Bab XXXVIII

37.6K 1.9K 123
                                    

Gio saat ini sedang memasuki kamar varell yang yang nyuruhnya untuk mengambilkan kunci mobil. Gio hampir saja mencapai nakas disamping kasur varell terhenti karena bunyi notifikasi dari arah laptop varell yang berada diatasnya meja belajarnya. Gio beralih berjalan menuju laptop varell berada lalu berusaha naik ke atas kursi lalu sedikit bingung melihat layar tampilan laptop varell yang tak di mengerti.

Gio menekan asal-asalan pada tombol mouse membuatnya terkikik senang walaupun tidak tau apa yang dilakukannya. Lalu layar laptop varell menampilkan panggilan Videocall.

"Buni tipon, kabul nati ancel mala io"gio turun dari kursi lalu berlari meninggalkan kamar varell tanpa menutup pintunya

Gio menghampiri varell yang berada di ruang tv atas lalu ikut duduk di sofa "Mana kunci mobil uncel..?"tanya varell membuat gio menepuk dahinya

"Io yupa hihi"varell mendengus sebal lalu bangkit dari duduknya

"Ancel au ana, cini aja nanti ada antu"gio berucap menakuti varell seakan-akan varell takut hantu

"Dih uncle enggak takut hantu gio tuh takut hantu"varell langsung meninggalkan gio setelah meledek gio

Gio beranjak turun dari sofa lalu berjalan ke kamar frilla. Gio melihat frilla yang tengah habis mandi hanya mengenakan handuk putih.

"My halum abis andi ya..?"frilla tak menjawab pertanyaan gio karena menurutnya, gio sudah tau jawabannya apa

"My io uga andi"tanpa menunggu persetujuan frilla, gio berusaha melepaskan bajunya namun kesusahan, gio memang belum bisa memakai atau membuka bajunya sendiri tanpa bantuan orang lain

"Gio kan udah mandi, ini udah malam sayang nanti badan gio sakit"kalau tidak habis menemani mamanya diacara bakti sosial frilla juga tidak mau mandi malam-malam

Gio keluar dari kamar frilla dengan cemberut bermaksud mengadukan pada varell. Saat menutup pintu kamar frilla, Rita menghampiri gio dengan membawa susu dot gio.

"Gio ini susunya sayang"Rita menyerahkan botol susunya pada gio yang diterima dengan senang hati

"Aci oma"kata gio lalu meminum susunya sambil menatap Rita yang telah menuruni tangga

Gio kembali berjalan memasuki kamar varell sambil meminum susunya. Gio mengedarkan pandangannya mencari keberadaan varell namun tak mendapati varell. Gio kembali mendekati laptop varell yang menampilkan laki-laki muda yang menatapnya tak berkedip.

Dengan masih meminum susunya gio berusaha naik ke atas kursi dengan susah payah. Gio meletakkan botol susunya yang telah habis disamping laptop varell. Barisan gigi kecil gio tertampil melihat kearah layar.

"Ai ancel"sapa gio pada seseorang diseberang sana yang masih tak berkedip melihatnya

"Ha..ha..i"laki-laki membalas sapaan gio dengan gugup membuat gio tak paham

"Ancel amana tapa..?"gio bertanya pada laki-laki itu

Laki-laki itu menggaruk kepalanya tak paham dengan apa yang diucapkan oleh gio"Hah.."

"Iis ancel, ama atu io, ama ancel tapa"gio memajukan bibirnya lucu karena laki-laki itu tak paham

"Nama uncle Alva"kata laki-laki itu setelah paham dengan apa yang ditanyakan oleh gio

"Gio sayang sini..."panggil frilla pada gio

"Iya my bental"gio sedikit berteriak mendengar panggilan frilla, lalu gio turun dari kursi

"Ancel io andi duyu ya, nati my malah"gio berlari menghampiri frilla dengan senang

"My au andi ya..?"tanya gio ketika telah berdiri dihadapan frilla yang sedang memakai handbody

"Siapa bilang mau mandi, mommy panggil uncle raja cari gio katanya mau buat sosis"gio memajukan bibirnya ternyata frilla memanggilnya bukan untuk mandi namun hal lain

"Io au andi my lisi engket"frilla memutar bola matanya, sebenarnya frilla sedikit heran dengan gio biasanya anak seusia gio sangat malas mandi tapi tidak dengan halnya gio sangat suka sekali mandi

"Nanti kalau mau tidur mommy lap pakai tissue basah ya terus pakai handbody gio ya"akhirnya gio mengangguk pasrah

"My tulun au ocis"frilla bangkit dari duduknya setelah meletakkan handbody-nya di atas meja lalu menggendong gio menuruni tangga

Frilla menurunkan gio saat sudah berada di ruang keluarga dimana keluarganya telah berkumpul. Gio berjalan mendekati Rudolf meminta agar Rudolf memangkunya. Rudolf yang mengerti maksud gio, mengangkatnya untuk duduk di pangkuannya.

