Bab II

91.7K 3.8K 105
                                    

Setelah mendengar perkataan alvarez yang menyakitkan, frilla langsung meninggalkan cafe itu kembali kerumahnya, ia harus menceritakan pada kedua orangtuannya, bagaimana pun mereka juga berhak tau.

Yah, ia harus memberitahu mama dan papa nya walaupun resikonya ia akan dicoret dari daftar keluarga besar Artha, pikirnya.

Frilla melangkahkan kakinya memasuki rumah setelah memarkirkan honda jazz miliknya. Terlihat kedua orangtuannya duduk santai menonton tv, frilla menghela nafasnya lalu mendekati kedua orangtuannya.

"Haii sayang, habis dari mana..?"tanya papanya setelah anaknya duduk tepat disampingnya

"Pa ma... frilla mau bicara, maafin frilla udah menghancurkan nama baik keluarga kita, frilla sanggup di coret dari daftar keluarga besar Artha, sekali lagi maafin frilla Pa ma"ucap frilla dengan Air mata yang entah sejak kapan terus menetes

"Apa maksud kamu sayang..?"tanya mamanya lembut sembari mengusap rambut anaknya

"Frilla..frilla.. haa..mil ma pa.."jelas frilla dengan terbata-bata

"Ya tuhan, bagaimana bisa sayang..?"kini papanya bertanya

"Maafin frilla pa ma, frilla udah menghancurkan nama baik keluarga kita"ucap frilla dengan suara senggugukan

"Siapa laki-laki yang menghamili kamu sayang..?"tanya mamanya

"Frilla enggak bisa ma, laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab"

Ucapan frilla membuat sang mama menangis melihat betapa sedihnya anak yang selalu dijagaya kini di hancurkan oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

Sedangkan sang papa mengusap wajahnya dan menggeram membuat frilla takut "Katakan saja frilla Siapa laki-laki bajingan yang telah menghamili anak papa"

"Maaf pa, frilla tetap enggak bisa, kalau papa dan mama tidak bisa menerima anak frilla seperti ayahnya, frilla akan pergi bersama anak frilla"

"Apa yang kamu katakan sayang, kami selalu menerima kamu, apapun yang kamu lakukan, kamu tetap anak kami"kata maanya dengan bijak

"Tapi frilla udah buat keluarga ini malu ma pa"

"Enggak sayang, kamu tetap anak mama dan papa yang membanggakan terlepas dari masalah ini"ucap mamanya

Terdengar deru nafas sang papa menandakan ia masih tersulut emosi, mendengar anaknya hamil dan laki-laki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab. Sejenak sang papa memejamkan matanya lalu membukanya kembali menghilangkan segala emosinya lalu menatap anaknya lembut.

"Yasudah istirahatlah besok kita cek up untuk kandungan kamu, jika laki-laki itu tak mau bertanggung jawab, kita sama-sama rawat anak kamu"ucap papanya

Frilla tersenyum lembut pada mama dan papanya, sungguh dia merasa bersyukur mempunyai orang tua seperti mereka, yang tak menghakiminya atas kesalahan terbesar yang ia perbuat.

"Pa ma terima kasih, apa jadinya jika frilla tak punya kalian, tapi pa ma frilla tak ingin tinggal disini lagi, frilla akan tinggal bersama kak varell di london, frilla ingin melahirkan disana"

Mendengarkan ucapan anaknya membuat kedua pasangan suami istri itu hanya memandang anaknya sedih, Yah bagaimana pun juga ini sudah keputusan anaknya, mereka sebagai orangtua hanya bisa mendukung apapun keputusan yang di ambil oleh anaknya.

"Kalau ini memang keputusan yang kamu buat, pergilah, nanti kami akan sering menjenguk kalian disana, tapi ingat, kamu tidak akan bisa selamanya lari dari masalah, papa tau kamu disana untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan laki-laki itu, papa mengerti dan papa ijinkan, tapi papa harap suatu saat kamu kembali kesini selesaikan lah baik-baik permasalahan kamu dengan laki-laki itu, seburuk apapun orangtuannya anakmu berhak mengetahui siapa ayahnya terlepas dari ayahnya yang tak menginginkan dirinya"ucap sang papa panjang lebar

My Baby BoyWhere stories live. Discover now