34. Kembali dan ... Kecewa (The End)

21.9K 1.1K 86
                                    

Hari sudah malam. Tasya terbangun dari tidurnya dan mulai mengumpulkan kesadarannya perlahan-lahan. Dia mengedarkan pandangannya dan mengernyit saat mendapati jika ini bukan kamarnya.

"Ya ampun, sampai lupa!" serunya. Dia menoleh pada sisi tempat tidur di sampingnya yang sudah kosong. Mungkin bunda sudah bangun sejak tadi.

Tasya menapakkan kakinya ke lantai. Dia sempat merinding kala merasakan dinginnya lantai karena tidak memakai alas kaki. Tetapi Tasya tetap berjalan menuju pintu masih dengan sempoyongan.

Saat dia akan menekan tuas pintu, samar-samar dia mendengar suara bundanya yangs edang berbicara dengan seseorang. Tasya mengernyit heran. Siapa tamu yang berkunjung jam segini? Batinnya bertanya-tanya.

Tiba-tiba Tasya tersentak.

"Emang ini jam berapa sih?" tanyanya pada diri sendiri. Dia menggaruk pelipisnya yang tidak gatal lalu mengedarkan pandangannya untuk mencari benda yang bisa menjawab pertanyaannya.

"Setengah sembilan?! Berarti aku tidur selama empat jam dong?! Daebak!" ujarnya untuk sejenak membanggakan jam tidurnya.

"Siapa sih yang namu malem-malem?!"

Tasya berputar kembali menuju cermin besar yang ada di kamar bundanya. Dia ternganga saat melihat ada gambar seseorang yang acak-acakan, kusam, kumal, jelek, mata menghitam, kantung mata tebal seperti mata panda, baju dan kerudung yang sudah tidak jelas bentuknya.

Tasya berdecak. "Ck! Macam gembel kau, Sya. Persis!" ketusnya.

Tangan mungilnya mulai mencopot kerudungnya dan membenarkan bajunya. Dia beranjak menuju kamar mandi dan mencuci wajah sejenak agar terlihat lebih segar. Gadis mungil itu kembali ke depan cermin besar dan mulai merapikan dirinya agar setidaknya pantaslah kalau keluar kamar nanti. Siapa tahu tamu bundanya cowok dan masih muda. Oke, Tasya sudah mulai ganjen.

"Nah, gini 'kan rapi. Enak kalau dilihat, dipandang, diterawang ..., eh, udah ah, udah cantik. Semoga aja tamu bunda kecantol sama aku kalo emang dia cowok, masih muda, dan ganteng!" ujar Tasya sambil cekikikan.

Sekarang pukul sembilan tepat, dan Tasya sudah menekan tuas pintu. Saat Tasya keluar kamar, tiba-tiba suara yang sejak tadi didengarnya menghilang. Tasya mengernyit heran. Kok pada diem?

Tasya membalikkan badan dengan perlahan. Kamar bunda memang dekat dengan ruang tamu, bahkan kelihatan dari sana. Jadi orang yang ada di ruang tamu pasti tahu kalau Tasya keluar dari kamar bunda.

Tasya berjalan mendekat karena masih belum jelas siapa yang bertamu selarut ini.

"Bunda?" panggilnya.

"Iya, Sayang. Sini!" kata Bunda sambil tangannya melambai, menyuruhnya untuk datang ke sana.

Tasya berjalan dengan tenang menuju tempat di mana bundanya duduk. Di mendudukkan diri di samoing bunda dan mendongak untuk melihat tamu bunda.

Untuk kesekian kalinya dia ternganga hari ini. Tamu bunda yang satu ini sungguh mengerikan.

Lebih mengerikan dibanding film Insidious!

Lebih mengerikan dibanding lihat mantan jalan sama pacar barunya!

Lebih mengerikan dibanding diphp-in gebetan!

Pokoknya ini hal paling menyeramkan dalam hidup Tasya!

Yang ada di depan Tasya ini adalah cowok narsis yang sukanya ngomel dan mengerjainya, yanh sukanya membuat dia kesal sepanjang hari.

Musuh bebuyutan sepanjang masa!

Siapa lagi kalau bukan Dava?!

Astaga! Laki-laki ini dengan santainya tersenyum manis seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua. Mungkinkah hanya Tasya yang syok dengan hadirnya Dava?!

LUKA (COMPLETE)Where stories live. Discover now