"Opa io au ocis"gio menengadahkan kepalanya menatap wajah Rudolf

Rudolf mencium dahi gio gemas "Uncle varell ambilkan sosis untuk cucu kesayangan oppa ini"varell bangkit berjalan ke dapur sesuai permintaan Rudolf

"Oh iya fri besok kita akan bertemu dengan Xaverius di restoran Jepang, papa dan raja langsung berangkat dari kantor, kamu bisa berangkat sama varell dan mama"Rudolf menatap frilla yang kini mengangguk tak semangat

"Atu itut ya opa"gio menunjuk dadanya menatap Rudolf

"Gio tinggal aja sama bik Marni"kata varell saat sudah kembali bergabung dengan mereka dengan membawakan sosis untuk gio

Gio melotot lalu mengangkat tangannya bermaksud memukul varell dari arah yang agak jauh "Atu itut tan oma"gio menoleh kesamping meminta persetujuan Rita

Rita mengusap rambut gio gemas "Iya dong cucu omma mana boleh ditinggal"gio bertepuk tangan senang lalu menjulurkan lidahnya kearah varell

"Ancel ja ocis"raja dengan sigap mengambilkan gio sosis yang berada di atas meja

"Awas ya makannya sampai kotor enggak ada acara mandi ini udah malam"kata frilla memperingati gio

"Iya my nati yap tisu baca"gio melahap sosisnya sesekali menengadahkan kepalanya menyodorkan sosisnya kearah mulut Rudolf

"Omma mau dong aaakkk"gio tersenyum lalu menyodorkan sosisnya kearah mulut Rita lalu kembali memasukkan suapan terakhir ke mulutnya sendiri

"Agi ancel"gio menunjuk sosis meminta kembali pada raja

Raja menyetorkan kembali sosisnya ke gio yang diterima gio dengan menampilkan barisan gigi kecilnya.

"Bilang apa sama uncle..?"tanya Rudolf pada gio

Gimana memiringkan kepalanya mengedipkan matanya lucu dengan gaya imutnya "Maci ancel"

"Sama-sama gio sayang"balas raja dengan senyum lembut

"Opa io au ain ali"Rudolf mengerutkan alisnya tidak mengerti apa yang di ucapkan gio

Terkadang ucapan gio dengan bahasa bayinya memang sulit dipahami, hanya frilla terjemah gio yang paling handal, selalu paham apa yang gio maksudkan "Gio mau main ke Bali loh oppa"kata frilla menjelaskan

"Oh cucu oppa mau main ke Bali iya..?"gio mengangguk antusias sambil mengunyah sosisnya

"Io au ain ail teyus ain asil"Rudolf terkekeh mendengar ucapan gio yang begitu antusias

"Yaudah nanti habis mommy undangan wedding uncle Malik kita jalan-jalan ke Bali ya, nanti kita main air sama istana pasir disana"gio menatap Rudolf dengan berbinar-binar

"Siyus, pomis"gio mengangkat tangannya lalu memberikan jari kelingking yang begitu mungil kehadapan Rudolf

Rudolf terkekeh lalu menautkan kelingking besarnya pada kelingking mungil gio "Promise"

Ahh betapa bahagianya Rudolf bisa berkumpul seperti ini, melihat ulah lucu gio yang begitu menggemaskan dan melihat raja bisa berada diantara mereka tanpa harus terpisah negara kembali.

------------------------------------------------------

Yeee ini aku janji update cepat yang semalam ya hehe ternyata komennya lebih dari yg aku minta dan setelah di cek komennya banyak yg double hehe curang kalian iihhh 😅😅

Untuk selanjutnya kita bahas part Alva yeeee

My Baby BoyWhere stories live. Discover now