Bab XXVI

44.8K 1.8K 27
                                    

Sejak alva melihat varell dan bermimpi frilla dan anaknya, meninggalkannya membuat alva lebih banyak diam, bahkan ben maupun jorsh sering mendapati alva sedang melamun. Entahlah begitu banyak yang alva pikirkan tentang frilla.

"Hei al.."lamunan alva buyar ketika ben menepuk bahunya

Alva menoleh ke arah ben dengan wajah muram "Al, sebenarnya ada apa, kita kesini mau liburan bukan malah buat elu makin stress begini"alva menghembuskan nafasnya pelan lalu tersenyum pada ben walau terlihat di paksakan

"Gue gak apa-apa, jorsh mana..?"alva mengalihkan pandangannya mencari sosok jorsh

"Dia lagi ke minimarket beli cemilan, jujur sama gue al, elu kenapa..?"sekali lagi alva menghembuskan nafasnya pelan

"Gue semalam mimpi frilla dan anak gue, di mimpi gue mereka benci sama gue ben, frilla menggantikan posisi gue dengan laki-laki lain, apa yang harus gue lakukan ben..?"

"Al itu hanya mimpi, gue yakin frilla gak akan menggantikan posisi elu, karena dia Cinta banget sama elu"alva terkekeh mendengar ucapan ben namun tersirat kekehan menyedihkan

"Gue gak yakin ben, gue udah buat dia terluka dan hancur bersamaan, dan elu bilang frilla cinta sama gue, are you crazy ben, setelah apa yang gue lakuin, gue yakin saat itu juga Cinta frilla udah kandas untuk gue"kini bergantian ben yang menghelakan nafas melihat betapa frustasinya alva karena penyesalan yang ia buat

"Gimana yang katanya elu akan dapetin frilla kembali kalau elu pesimis begini, al elu harus yakin kalau sejak awal frilla milik elu, pasti dia akan kembali ke dalam pelukan elu, untuk sekarang yang bisa elu lakuin cepat menyelesaikan sarjana elu lalu kejar masters elu secepatnya, dengan begitu elu punya banyak waktu buat cari frilla ke penjuru dunia sekalipun"alva mengacak-acak rambutnya frustasi mendengar nasehat dari sahabatnya

Entahlah akhir-akhir ini alva begitu pesimis, mimpi itu sangat berpengaruh terhadap pemikirannya menjadikan keyakinan yang ia pegang menjadi goyah. Walaupun itu hanya sekedar mimpi tapi bisa saja itu sebagai pertanda, karena perlakuan berengsek alva yang menyakiti frilla dan anaknya.

Rasanya sangat menakutkan bila frilla menggantikan posisinya dengan laki-laki lain. Frilla yang sejak dulu di cintainya berada di genggaman orang lain bukan pada dirinya.

Apalagi didalam mimpinya, anaknya menangis berteriak pada alva kalau ia adalah daddy yang sangat jahat. Sungguh jantung alva terasa terhimpit sehingga mengakibatkan ia sesak mendengar darah dagingnya membencinya.

'Fri, apa kamu masih mempertahankan anak kita, jika ia terimakasih fri, masih mau melahirkan anak dari darah sebrengsek aku, please fri jangan gantikan aku pada siapapun, tunggu lah aku'ucap alva membatin

"Al, kamu dengar kan yang gue bilang..?"ucap ben menyadarkan alva dari lamunannya

"Iya ben, thanks dari dulu elu memang selalu jadi andalan gue"ben mengangguk lalu membalas senyuman tulus dari alva

"Elu sahabat gue al, kalau gue ngeliat elu hancur, gue juga merasa hancur, jadi tetaplah jadi alva sahabat gue yang selalu ambisius, untuk kali ini gue dukung sikap ambisius elu, kalau elu perlu mematahkan kaki seseorang yang menghalagi langkah elu maka patahkanlah"alva begitu bersyukur mendapat sahabat seperti ben, walau ben sedikit ketus tapi nyatanya alva sangat betah bersahabat dengan ben sampai sejauh ini

"Ngomong-ngomong si jorsh kemana ya, beli cemilan aja lama banget, jangan-jangan itu bule nyasar kali ya"ucap ben lagi

"Iya ya itu anak kenapa enggak balik darah  tadi, yaudah kita susulin aja"ben mengangguk setuju, keduanya bangkit lalu berjalan keluar dari kamar hotel mereka

My Baby BoyWhere stories live. Discover now