ARTHUR | 23

9.3K 562 3
                                    

Beberapa hari terakhir, Theresa tidak datang ke perusahaan. Semua pekerjaan diambil alih oleh asisten ayahnya. Termasuk pada saat perilisan produk baru. Theresa bukannya tidak bisa bersikap profesional, tapi orang tuanya yang menganjurkan agar dia beristirahat dulu saja, sampai semuanya menjadi tenang.

Menyadari ketidakhadiran Theresa akhir-akhir ini, Nico berinisiatif untuk menghubungi gadis itu. Panggilan pun tersembung.

"Kamu sehat?"

"Physically yes."

"Apapun yang kamu hadapi, jangan berlarut dalam kesedihan yang panjang ya?"

"Ya."

"Bagaimana kalau keluar untuk menghilangkan kesedihan?"

"Kemana?"

"Kemana aja yang kamu mau."

"Tapi gue mau ke rumah sakit. Arthur di sana, gue mau temani dia."

"Jadi ajakanku ditolak?"

"Gimana kalau kita makan bareng, setelah itu kunjungi Arthur bersama?"

"Boleh. Aku jemput kamu sebentar lagi."

Saat panggilan terputus, Theresa bergegas untuk bersiap-siap. Dia tidak terlalu memperdulikan penampilannya lagi. Hari ini dia benar-benar tampil sederhana dan natural. Meski begitu, tidak mengurangi kecantikannya sama sekali.

——

Theresa sedang asik makan es krim matcha nya, mengabaikan tatapan Nico yang sulit diartikan.

"Lo kenapa lihatin gue terus?" tanya Theresa risih.

"Kamu cantik hari ini."

"Makasih."

Theresa melihat Siska yang baru mau meninggalkan kedai es krim. Theresa yakin kalau Siska ada melihatnya tadi, tapi kenapa tidak menyapa? Theresa bergegas mendekati gadis itu.

"Siska," panggilnya.

"Kenapa lo keluar?" tanya Siska, ekspresinya terlihat tidak senang.

"Kenapa lo ga nyapa gue?"

"Kenapa gue harus? Lo kan lagi asik nge-date sama cowok baru lo. Asli lo ganjen banget deh."

"Apa sih maksud lo?" tanya Theresa bingung.

"Halah, gausah pura-pura deh lo."

"Apaan? Gue gatau lo ngomongin apa."

Siska menunjuk Theresa, "Lo kemarin tidur bareng Arthur kan? Giliran Arthur sakit, lo jalan bareng cowok lain. Dasar gapunya belas kasihan! Benar ya abis manis, sepah dibuang."

"Gue ga tidur sama Arthur," koreksi Theresa, "gue juga bukannya gapunya belas kasihan, karna habis ini gue mau jenguk dia," tambah Theresa.

"Iya lah! Setelah ditegur gini, malu lo pasti kalau ga jenguk."

"Lo kenapa sih, Sis? Suka sama Arthur?"

ARTHUR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang