13 - Sakit

66.6K 3.6K 12
                                    

Setelah menunggu sekitar 10 menitan, akhirnya Vella memutuskan untuk keluar dari toilet. Lagipula, 5 menit lagi bel pulang berbunyi, jadi Vella tak perlu menunggu lebih lama lagi di dalam toilet.

Vella melangkahkan kakinya perlahan menuju kantin. Ia terus-terusan menunduk dalam perjalanan. Tubuhnya benar-benar merasa menggigil, kepalanya juga terasa pusing. Sepertinya, Vella tidak enak badan.

Karena terus-terusan menunduk dan tidak memperhatikan langkahnya, Vella jadi tak sadar kalau di depannya ada orang lain yang berjalan berlawanan arah darinya. Vella meringis pelan, ia hampir terjungkal ke belakang saat kepalanya menabrak tubuh seseorang kalau saja orang itu tak segera menangkapnya.

Vella menengadah, menatap orang yang ditabraknya. Alan, ternyata. Alan menatap Vella dengan tatapan khawatir. Tak lama, ia mengangkat kembali tubuh Vella agar berdiri tegak.

"Kamu kenapa? Kok nunduk terus dari tadi? Kamu sampe gak perhatiin jalan, lho." Alan bertanya dengan khawatir.

Vella kembali menunduk, menatap sepatu hitamnya yang ia ikat talinya asal. Ia menggigit bibir bawahnya, enggan memberitahu Alan tentang yang sebenarnya terjadi.

"Gak, aku gak apa-apa."

Tiba-tiba, Alan mengatupkan bibirnya rapat. Ia menatap Vella dari kepala hingga ujung kaki, lalu membelalakkan matanya. "Vella! Kenapa kamu basah kuyup?"

"A-aku duluan ya." Vella berjalan mendahului Alan dengan cepat, hingga ia hampir jatuh lagi kalau Alan tidak siap menangkapnya. Alan menghela napas berat, ia merasa ada yang aneh dengan kekasihnya.

"Tali sepatu kamu," kata Alan cepat, membuat Vella kembali menatap sepatunya yang ternyata talinya terbuka karena Vella yang mengikat asal.

Yang membuat Vella terkejut, Alan tiba-tiba berjongkok dan mengikat tali sepatu Vella. Vella menghela napas, ia sebenarnya ingin memberitahu Alan tentang kejadian tadi. Namun, ia memilih untuk diam saja.

Tak lama, Alan kembali berdiri setelah mengikat tali sepatu Vella yang terbuka. Ia menatap kekasihnya itu dengan tatapan khawatir. Ia tahu, pasti ada apa-apa dengan Vella.

"Aku anter pulang ya."

"Tas aku gimana?" tanya Vella, mengingat kembali tasnya masih berada di dalam kelas.

"Biar aku yang ambilin," jawab Alan, lalu membawa Vella menuju salah satu tempat duduk yang ada di kantin itu. "Kamu duduk di sini dulu, aku mau ambil tas kamu."

Vella mengangguk lemas. Ia hanya menurut saja, karena kepalanya benar-benar pusing karena disiram oleh Bianca tadi. Mungkin karena dinginnya air yang membuatnya masuk angin. Sementara Alan terus-terusan memikirkan Vella yang tubuhnya basah kuyup. Alan hanya bingung saja, padahal di luar sana tidak hujan sama sekali. Lalu, kenapa tubuhnya bisa basah kuyup?

Alan melangkahkan kakinya cepat menuju kelas Vella, yaitu kelas X IPA 1. Tak lama, akhirnya Alan tiba di depan pintu kelas X IPA 1. Ia mengetuk pintunya sebanyak tiga kali, lalu masuk ke dalam. Hal pertama yang ia lihat adalah tatapan tajam Bu Sari yang tertuju padanya.

"Ada apa, Alan?" tanya Bu Sari dengan galak. Sebenarnya bukan galak, tapi memang cara bicara Bu Sari yang terdengar galak.

"Saya mau ambil tas Vella, Bu. Vella bakal saya anter pulang, karena dia sakit."

Bu Sari memicingkan matanya. "Oh ya? Saya gak yakin anak itu sakit. Pasti dia bolos saat pelajaran saya, karena takut saya hukum gara-gara dia tidur di kelas."

Alan mengepalkan tangannya. Entah kenapa, ia tak terima jika pacarnya dituduh bolos seperti itu. Alan tahu Vella sakit. Dan ia akan kesal jika seseorang menganggap Vella bolos.

She's MINE!! (✔)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora