Bab XXXXV

40.9K 1.8K 140
                                    

Alva baru saja selesai mengenakan pakaian  santai setelah mandi, Alva berencana pukul 20.15 hendak mendatangi keluarga Renata untuk menyelesaikan segala permasalahannya. Alva tidak bisa lagi menunggu terlalu lama, Alva dengan ingin segera berkumpul dengan frilla dan gio.

Sembari menunggu waktu, Alva memainkan ponselnya sekedar mengecek sosial medianya. Ponsel Alva berbunyi tanda pesan masuk. Alva membuka notif pesan yang tak lain dari sahabatnya.

Ben
Cepat datang ke mall, frilla berada disini bersama pacarnya di resto seafood depan jco

Alva mencengkram ponselnya kuat membaca pesan dari Ben. Dengan sigap Alva mengganti pakaiannya lalu meraih dompet serta kunci mobilnya. Sialan, membaca kata pacar membuat emosinya memuncak. Alva melupakan satu fakta bahwa frilla bisa saja mempunyai pacar dan itu tidak bisa dibiarkan. Enak saja frilla mau menggantikan posisi Alava sebagai Daddy gio. Itu tidak akan Alva biarkan. Hanya Alva yang boleh menjadi Daddy gio dan hanya Alva yang boleh menjadi suami frilla tidak ada yang lain.

Alva memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju pusat pembelanjaan terbesar di Jakarta. Alva mengumpat saat terjebak macet karena ini adalah jam orang-orang pulang bekerja.

"Macet sialan, jangan sampai aku terlambat"Alva mengumpat kembali sambil menekan klekson mobilnya berulang-ulang

Hampir memakan waktu satu jam lamanya Alva terjebak macet, akhirnya Alva dapat menghembuskan nafas lega saat telah memarkirkan mobilnya di besmen mall. Alva sedikit berlari memasuki lift yang hendak tertutup.

Alva mengedarkan pandangannya saat telah sampai di restoran seafood yang dimaksud Ben. Alva memusatkan pandangannya saat melihat dua sosok yang sangat di kenalnya. Hati Alva berdesir saat melihat sosok perempuan yang teramat dirindukannya. Sudah sejak lama Alva tidak bertemu dengan frilla. Alva mendekat kearah mereka yang sedang berbincang.

"Bukan aku yang meninggalkan dia, sudahlah Ben aku sudah melupakan Alva, aku sudah tidak mencintainya lagi"Alva dapat mendengar dengan jelas suara lantang frilla yang menatap Ben dengan amarah

"Apakah itu benar fri..?"tanya Alva ketika telah berdiri tepat dibelakang frilla

Frilla mendengar suara Alva menoleh kebelakang lalu tertampil wajah frilla menjadi pucat dan kaku. Alva kembali mengamati mimik wajah frilla yang tidak menyangka kehadiran Alva diantara mereka.

Sepersekian menit frilla tersadar dengan keterkejutannya karena merasakan tepukan halus di bahunya. Alva menatap laki-laki yang bersama frilla dengan tajam.

"Tentu saja aku sudah tidak mencintai laki-laki bajingan sepertimu lagi, aku sudah bahagia, ku harap kalian tidak mengusikku lagi"kata frilla menatap Alva penuh amarah

Alva mengepalkan tangannya menahan gejolak yang berada di dalam hatinya "Secepat itu kamu melupakanku fri, setelah semua yang kita lakukan dan sekarang segampang itu kamu mencari penggantiku"

Frilla tertawa sinis "Semua yang kita lakukan adalah hal paling ku sesali, bisa terjebak dengan pria bajingan lalu dengan seenaknya mencampakkan ku setelah aku hamil karena perbuatan bejatnya, apakah pria seperti itu yang pantas aku ingat tuan Alva..?"frilla mengibaskan tangannya di udara "Sudahlah tidak ada yang perlu kita bahas lagi, aku juga tidak mau jadi sorotan orang-orang mengenai hal yang tidak penting, ayo sayang kita pergi"dengan cepat frilla menarik laki-laki bernama gemilang menjauh dari Alva

"Sialan, benar-benar sialan"Alva mengumpat lalu meninggalkan Ben yang masih terdiam

"Alva salam elu ninggalin gue"Ben mengejar Alva yang telah berjalan keluar restoran

"Mas mas mau kemana"panggil pelayan restoran

Ben menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah pelayan yang berjalan mendekatinya "Ya mau pulang lah mbak, mbak gak liat temen-temen saya udah pada bubar"kata Ben ketus karena terlanjur geram pada frilla dan Alva yang meninggalkannya

"Enak aja mau pulang gitu aja, biar pun mas ganteng gak bisa seenaknya gitu dong"Ben mengerutkan dahinya tidak paham maksud dari pelayan restoran itu "Mas bayar dulu kalau mau pulang, saya bisa di pecat kalau mas kabur begitu aja, mas pesannya makanan mahal lagi, itu aja udh setengah dari gaji saya"ucapan pelayan restoran itu membuat Ben meringis malu melupakan satu fakta bahwa Ben belum membayar pesanannya

"Double shit, sialan bener frilla dia belum bayar pakai pergi gitu aja, malu banget gue"umpat Ben dalam hati

