12 - Piano

1.9K 143 3
                                    

Vote dulu sebelum baca!!

*****

"lo pulang sama siapa?" Nial merutuki mulutnya yang mengeluarkan kalimat pertanyaan sakral itu

"lo nanya gue?" tanya Aghata menunjuk dirinya sendiri

"ya!" jawabnya singkat "gue nunggu taksi lewat" balas Aghata sambil melihat jam tangannya

"Eh Ta lo mau nebeng gak?" tawar Adhisya yang baru keluar dari parkiran "ga deh makasih, rumah kita kan beda arah" tolak Aghata halus

"yaudah deh kalo gitu gue balik dulu ya Ta, Al" pamitnya disusul bunyi klakson mobilnya

"bareng gue?!" Aghata yang kembali mendengar suara cowok itu bingung, sebenarnya cowok itu sedang bertanya atau mengajaknya pulang bersama "maksud lo?" kata itu yang terlontar dari mulut Aghata

Merasa sudah sangat sore Nial langsung menarik Aghata ke motornya. Karena dia tidak mungkin meninggalkan seorang cewek sendirian disekolah yang sudah sangat sepi.

Aghata yang tiba-tiba ditarik merasa terkejut hingga jantungnya berdetak hebat. Dia merasa aneh dengan perasaannya itu. Apakah dia sedang mengalami kelainan jantung saat ini?

Ah ingatkan dia untuk segera konsultasi ke dokter spesialis jantung setelah ini.

"cepet!"

"gue naiknya gimana?" tanya Aghata sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal

"ck.. Pegang pundak gue!!" nah kalimat apa lagi yang keluar dari mulut cowok yang terkenal dingin itu

Nial mengamati Aghata dari spion yang terlihat ragu untuk menaiki motornya. Namun beberapa saat kemudian cewek dibelakangnya itu menumpukan tangan ke pundaknya.

Tanpa bertanya ke Aghata, Nial langsung melajukan motornya membelah jalanan ibukota yang terkenal dengan kemacetan ini.
Tindakan Nial membuat Aghata terkejut setengah mati, sehingga Aghata reflek melingkarkan tangannya ke Pinggang Nial.

"Gausah pegang!" seru Nial ketus

"Ha?" Aghata tidak mendengar karena jalanan begitu ramai oleh bunyi klakson pengguna jalan

"gausah pegang-pegang!" kali ini Nial menolehkan kepalanya kebelakang dan kemudian Aghata cepat-cepat menarik tangannya dari pinggang Nial.

Setelah peringatan ketus dari mulut cowok itu hanya keheningan yang tercipta. Aghata tidak nyaman dengan suasana canggung seperti ini. Sepertinya ia mengambil keputusan yang salah untuk pulang bersama cowok yang tidak memiliki stok kalimat dimulutnya.

Aghata diam-diam melirik Nial dari spion. Nial terlihat menatap tajam jalan didepannya. Aghata menghela nafas heran bagaimana bisa cowok itu menatap sekelilingnya dengan tatapan tajam. Dia bertanya dalam hati, apakah matanya tidak capek jika terus menurus seperti itu?.

"rumah lo dimana?" Aghata mengerjapkan matanya ketika Nial mengeluarkan kata dari mulutnya

"Alam cempaka" Jawab Aghata seadanya sedangkan Nial tidak merespon apapun dia kembali menatap arah jalan raya.

Tidakkah kalian tahu bahwa mereka berdua kini terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu bersama.

Tapi itu hanyalah sebuah angan. Lihatlah mereka berdua kini hanya diam tak berkutik. Saling melemparkan pandangan ke ramainya ibu kota.

Mereka bukan sepasang kekasih, lihatlah cara Aghata berpegangan! Bukannya menautkan tangannya kelingkar pinggang Nial tapi malah memegang bagian belakang motor Nial. Mirip seperti saat naik ojek.

AghatanHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin