Bab XII

54.9K 2.2K 71
                                    

Pov Alva

Sudah tiga hari berturut-turut alva selalu menghabiskan malamnya di diskotik. Sejujurnya alva baru kali ini memasuki diskotik, karena rasa frustasinya akibat penyesalan yang telah ia perbuat. Dulu frilla akan melarangnya dengan keras untuk datang ke diskotik jika teman sekolah mereka mengadakan party dan menjadikan percekcokan kecil di antara mereka. Namun akhirnya alva lah yang mengalah, ia tak bisa menentang perkataan frilla yang terselip ancaman sehingga alva selalu menuruti perintah frilla.

Alva masih ingat dimana ia bersama teman-temannya merokok di belakang gudang sekolahnya dan frilla memergokinya, langsung saja dengan gelagapan alva membuang rokoknya dan frilla hanya diam lalu meninggalkannya. Kejadian itu membuat alva jera untuk merokok, karena frilla mendiamkannya sampai satu minggu. Berbagai cara alva lakukan saat itu untuk meminta maaf, namun frilla tak menggubrisnya sama sekali dan lebih parahnya lagi, frilla selalu membuatnya cemburu dengan cowok yang sudah lama menyukai frilla. Hal itu sangat di manfaatkan oleh laki-laki tersebut untuk mengajak frilla ke kantin bersama, belajar bersama dan mengantarkan frilla pulang, bahkan mengajak frilla malam mingguan. Hati alva memanas saat itu tanpa banyak cerita langsung saja alva menonjok laki-laki yang saat itu mengantarkan frilla pulang. Kontan frilla berteriak dan membantu laki-laki itu untuk bangkit dan menyuruhnya pergi.

Alva masih ingat apa yang ia katakan pada frilla sehingga membuat kekasihnya itu takut dan hari itu juga mereka berbaikan 'Hanya karena aku ketahuan merokok olehmu dengan begitu kamu jalan sama laki-laki itu, aku bersumpah frilla sekali lagi aku melihatmu bersamanya, bukan hanya mukanya yang babak belur, bisa jadi nyawa-nya hilang ditanganku sendiri, aku sudah minta maaf padamu bahkan aku berjanji tak akan mengulanginya lagi, jadi ku mohon sayang maafkan aku, aku tau kamu melakukan ini karena kamu peduli padaku, bisakah kita berbaikan, apa aku harus bersujud padamu dulu baru kamu memaafkan ku'kontan saja perkataan alva menjadikan frilla memeluk alva sambil menangis tersedu-sedu, alva pun membalas pelukan frilla di barengi elusan di rambut panjang frilla

Hembusan nafas alva begitu terdengar, mengingat begitu banyak hal yang mereka lakukan bersama, mulai dari hal romantis sampai percekcokan terputar di ingatan alva.

Masih boleh kah ia berharap suatu saat menemukan frilla dan meraihnya kembali. Bagaimana jika ia bertemu frilla telah bersanding dengan laki-laki lain.

Tidakkk.. Tidakkk..  Tidak ada yang boleh memiliki frilla selain dirinya. Ya, frilla harus jadi miliknya apapun caranya. Biar pun takdir tak mengizinkan mereka bersama, alva akan menentangnya dan mengubah takdir dengan keinginan nya sendiri.

Dari awal frilla adalah miliknya, cinta pertamanya, jadi tak boleh ada satu pun laki-laki yang boleh memiliki frilla kecuali dirinya dan keluarganya.

Memikirkan frilla dengan laki-laki lain saja rasanya hatinya memanas, apalagi jika ia melihat dengan nyata frilla bersama laki-laki lain.

'Astaga, bagaimana ini, aku rasanya ingin meledak, tahan alva, ini hanya pemikiranmu saja, frilla sangat mencintaimu tak mungkin dia menghianatimu, tapi aku sudah menyakitinya, ahhhh semua ini membuatku gila, ingat frilla, kamu hanya milikku jadi setia lah padaku sampai aku berhasil menemukanmu dan membawamu kembali padaku' dengan frustasi alva mengacak-acak rambutnya

Mungkin benar alva sudah gila ataupun terobsesi dengan frilla sehingga semua tembok kamarnya di penuhi foto frilla maupun foto mereka saat bersama. Dan satu foto yang paling besar menghadap tempat tidurnya, jadi kalau ia mau tidur dapat memandangi foto frilla. Yah hanya itu yang dapat di lakukan alva saat ini, memandangi wajah frilla melalui foto tersebut.

Lamunan alva buyar ketika ponselnya berdering, alva segera mengambil ponselnya di nakas samping tempat tidurnya.

"Ya hallo.."ucap alva ketika menerima panggilan telepon tersebut

My Baby BoyWhere stories live. Discover now