"Yailah mas malah ngelamun lagi, mas hello mas"pelayan itu mengibaskan tangannya di depan muka Ben

"Eh iya mbak berapa semua totalnya"setelah pelayan itu menyebutkan nominalnya, Ben segera membayar lalu dengan cepat keluar dari restoran mengejar Alva

Dengan kecepatan sedikit berlarinya akhirnya Ben dapat mengejar Alva dengan nafas yang tersengal-sengal "Al elu mau kemana..?"tanya Ben membuat alva mengurungkan membuka pintu mobilnya lalu menoleh kearah Ben

"Gue mau pulang apalagi, gue harus bersiap-siap kerumah Renata untuk memutuskan pertunangan gue, gue harus bergerak cepat, gue gak mau kehilangan frilla untuk kedua kalinya, gak ada yang boleh merebut frilla, gue akan mengambil frilla kembali, liat aja apa yang bakal gue lakuin untuk pacar frilla"alva menyeringai dengan tatapan tajam seakan semua rencana sudah tergambar di otaknya

Ben dapat membaca mimik sahabatnya akan ada hal yang besar terjadi yang dilakukan oleh Alva "Al gue rasa ini semua udah gak bener, ikhlaskan saja frilla dengan pria tadi mungkin kalian memang tidak berjodoh, anggap saja ini bentuk dari permohonan maaf elu yang udah menyakiti frilla, elu gak perlu mengusik frilla lagi, lupain frilla dan cobalah untuk mencintai Renata"kata-kata Ben membuat Alva menatap tajam kearah sahabatnya

"Kenapa elu sekarang gak mendukung gue Ben, frilla itu punya gue dan seenaknya aja elu bilang gue harus merelakan frilla sama laki-laki lain..?"Alva tertawa keras lalu kembali menatap Ben dingin "Gue gak akan melepaskan frilla sampai kapanpun, akan gue lakuin segala cara agar frilla tetap sama gue, termasuk buat frilla hamil anak gue lagi"Alva membuka pintu mobilnya lalu menoleh kembali kearah Ben "Dan asal elu tau Ben, anak gue masih hidup, gue gak akan rela kalau frilla cari pengganti gue untuk jadi ayah anak gue, gak akan ada yang bisa gantiin posisi gue, apapun caranya termasuk membunuh satu nyawa gak masalah bagi gue"Alva masuk kedalam mobil dengan membanting pintu mobilnya lalu meninggalkan Ben yang berteriak memanggilnya

"Sialan, inget fri kamu kira kamu bisa lepas dari aku, kamu belum melihatkan fri, bagaimana kejamnya seorang Alva dan kamu memancing sisi iblis ku untuk keluar fri, jangan salahkan aku karena ini akibatnya kalau kamu mau bermain-main denganku, kamu kira kamu bisa gantiin posisiku menjadi Daddy gio, kalian itu milikku, kamu akan liat fri sebentar lagi"Alva mencengkram kuat stir mobilnya, emosinya kali ini benar-benar memuncak apalagi saat mendengar frilla memanggil pria tadi dengan kata sayang, hampir saja tadi Alva menarik frilla lalu membungkam mulut frilla karena dengan lancang memanggil pria lain dengan kata sayang

Alva memasuki rumahnya dengan emosi yang masih meradang lalu duduk di sofa ruang keluarga "Bik ambilin saya minum cepat"teriak Alva menggelegar membuat pembantunya kelimpungan lalu dengan cepat memberikan Alva minum

"Saya minta gak minta jus jeruk, saya butuh air mineral, bubuk gak liat saya lagi gerah"Alva bangkit tanpa meminum minumannya "Ah sudahlah bawa lagi ke dapur saya mau ke kamar"

Alva berjalan menaiki tangga menuju kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

"Sialan, kamu akan mendapatkan hukuman fri karena berani melupakanku, gak ada yang boleh menjadi Daddy gio selain aku, kamu kira dengan semudah itu lepas dari aku, kamu salah besar fri, kamu benar-benar salah besar, lihat aja apa yang bakal aku lakuin, jangan sebut aku Alva kalau tidak bisa memisahkan kamu dari pria manapun, ahhkkk shit"Alva mengacak rambutnya lalu melempar semua bantal yang berada di atas kasurnya

"Gue butuh berendam untuk menenangkan pikiran, habis itu gue harus kerumah Renata"Alva bangkit lalu memasuki kamar mandinya yang berada didalam kamarnya

------------------------------------------------------
Hey maaf semua yah yang udah lama nungguin kelanjutannya, aku benar-benar minta maaf, di karena kan aku benar-benar sibuk jadi agak susah meluangkan waktu untuk menulis tapi aku usahain banget cerita ini sampai tamat, sekali lagi mohon maaf udh buat kalian nunggu lama banget sampai lumutan, aku harap kalian bisa makluminya.

Terimakasih untuk yang masih setia nunggu cerita aku.

Selamat membaca para reader ku, semoga suka sama bab ini ya hehe, boleh komen untuk saran dan unek"

Jangan lupa vote-nya ya semuanya, aku sayang kalian 😘😘

My Baby BoyWhere stories live. Discover now