ARTHUR | 13

10.7K 589 2
                                    

Beberapa pekerja saling berbisik-bisikan sambil tertawa melihat kedatangan Arthur. Arthur berjalan begitu saja, mengabaikan segala pandangan yang tertuju padanya. Lagipula dia yakin tidak ada yang salah dengan dirinya.

Tiba-tiba Nico menghentikan langkahnya, "Ga risih diliatin terus?"

Arthur memilih untuk mengabaikannya. Tapi, Nico tentu saja tidak tinggal diam, terus-menerus merecoki Arthur membuatnya menjadi malas. Lama-lama, Arthur berpendapat bahwa sebenarnya Nico seharusnya adalah perempuan. Lihat saja gayanya yang suka bergosip, tidak mau mengalah, suka melabrak, dan lain sebagainya.

"Tidak bisakah bersikap sedikit profesional? Sekarang sedang dalam pekerjaan," kata Arthur tegas.

Nico tersenyum miring, "Mau tau berita miring apa yang tersebar tentang lo di antara pegawai lain?"

Arthur sama sekali tidak menunjukkan ekspresi penasaran. Tapi, Nico malah memutuskan untuk memberitahunya, "Sebenarnya gue bilang selama ini lo cuma pura-pura ansos (anti-sosial), padahal sebenarnya lo penjilat. Jilat-jilatin atasan lo sampai sukses dengan modal tampang. Setelah ini gada lagi tatapan memuja terarah ke lo, sekarang semua akan mengagumi gue."

"Anda manusia yang luar biasa narsistik, tapi saya bahkan tidak peduli. Saya selama ini juga tidak meminta atensi tersebut. Mereka yang memberikannya dengan cuma-cuma. Dan lagipula, bukankah Anda merasa malu, berbadan pria tapi bersikap layaknya seorang wanita?"

Mendengar kalimat terakhir Arthur, Nico menjadi sangat malu, dan pegawai lainnya malah ikut tertawa. Arthur mengamati bahwa pegawai lainnya ini mudah sekali terombang-ambing oleh berita yang tidak benar adanya. Padahal seharusnya mereka bersikap selektif dalam mencernanya. Bandingkan dengan fakta yang ada. Manusia memang aneh.

Tidak mau menghabiskan waktunya lebih lama untuk Nico, dia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Ting!

Melihat ada pesan masuk, Arthur mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.

0812-3654-xxxx
Halo, ini Theresa. Besok kamu diajak ke rumah untuk makan malam bersama lagi.

Sebelum membalas pesan tersebut, Arthur menyimpan lebih dulu nomor Theresa dalam kontaknya. Setelah itu, membalas dengan oke. Lalu, melanjutkan kembali pekerjaannya.

——

Jam menunjukkan pukul 1 yang adalah waktunya untuk istirahat. Arthur memutuskan untuk ke kantin perusahaan dan makan di sana. Dia sering makan seorang diri, tapi nantinya akan ada orang lain yang menemainya pada akhirnya, meskipun dia tidak suka.

Ternyata hari ini teman makannya adalah Siska. Gadis itu bertanya, meminta izin apakah dia boleh duduk di hadapan Arthur. Tentu saja Arthur mengizinkannya, tidak enak untuk menolak rekan kerja. Padahal dia tidak suka makan bersama orang lain.

"Saya dengar kamu penjilat. Benarkah?"

"Menurutmu?"

Siska menggeleng, "Tentu saja tidak."

"Maka, ya, tentu bukan."

"Jadi darimana berita menyimpang itu berasal?" tanya Siska lagi.

Arthur menjawab, "Dari seseorang yang merasa kalah akan kehadiran saya."

Siska tertawa menanggapinya. "Ternyata masih ada pula orang yang seperti itu. Apakah kamu tidak malas ada berita tersebut?"

Arthur menggeleng. "Berita tersebut jelas tidak benar dan saya yakin hampir semua pegawai tau bahwa saya tidak mungkin melakukan hal-hal seperti itu."

ARTHUR ✔Where stories live. Discover now