20 - Pedofil? Psikopat?

1.7K 102 5
                                    

Thanks for 7k readers

Disisi lain Nial yang terganggu dengan bunyi notifikasi di ponselnya segera mengecek apa isi notifikasi tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain Nial yang terganggu dengan bunyi notifikasi di ponselnya segera mengecek apa isi notifikasi tersebut. Setelah melihat isinya Nial hanya menaikkan sebelah alisnya kemudian jarinya menekan tulisan report pada postingan itu.

Tanpa membaca komentar yang menurutnya tidak bermutu itu. Dan Nial tidak akan terpengaruh dengan hal-hal seperti itu. Cukup tutup mulut dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

❤❤❤

Aghata pov

Gara-gara postingan instagram salah seorang warga SMA GARUDA, gue sama sekali belum memejamkan mata. Gak tau kenapa gue gak ngrasain kantuk sedikitpun karena gue terlalu mikiran nasib gue esok hari di sekolah. Gue takut  terserang para penghuni SMA GARUDA!!!! Gimana kalau gue di dorong dari rooftop terus ninggalin jejak merah di lantai bawah? Lah gue koid dong??

Astagfirullahhaladzim Membayangkan aja udah buat gue bergidik ngeri. Gimana kalau itu  benar-benar terjadi? Amit-amit jabang bayi dan gue belum punya bayi. Gimana mau punya banyi? orang gue aja belum nerima lamaran manuel rios fernandez!!!!

Gue ngelirik ke arah nakas dan melihat kearah jam yang sudah menunjukkan angka 4 dan sialnya mata gue baru ngerasain kantuk. Tapi sebagai umat yang baik gue mengabaikan rasa kantuk  dan bersiap-siap untuk menunaikan kewajiban gue sebagai seorang muslimah. Kali ini gue bener-bener mau doa yang khusyuk supaya doa gue langsung dikabulkan tuhan.
Gue berdoa supaya para penghuni SMA GARUDA lebih jinak lagi dan gak bikin gue mati muda. Gue masih banyak dosa dan belum bisa banggain bonyok gue.

Setelah beribadah gue bersiap-siap berangkat sekolah untuk menghindari para penghuni itu.

Aghata pov end

Gadis itu menuruni tangga dengan terburu-buru sembari merapikan ikatan rambutnya. Dia berlari menuju kamar orang tuanya untuk berpamitan.

"Pa Ma... "teriaknya dengan tangan menggedor pintu kamar kedua orangtuanya. Merasa tidak ada yang menyahuti Aghata kembali melancarkan aksinya untuk membangunkan Papa dan Mamanya "Papa Mamaaaa Agha mau berangkat sekolah Agha minta uang jajan dong?! Pa maa..." dia berteriak dengan kencang hingga pekerja rumahnya menghampiri dia dengan tatapan kebingungan

"non kenapa kok teriak-teriak?" tanya salah satu perempuan lanjut usia dengan tatapan kebingungan dan khawatir menjadi satu.

"Gak papa kok, Aghata cuma mau pamit ke sekolah sama papa mama" Aghata melihat raut heran yang sangat jelas di wajah asisten keluarganya "Aghata ada sedikit urusan di sekolah makanya harus berangkat lebih pagi" imbuhnya agar para asisten keluarganya itu berhenti melayangkan tatapan heran.

"yasudah kalau begitu kami pamit kebelakang dulu non" Aghata hanya melayangkan senyumannya untuk mengizinkan para asisten keluarganya.

Setelah beberapa saat menunggu papa dan mamanya yang tidak keluar dari singgasananya, Aghata kembali bersiap-siap melancarkan aksi terakhirnya dan bisa dijamin ini akan ampuh.

AghatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang