2 - Masa Lalu

3.3K 178 15
                                    

Part ini saya dedikasikan untuk Anggita Tarisya Fitri
..............


Saat kaki Nial menapaki lantai rumahnya ia terlihat bingung ketika matanya melihat pemandangan yang sangat jarang dilihatnya. Di ruang keluarganya terlihat mamanya yang sedang duduk bersama orang yang saat ini dihindarinya. Orang tersebut adalah papanya.

Tak menghiraukan kedua orangtuanya dia memilih untuk menaiki tangga menuju kekamarnya. Namun kakinya terhenti ketika sang mama memanggilnya.

"Nial udah pulang kapan masuk rumah kok mama gak tau" tanya merissa sang mama

Namun pertanyaan itu hanya dianggap angin lalu olehnya dan ia kembali melangkahkan kakinya kekamar karena dia tidak bisa lama-lama diruang keluarga yang terdapat papanya.

"Nial jangan kurang ajar kamu" sambung papanya marah

"sudah Pa mungkin Nial capek dia kan baru pulang sekolah"bela sang ibu

"tapi Ma dia sudah bersikap kurang ajar kepada orang yang sudah menghidupinya selama ini"

"Nial baru pulang Pa jangan kamu marahi"

"Tapi Ma... " ucapnya terhenti karena melihat istrinya yang hanya menatapnya datar

"baiklah Ma mungkin nanti aku akan bicara dengan Nial sebelum aku berangkat" tuturnya itu hanya di tanggapi senyuman oleh istrinya

Walaupun berada dilantai atas dia masih mendengar sang Mama yang sedang membelanya. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa kesal kepada Papanya.

Saat ia sudah berada di depan kamarnya ia segera masuk dan menutup pintunya dengan kasar. Sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Nial langsung merebahkan tubuhnya kekasur tanpa melepaskan seragam dan juga sepatunya. Dia merasa sangat lelah dengan kehidupannya yang jauh dari kata tenang.

Dibalik sikap dingin kepada orangtuanya percayalah sebenarnya dia sangat menyayangi Papa dan Mamanya. Tapi rasa itu sudah tertutupi oleh rasa kecewa terhadap orangtuanya karena kejadian dimasa lalu.

"arghhh.... " teriak nial frustasi

Tak berselang lama dia bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau balau.

Setelah beberapa menit dia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju lemari mengambil kaos dan celana untuk ia kenakan. Saat ini dia berniat untuk menghabiskan waktunya dikamar karena dia sedang tidak ingin berjumpa Papanya.

Tapi niatnya buyar saat mendengar suara pintu yang diketuk Mamanya.

"Nial buka pintunya Mama dan Papa ingin berbicara"

Suara dibalik pintu itu tidak dihiraukan sama sekali olehnya.

"Mama mohon nak turunlah kebawah dan temui Papamu sebentar" suara itu terdengar parau ditelinga Nial, sehingga dia dengan rasa tidak ikhlas membuka pintu dan melihat mamanya yang berdiri didepannya dengan kepala merunduk.

"Nial akan menyusul, Mama turunlah dulu" kata yang keluar dari mulut Nial membuat Mamanya mendongak dengan senyuman yang tercipta dibibirnya

"Mama tunggu dibawah nak" jawab Mamanya dan mengecup pipi Nial dengan sayang sebelum turun.

Tindakan Mamanya itu membuat Nial mematung. Karena Mamanya sangat jarang mengecup pipinya. Kejadian itu sedikit membangkitkan rasa semangat untuk turun kebawah menemui kedua orangtuanya. Sehingga tercipta senyuman dibibirnya walaupun sangat tipis.

Saat ia sampai diruang keluarga. Ia sudah mendengar suara papanya yang menginstrupsi dirinya

"duduklah.. " perintah papanya

AghatanWhere stories live. Discover now