Ulang tahun pada tahun ini akan menjadi lebih buruk dari pada ulang tahun di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan Bi Rani saja pergi meninggalkan Vella sendirian di rumah. Berarti Vella benar-benar tidak merayakan ulang tahunnya pada tahun ini.

Gak papa, gue bisa ngerayain sendiri, pikir Vella.

Akhirnya, Vella memakai flat shoes berwarna navy yang ia punya. Vella berniat untuk merayakan ulang tahunnya sendirian, tanpa siapapun. Namun sebelum ia pergi, ia menuangkan dogfood ke tempat makan milik Loki.

Usai itu, Vella menghampiri sepeda berwarna ungu miliknya. Rodanya tidak kempes, karena beberapa hari yang lalu Vella sempat meminta tolong Alan untuk memompa sepedanya. Dan sekarang Vella bersyukur menyuruh Alan waktu itu, karena akhirnya Vella menaiki sepedanya.

Langit lumayan cerah pagi ini, walaupun tadi sempat diguyur hujan deras. Vella mengendarai sepedanya dengan kecepatan sedang. Ia memperhatikan keadaan sekitarnya. Ada orang yang sedang berolahraga pagi, ada orang yang sedang mengajak binatang peliharaannya keluar rumah, juga ada yang bersepeda seperti Vella. Vella pun mempercepat sepedanya agar bisa sampai di tempat tujuan.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya Vella tiba di tempat tujuannya, yaitu sebuah kafe. Vella memarkirkan sepedanya di parkiran motor, lalu melangkah masuk ke dalam kafe.

Suasana kafe tak terlalu ramai pagi ini, namun ada beberapa orang yang sedang nongkrong bersama teman dan juga menikmati hangatnya kopi. Dinginnya AC dan keadaan penerangan kafe yang tak terlalu terang membuat orang-orang nyaman nongkrong di kafe itu. Apalagi ditambah dengan wifi gratis.

Vella menduduki salah satu bangku yang terletak sangat jauh dari pintu, pokonya dipojok, di tempat yang paling gelap. Vella memilih tempat yang terpencil itu karena ia tak mau ada orang yang memperhatikannya.

Gue ngerayain ulang tahun sendirian. Catet, sendirian, batin Vella pada dirinya sendiri.

Tak lama, seorang pelayan wanita menghampiri tempat Vella. "Permisi, Mbak, mau pesan apa?"

Tanpa melihat daftar menu, Vella sudah tahu isi dalam menu tersebut. Karena ia lumayan sering makan di sini bareng Okta dan Jean. Dan yang membuat Vella bingung, kedua temannya itu seakan lupa dengan hari ulang tahunnya. Jujur saja, Vell sedikit sedih dan kecewa karena itu.

Bahkan yang mengucapkannya ulang tahun hanya Bi Rani saja.

"Cheese cake satu, terus minumnya milkshake cokelat."

Pelayan itu mencatat pesanan yang dikatakan Vella. Dan ketika pelayan itu berbalik dan hendak pergi, Vella kembali berucap, "Oh iya, Mbak. Bisa minta lilin kecil, gak?"

She's MINE!! (✔)Where stories live. Discover now