Bab X

59.6K 2.7K 149
                                    

Di lain tempat pada pertengahan malam, tepatnya jam 00.00 pm, seharusnya adalah waktu istirahat bagi manusia tetapi lain halnya dengan pemuda berjaket soft jeans, yang sedang meneguk minuman berwarna bening, kepalanya menunduk mulai merasakan pusing yang menyerang bagian kepalanya, akibat kebanyaakan meneguk wiskey.

Suara dentuman menggelegar di ruangan super mewah, alunan musik yang sangat keras menambah rasa sakit kepalanya.

Ingatanya kembali pada 3 bulan yang lalu, pada saat masih bersama gadis mungil berparas cantik yang selalu menunjukkan sikap polosnya, ada rasa penyesalan dan kemarahan yang menjadi satu. Dimana gadis yang di cintainya lebih memilih meninggalkannya dari pada menggugurkan kandungannya. Entahlah gadis itu benar-benar menggugurkan kandungannya seperti kemauannya dengan tetap meninggalkannya atau gadis itu pergi dan mempertahankan kandungannya.

Pada saat terakhir berpisah dimana gadis itu meninggalkannya, rasa kemarahannya begitu menggebu-gebu dengan melampiaskan barang-barang yang berada dikamarnya hancur.

Ancamannya dengan menerima perjodohan mamanya tak membuat gadis itu tetap bertahan disampingnya. Bahkan foto kemesraannya dengan tunangannya yang sengaja di posting melalui instagram tak membuat gadis itu menghubunginya. Melihat tak ada reaksi apapun dari gadis itu membuatnya semakin marah dan menyesal.

Kini gadis itu pergi tanpa meninggalkan jejak yang dapat ditelusuri. Hanya dengan mabuk yang dapat dilakukan nya untuk melampiaskan semuanya beban fikirannya.

Pemuda itu berjalan terseok-seok keluar dari diskotik tersebut. Pemuda itu memijat dahinya lalu mengerjapkan matanya untuk memeperjelas penglihatannya lalu mengedarkan pandangannya mencari mobilnya yang terparkir.

Kini pemuda itu memasuki mobilnya lalu membenamkan wajahnya di setir mobilnya menghilangkan denyutan pada kepalanya. Saat rasanya sedikit menghilang, pemuda itu pun menjalankan fortuner suv merahnya menuju apartemen mewah. Untung saja jalan sepi kalau tidak, pemuda itu yakin tak akan selamat dalam mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Sesampai di besmen, pemuda itu pun berjalan memasuki lift menekan angka 16 di mana apartemennya berada.

Pemuda itu menempelkan kartunya lalu menekan pinnya meski dengan susah payah. Lalu pemuda itu pun memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Sejenak ia memejamkan matanya sambil memijat dahinya. Terputar kembali segala kenangan yang telah mereka lalui bersama, dimana kebahagiaan hanya milik mereka lalu dengan sekejap kebahagiaan itu hancur berkeping-keping karena hadirnya janin di dalam rahim gadisnya.

Janin yang kini menjadi penyebab putusnya hubungan mereka. Entah mengapa emosinya tiba-tiba naik mengingat malam yang membuat janin itu tubuh hanya dengan sekali melakukannya.

Pemuda itu membuang semua barang yang tersusun rapih dinakas cermin lalu seprai dan bed cover serta bantal di buang hingga menjadikan kamar pemuda itu berantakan.

"Sialan...gue sayang sama elo, tapi apa yang elo lakukan ke gue, lebih memilih meninggalkan gue, please tunjukin jejak elo, gue janji akan terima anak kita"ucap pemuda itu dengan suara lemah dengan terduduk di lantai samping kasurnya

"Please sayang, gue benar-benar cinta elo, gue akan bertanggung jawab asal elo kembali pada gue, jadi gue mohon tunjukin clue supaya gue bisa nemuin elo"ucapnya lagi

"Jangan-jangan elo marah sama gue karena postingan gue di instagram, ya gue yakin pasti elo salah paham, maaf itu cuma mau buat elo cemburu"ucap pemuda itu lalu dengan sigap mengambil ponselnya di saku celana lalu membuka aplikasi instagram

Pemuda itu langsung menghapus beberapa foto bersama tunangannya. Lalu mencari nama gadis itu namun hasilnya tak menampilkan foto-foto gadis itu melainkan kosong. Pemuda itu menghelakan nafasnya dengan berat, pemuda itu yakin jika gadisnya telah memblokirnya sama seperti di WA bahkan line.

My Baby BoyWhere stories live. Discover now