Bab XXVIII

41.3K 1.8K 46
                                    

Genap sudah setahun sejak liburan alva di prancis. Dan selama setahun pula rasa ketakutan alva terus menghantui akibat mimpinya tentang frilla dan anak mereka.

Namun alva tak mau terus menerus terpuruk akibat mimpi yang belum pasti kebenarannya. Walau terkadang alva juga begitu frustasi akan mimpinya. Untung saja jorsh selalu memberikan semangat menjadikan alva kembali mengenyahkan ketakutannya.

Dan kini alva dengan waktu singkat dapat menyelesaikan sarjananya berlanjut mengambil master di jurusan bisnis. Karena abisi alva dari dulu memang berhubungan dengan bisnis.

Sekarang ambisi alva bertambah satu, yaitu berambisi untuk mendapatkan frilla kembali. Apapun caranya. Memang terdengar egois, tapi bukankah Cinta memang seegois ini..? Alva tak mau menjadi laki-laki yang munafik merelakan frilla bahagia dengan laki-laki lain. Karena tanpa laki-laki lain pun, alva mampu membahagiakan frilla dengan caranya sendiri.

Alasan lain alva menempuh pendidikan di luar negeri, selain metode pembelajarannya yang lebih maju, disini juga tempat tercepat untuk menyelesaikan pendidikan untuk orang yang berprestasi. Bahkan di kelas master alva yang sekarang, ada laki-laki remaja yang sudah memiliki 3 gelar di usianya yang masih 17 tahun. Jadi tak heran lagi kalau dikampus banyak remaja yang sudah memiliki gelar.

Sebentar lagi, sebentar lagi alva dapat menjalankan segala tujuannya yang sudah disusun. Mengingat itu membuat alva tersenyum, rasanya sudah tidak sabar untuk mendapatkan frilla kembali kepelukannya. Ahh alva menjadi lebih semangat mengerjakan segala tugas dari dosen-dosen mereka. Bayangan frilla kini semakin mendekat dan akan menjadi nyata untuk alva raih. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menjemput frilla kembali. Dan saatnya tiba, frilla harus siap kapanpun itu.

Jorsh menggelengkan kepalanya melihat alva tesenyum dalam lamunannya. Matanya seakan terlukis segala harapan yang telah disusunnya. Jorsh tau itu, apa rencana besar alva dan jorsh akan  mendukung segala rencana alva.

Sebagai seorang sahabat jorsh juga merasakan kesedihan yang alva rasakan. Jorsh juga tau, bagaimana sakitnya berpisah dengan perempuan yang dicintai akibat kesalahan satu kesalahan yang berakibat fatal. Karena jorsh juga merasakannya. Jorsh selalu berdoa agar alva tidak mengalami hal serupa dengannya. Jorsh tau, sejujurnya alva adalah orang yang baik tapi ego alva terlalu besar hingga membuatnya tanpa sadar telah melukai perempuan yang ia cintai.

Ahh jorsh menjadi begitu penasaran bagaimana rupa perempuan yang dicintai oleh alva, sahabatnya itu. Selama ini jorsh hanya melihat foto-foto frilla bersama alva saja, jorsh jadi ingin melihat frilla secara langsung. Dari fotonya saja jorsh dapat menilai bahwa frilla adalah perempuan yang lembut, terlihat dari senyum yang menunjukkan ketulusannya.

Lamunan jorsh buyar ketika mendengar panggilan yang berasal dari ponsel alva. Jorsh melihat alva dengan segera menganggkat panggilan tersebut.

"Ahh ya ben, ada apa..?" tanya alva pada ben diseberang sana

"........" jorsh melihat senyuman kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah alva yang semakin membuat jorsh penasaran, ada apa gerangan

"Benarkah..? Selamat kalau begitu, gue turut bahagia, maaf gue enggak bisa hadir di acara pertunangan elo, gue janji pas acara resepsi elo gue datang bareng jorsh" jorsh mengerutkan dahinya mendengar namanya disebut dalam percakapan alva, jorsh sama sekali tidak mengetahui apa yang alva bicarakan saat ini

"........."suara tawa alva terdengar menggelegar didalam ruangan ini membuat jorsh tanpa sadar menggaruk lehernya yang tak gatal menatap alva tak mengerti

"Ahh doakan saja, secepat mungkin gue selesaikan kuliah disini, gue juga udah gak sabar sama semua rencana gue yang udah mulai berjalan"alva terkekeh membayangkan segala rencananya yang sudah tersusun di otaknya

