ARTHUR | 17

10.1K 542 2
                                    

Theresa sedikit terburu-buru karena hari ini seharusnya dia mengikuti photoshoot untuk produk yang akan dikeluarkan sebentar lagi. Dia segera mengambil barangnya dan pergi dengan mobilnya.

Tidak jauh dari perusahaannya, Theresa melihat pria yang sangat dikenalnya, tentu saja Arthur. Theresa menyapanya dan bertanya sedang apa.

"Lagi nunggu angkutan umum," jawabnya.

"Motor lo kemana?"

"Rusak."

"Bareng gue aja mau?"

"Ga ngerepotin?"

"Ga kok. Tapi gue photoshoot dulu, jadi lo mesti nunggu. Gapapa?"

Arthur mengangguk dan masuk ke dalam mobil, menggunakan seatbelt, jika tidak pengingat dari mobilnya akan terus berbunyi.

"Lo buru-buru mau pergi? Kalau iya duluan aja pakai mobil gue, nanti supir gue bisa jemput kok."

"Gapapa. Saya temani kamu."

Akhirnya mereka sampai di salah satu studio tempat Theresa akan melangsungkan kegiatannya. Begitu sampai, Theresa langsung dirias wajahnya, juga mengganti pakaiannya dengan rancangan perancang terkenal. Fotonya pun diambil dengan beberapa gaya yang berbeda, bahkan busana dan perhiasan yang berbeda juga.

Arthur baru pertama kali mengamati kegiatan seperti ini dan ternyata kelihatannya cukup menyenangkan namun juga melelahkan karena harus terus menerus mengganti busana.

Tiba-tiba si fotografer terlihat kebingungan. Rupanya dia mencari seorang pria yang bisa dijadikan lawan foto untuk Theresa. Fotografer tersebut mengamati bahwa Arthur cocok, karena model pria lainnya sedang sibuk untuk pemotretan lain. Maka, Arthur dirias dan diminta untuk memakai pakaian formal yang sudah disediakan.

"Tapi saya kaku banget di depan kamera, Sa," bisik Arthur pelan.

"Gapapa, nanti diarahkan kok."

Ternyata Arthur sama sekali tidak sulit diarahkan. Pemotretan berlangsung dengan lancar, cepat, dan hasil yang sempurna. Keduanya melihat hasil foto tersebut bersama.

"Kaku apanya, bagus gitu," protes Theresa.

"Canggung tau."

"Gapapa, yang penting hasilnya bagus. Makasih udah mau bantu."

"Sama-sama."

Fotografer yang tadi memotret mereka berjalan mendekat ke arah Arthur, "Kebetulan kami mencari model pria baru untuk pemasaran produk. Apakah Anda bersedia?"

"Kesempatan bagus, Ar, pertimbangkan baik-baik."

"Kalau Anda setuju, Anda akan dijadikan partner foto Theresa dalam pemasaran produk."

"Loh khusus untuk saya?" tanya Theresa.

Bryan, si fotografer, mengangguk, "Khusus untuk kamu. Karena kalian berdua sangat serasi. Bakal menaikkan rating nantinya. Apalagi kamu akan mengeluarkan produk khusus untuk wedding dalam waktu dekat kan?"

"Wah benar juga, akan menjadi daya tarik ya," kata Theresa.

Bryan mengatakan, "Jadi kalau tertarik, Anda bisa datang lagi kesini. Saya akan menerima dengan hangat. Silahkan pertimbangkan ya."

"Saya bersedia," kata Arthur cepat.

Setelah membaca dan menandatangani kontrak, Arthur bersama Theresa meninggalkan studio tersebut.

"Tadi kok langsung setuju?"

"Mau aja. Kesempatan ga datang 2x."

Padahal sebenernya, Arthur menyetujuinya karena ada Theresa dan kebetulan dia bisa membantu Theresa. Makanya dia mau melakukannya tanpa pikir panjang lebih dulu.

ARTHUR ✔Where stories live. Discover now