10 - Sedikit Waras

2.5K 133 7
                                    

Terkadang menutupi luka itu lebih mudah daripada menceritakannya


~Aghatan


*****

Sudah sangat lama Nial belum mengunjungi tempat yang sedang dilihatnya saat ini. Tempat yang begitu nyaman karena terdapat kasih sayang didalamnya. Tidak begitu besar seperti rumahnya, tapi dia sangat suka tempat dan seisinya ini.

Nial tau panti asuhan ini sudah lama tepatnya semenjak dia kehilangan. Dia yang saat itu sedang sedih tidak sengaja bertemu dengan Kintan yang tinggal dipanti asuhan ini. Jadi Nial tau tempat ini karena Kintan.

Didepan gerbang dia disambut pak Imam. Masih ingat dengan pak imam? Yup beliau adalah satpam di panti asuhan ini.

"mas Nathan langsung masuk saja! Kenapa bengong di depan gerbang?" instrupsi pak Imam

"hehe iya pak kalau begitu saya permisi masuk dulu ya" pamitnya dengan senyuman yang bisa melelahkan salju dikutub selatan

Begitu masuk di panti asuhan Nial disambut oleh anak-anak panti yang begitu senang melihat kedatangannya. Mereka berlari kearah Nial berebut untuk memeluknya.

"eh eh Indah dulu dong yang peluk kak Nathan" celetuk anak kecil yang begitu dekat dengan Nial

"gak bisa gitu Indah aku dulu yang peluk" balas anak kecil lainnya yang tidak diketahui namanya oleh Nial

"udah udah sini kalian semua kakak peluk" lerai Nial dan anak-anak yang mendengarnya langsung menghamburkan pelukan kepadanya

Sungguh ini adalah momen terindah bagi Nial, karena dia bisa mendapatkan pelukan hangat dari orang-orang yang menyayangi dirinya. Pelukan mereka itu seperti suntikan semangat hidup untuknya.

"Nat kapan datang?" tanya seorang perempuan yang sedang memakai kaos berwarna maroon dengan celana putih

"barusan Tan" jawab Nial seadanya

"ih dibilangin juga jangan panggil Tan entar gue dikirain tante lo" protes Kintan tidak terima

"iya KinTAN maafin gue" ledeknya menekankan kata TAN dengan tawa renyah. Ya tuhan begitu tampan batin Kintan

"ye malah bengong lo bukannya nyuruh gue masuk" tukas Nial

"biasanya juga gak disuruh masuk langsung masuk aja" cibir Kintan memutar bola matanya

"dasar lo bocah" Nial mengacak rambut Kintan

"rambut gue rusak oy" teriak Kintan padahal mah hatinya udah klepek-klepek

Entahlah jika Nial berada disini dia tidak bisa menampilkan wajah datarnya. Rasanya begitu mudah ia menampilkan senyumannya.

Lega, seperti tidak ada beban yang Nial tanggung. Rasanya begitu lepas jika ia melihat anak panti yang sedang mengumbar tawa mereka.

"eh kesambet lo senyam-senyum sendiri?" ucap Kintan memegang dahi Nial

"ngaco lo udah ayo masuk gue mau ketemu bu Rossa!" titahnya mengalihkan pertanyaan Kintan

AghatanWhere stories live. Discover now