"........."alva tampak memutarkan bola matanya malas

" Sialan elo, elo lihat aja sebentar lagi gue juga bakal nyusul elo"

"........." alva tampak mengangguk dengan ucapan lawan bicaranya

"Oke, pokoknya longlast buat elo, jaga tunangan elo, jangan sampai melakukan kesalahan seperti gue yang ujungnya jadi penyesalan, okey bye" alva tampak mengakhiri panggilannya lalu menatap jorsh dan menjelaskan bahwa ben akan bertunangan

Walaupun jorsh hanya berteman singkat dengan ben, jorsh juga merasakan turun bahagia atas apa yang di sampaikan alva bahwa ben akan bertunangan setelah berpacaran sekian lama dan akhirnya ben meresmikan hubungannya dengan kekasihnya.

Ahh kapan jorsh dan alva ikut menyusul kebahagiaan seperti ben. Semoga saja secapatnya itu akan terjadi pada mereka. Jorsh menatap jam yang bertengger di dinding lalu bangkit dari duduknya dan berpamitan pada alva untuk pulang.

Kini hanya alva sendiri yang berada di apartemennya bersama dengan tugas-tugas yang mulai tuntas. Huh sejujurnya jika dikatakan terkadang ada rasa jenuh dalam menempuh pendidikan ini. Tapi karena rasa jenuh itu mulai tumbuh, alva semakin ingin mempercepat masternya. Dengan begitu alva terbebas dari segala tugas yang sangat melelahkan. Benar yang dikatakan teman semasa SMA-nya dulu, jika terlalu serius akan terasa jenuh. Tapi alva tak bisa bersenang-senang saat ini, karena akan merusak segala rencananya jika alva lengah sedikit saja.

Dulu semasa SMA, sekalipun alva tak merasakan kejenuhan dalam belajar, karena frilla selalu pintar membuat jenuh alva menjadi kobaran semangat. Alva tersenyum kecut mengingat itu. Sekarang tak ada lagi yang dapat mengusir kejenuhan alva. Hanya saja alva pandai mengalihkan kejenuhannya dengan mengucapkan segala ambisinya yang di jadikan mantra, agar kobaran semangat itu kembali bangkit.

Huffff. Alva menghela nafas, akhirnya segala tugasnya tuntas sudah. Alva meraih ponselnya di atas meja, tepatnya bersebelahan dengan tugas yang baru saja diselesaikan alva. Alva membuka lockscreen-nya yang menampilkan foto dirinya dan frilla yang sedang berangkulan mesra. Alva membuka pin pada ponselnya lalu menampilkan foto frilla sendiri dengan menampilkan wajah cemberutnya di wallpaper ponsel alva.

Alva tersenyum mengingat foto itu, dimana frilla melakukan acara ngambeknya karena alva melupakan pesanan makanan kesukaan frilla sebelum apel malam minggu kerumah frilla. Alva membujuk frilla sampai setengah jam dan akhirnya frilla luluh dengan syarat alva harus membelikan dimsum 4 porsi. Yah frilla sangan memfavoritkan makanan itu. Jika mereka sedang dinner direstora  jepang dengan semanat frilla akan memesan dimsum hingga 4 porsi, alva hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan frilla saat itu.

Hufff. Alva menghelaka  nafasnya kasar. Lalu mengusap foto frilla dengan lembuat pada layar ponselnya " Bagaimana keadaanmu fri..? Ku harap kamu baik-baik saja, maafkan aku fri, apakah ketika kita nanti bertemu kamu akan memaafkanku fri..? Aku memang bajingan fri, menyakiti perempuan lembut seperti kamu, entah setan apa yang merasukiku hingga aku bisa berpikiran membunuh anakku sendiri"ucap alva hingga tak terasa kini matanya mulai berkaca-kaca

-----------------------------------------------------
Maaf semua aku baru bisa update di karena kan kemaren lebaran jadi lagi sibuk dan ngurus segala keperluan buat aku magang jadi mohon pengertiannya semua ya

Makasih buat kalian yang masih setia di cerita aku, selanjutnya aku bakal update raja dan baby gio jadi terus ikutin ya

Dan cerita ini juga semakin dekat dengan pertemua frilla dan alva loh jadi jangan sampai ketinggalan ya

Jangan lupa vote dan komen

My Baby BoyWhere stories live. Discover now