ARTHUR || 14

10.4K 588 5
                                    

Hari ini adalah jadwal untuk membeli beberapa keperluan perusahaan dan mendatangi beberapa anak perusahaan untuk melihat kinerja masing-masing pegawai. Sayangnya, Siska hari ini tidak masuk dikarenakan sakit dan Theresa tidak suka jika harus berpergian sendiri.

Di lain sisi, Nico lah yang sebenarnya menemaninya jika Siska tidak ada. Namun, tentu saja Theresa tidak mau melakukannya dengan manusia narsis yang satu itu. Bukannya membeli barang, bisa-bisa menjadi ajang untuk mengomel.

Tapi, dia tidak punya pilihan lain. Maka, mau tidak mau dia mendatangi ruangan Nico. Beruntung Nico sedang tidak di tempat. Akhirnya, Theresa memutuskan untuk mengajak Arthur saja.

Theresa mencari kontak Arthur di ponselnya, kemudian mengiriminya pesan singkat. Tidak lama kemudian, Arthur membalasnya, mengatakan bahwa dia bersedia membantu Theresa. Keduanya memutuskan untuk pergi dengan kendaraan yang berbeda, supaya tidak saling menunggu, jadi tidak membuang-buang waktu.

Tujuan pertama mereka adalah distributor perhiasan terbesar di Asia. Perusahaan yang Theresa pimpin dan perusahaan yang akan dikunjunginya ini adalah rekan bisnis. Theresa yang membuat segala macam design perhiasannya, sedangkan perusahaan tersebut yang memproduksi dan memasarkannya juga.

Kedatangan Theresa adalah untuk memberikan hasil design terbarunya, karena sekitar 3 bulan lagi adalah jadwal rutin mereka untuk merilis produk baru. Biasanya produk baru ini habis dalam hitungan hari meskipun harganya terbilang cukup mahal.

Theresa sampai lebih dulu, disusul Arthur setelahnya. Keduanya masuk dan langsung menemui kepala perusahaan sesuai dengan yang dijadwalkan.

Theresa memulai presentasi mengenai serangkaian perhiasan, mulai dari cincin, gelang, kalung, dan anting. Semua jenisnya dibuat memiliki keterkaitan yang mana menjadi daya tarik pembeli.

Setelah presentasi selesai dan mendapat persetujuan, Theresa memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan, membeli beberapa barang yang sudah habis di perusahaan.

——

Rupanya Theresa tidak hanya membeli barang untuk perusahaan, tapi berakhir dengan membeli barang untuk dirinya sendiri. Arthur dengan baik hati menawarkan diri untuk membantu gadis itu membawa barangnya.

"Terima kasih. Arthur yang terbaik!" kata Theresa dengan senyum manisnya.

Seperti biasa, Arthur mengabaikannya. "Ini susu cokelat buat kamu."

"Loh buat apa?"

"Sebagai tanda terima kasih. Kan lo suka susu coklat."

"Tau darimana?"

Theresa tersenyum misterius, "Ada deh."

"Yaudah, makasih ya."

Theresa mengangguk, "Jadi udah mau pulang?"

Arthur mengangguk, "Buat apa di sini? Toh orang tua kamu tidak di rumah."

"Yaudah, hati-hati ya kalau gitu!"

Tapi, Arthur berubah pikiran. Dia memutuskan untuk tidak pulang. Dia tiba-tiba takut gadis itu akan kesepian di rumah yang luas ini hanya seorang diri.

"Saya gajadi pulang deh."

"Loh kenapa?"

"Gapapa."

"Aneh ih. Tapi, masuk aja kalau gitu."

Arthur masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu. Ruang tamunya tentu saja sangat luas dan sangat mewah. Terkadang Arthur jadi merasa tidak percaya diri jika harus berhubungan dengan orang kaya. Merasa tidak cocok dan tidak berada pada tempatnya saja.

ARTHUR ✔Where stories live. Discover now