Bab IX

56.1K 2.6K 34
                                    

Tak terasa kini kandungan frilla telah menginjak tiga bulan, dan selama ini frilla masih tetap melanjutkan kuliahnya. Ia sangat bersyukur mempunyai badan ramping sehingga ia dapat menutupi perutnya yang mulai membesar. Hanya mila yang mengetahui bahwa frilla kini tengah berbadan dua.

Tubuh frilla tak terlihat seperti perempuan hamil kebanyakan, di kehamilan ini frilla justru tampak kurus dari sebelumnya, mungkin beban fikiran mempengaruhi bobot tubuhnya.

Dan selama tiga bulan frilla kuliah, ia telah memiliki banyak teman walaupun hanya mila lah yang menjadi teman akrabnya.

Kini frilla dan mila tengah di perpustakaan, mereka dengan fokus mengerjakan tugas yang diberikan dosen dalam menghitung angka yang seakan membuat bumi seperti berputar-putar. Mila menyerah, menutup bukunya dengan kasar lalu membenamkan wajahnya dimeja di hadapannya. Melihat itu frilla hanya menggelengkan kepalanya, setelah mengenal mila dalam tiga bulan, frilla sudah dapat membaca sifat mila adalah orang yang mudah menyerah dan tidak suka terlalu pusing dengan sesuatu hal.

Mila mendongakkan kepalanya saat tangannya di senggol oleh frilla, mila menaikkan satu alisnya sebagai kode yang mengatakan 'ada apa' membuat frilla memutarkan bola matanya lalu menyodorkan bukunya yang telah selesai ia kerjakan barusan.

Mila langsung melirik isi buku frilla yang telah penuh dengan jawaban serta rumus-rumus yang dapat memusingkan otaknya.

Selesai menyalin jawaban dari frilla, mila langsung menghembuskan nafasnya lega. Sejujurnya mila malu selalu saja menyontek jawaban frilla tetapi ia tidak sanggup lagi mengerjakan tugas yang super ribet.

Saat mereka membereskan barang-barang mereka, datang seorang laki-laki berbadan tegap dan berkulit putih serta rambutnya yang kecoklatan menghampiri mereka. Frilla dan mila mendongakkan wajahnya melihat siapa gerangan. Frilla mengerutkan dahinya mengetahui siapa laki-laki itu. Laki-laki itu berdehem lalu mulai membuka suaranya.

"Tadi kamu meninggalkan vitamin di pantry saat mila jemput kamu, kakak mau mengejarmu tapi sepertinya kamu lagi terburu-buru"ucap laki-laki itu yang tak lain adalah varell, kakak frilla yang tengah menyodorkan botol berisi kapsul

Frilla menampilkan barisan giginya lalu menerima botol kapsul tersebut "Makasih kak, tadi frilla memang buru-buru, mau ngerjain tugas sama mila"ucap frilla yang diangguki setuju oleh mila

Varell mengangguk mendengar jawaban frilla "Yasudah kakak keruang dosen pembimbing dulu, kamu jangan lupa makan siang, mila tolong jagain frilla ya"ucap varell menatap frilla lalu berganti menatap mila

Mila dengan cepat mengangguk membuat varell tersenyum, pasalnya mila selalu merasa canggung bila berbicara dengannya maka tak jarang mila membalas dengan gerakan tubuhnya. Padahal varell selalu bersikap santai agar mila tak canggung saat berbicara dengannya, tapi dasar milanya saja yang malu-malu.

Varell pun pamit pada keduanya lalu berjalan menuju ruang dosen pembimbingnya. Sedangkan frilla dan mila berjalan menuju kantin untuk melakukan ritual makan siang mereka.

Frilla memesan dim-sum dan nasi teriyaki serta jus apel hijau kesukaannya dan di ikuti oleh mila. Menunggu pesanan datang seperti biasa mereka mengisinya dengan obrolan ringan yang diselingi denga candaan.

Tak berapa lama pesanan mereka datang, dan langsung saja mereka menyantap hidangannya setelah pelayan kantin itu pergi. Habis menyatap makanannya frilla pun tak lupa meminum vitamin yang diberikan varell tadi. Lalu mereka meninggalkan kantin tersebut setelah membayar pesanan mereka dan berjalan menuju taman dekat air mancur yang menjadi fasilitas kampus terkenal ini.

Mereka duduk di bangku yang berada dibawah pohon yang menambah kesejukan taman ini. Mata frilla menyusuri di sekeliling taman, lalu matanya berhenti pada satu titik, yaitu laki-laki yang sangat dikenalnya, yang tak lain adalah varell, kini seperti tengah berdebat dengan seorang perempuan.

My Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang