60. Kekuatan yang rapuh.

904 81 2
                                    


Luke pov...

"Ibu tolong jangan ganggu kami, dia mengalami tekanan besar, nanti aku jelaskan ,"  aku berkata pada ibu ku.

"Baiklah,"  jawab ibu ku sambil membantu ku membawa Lucia kekamarku.

Ku tidurkan dia supaya tenang, kupandangi wajah cantiknya, penuh tekanan , ingin kubersihkan wajahnya dari kotoran karena menempel di wajah basah akibat airmatanya. Ku urungkan karena takut mengganggu tidurnya.

Bagaimana dengan Harry sekarang, sebenarnya aku sudah tahu kedua orang ini bemain belakang dari kekasihnya , semua sudah kulaporkan pada boss besar di New York. Aku tidak menyangka bersamaan dengan datang nya Andrew dan William  kebusukan mereka terbongkar.

Sebenarnya bukan mereka saja  , bahkan Marco pun ikut terlibat, aku pernah melihat mereka bertiga mengumbar nafsu bersama , padahal ketiga nya merupakan kekasih para penerus  boss besar. Ketiga orang itu  sungguh berani bermain dibelakang boss mereka.

"Lepaskan , lepaskan aku ,  aku tidak ingin lagi hentikan," teriak Lucia .

Kualihkan mataku melihatnya , matanya masih tertutup , dia mengigau , apa yang terjadi sepetinya terjadi sesuatu padanya, tubuh nya menggigil kedinginan.

"Dingin sekali,"  Lucia terbangun ."Peluk aku Luke , tolong,"  kata Lucia bergetar...."aku kedinginan, sangat dingin".

Bahkan gerak tangan dan dagu nya pun bergetar seperti ketakutan, wajah nya pucat.

Aku memeluknya, tubuh nya tetap gemetar. "Kita harus ke dokter," kata ku.

"Jangan , tolong panggikan Aldo, aku memerlukan nya," kata Lucia.

"Tidak , dia menyakit mu , tak kuijinkan dia bertemu dengan mu lagi , dia bajingan kurang ajar", entah darimana keberanian ku muncul , biasa nya saat bersama nya memandang matanya pun aku tidak berani, sekarang aku memeluk tubuh dingin gemetarnya, bahkan berani menolak perintahnya. Entah sejak kapan dia memerlukan ijin dari ku untuk bertemu dengan Aldo, dia  my boss , ingat dia boss ku.

"Aku kecanduan , Aldo memberiku menyuntik ku racun , entah kokain atau heroin , aku butuh obat itu, tolong aku ", pinta Lucia.

"Itu bukan obat , itu racun, kau rendahkan diri mu karena hal ini, tolong sadar lah", aku  berusaha  menguatkan. Kupeluk erat tubuhnya.

"Aku sudah mencoba ke dokter tetapi tidak berhasil," kata Lucia.

"Aku tidak kuat Luke, tolong", teriak Lucia mendorong ku kuat.

Aku terjatuh dan Lucia bangkit keluar dengan tubuh gemetar.

Aku mengejarnya, jadi selama ini rahasia ini lah yang membuat wanita kuat ini tunduk pada Aldo. Kurang ajar , bedebah sialan. Aku berlari tetapi tidak menemukan nya.

Aku harus bagaimana . Lucia menghilang . Ini tengah malam.

Kuputuskan ke tempat Harry untuk melapor.

Sesampai di sana ku gedor-gedor pintunya , ibu Celine yang keluar ,"dimana Harry, ada urusan penting yang harus kusampaikan",tanpa sadar aku berteriak.

"Sabar , Harry tidak pulang , biasanya dia tidur di apartemen nya", kata Celine, "bisa kau ceritakan pada ku apa ada masalah dengan pekerjaan".

Aku ragu mengatakan , "aku akan ke apartemen nya saja, jangan kuatir bukan masalah besar, boleh aku tahu dimana boss dari New York tinggal?" tanya ku.

"Jangan membuat ku kuatir, sebenar nya apa yang terjadi?"  tanya Celine.

"Harry dan boss kembar memintaku membuat laporan untuk diserahkan secepatnya akan ada pemeriksaan mendadak di perusahaan untuk mencari pencuri uang perusahaan , jadi aku harus merahasiakan ini dari siapa pun , maaf nyonya besar," aku berusaha membuat alasan, hati ku kuatir kemana Lucia pergi saat ini, aku berusaha untuk tidak menunjukan nya.

TWINS AZRÆLWhere stories live. Discover now