ARTHUR | 7

12.8K 651 5
                                    

Arthur baru saja turun dari mobilnya, tepat di depan sebuah toko buku, masih kesulitan dengan kakinya yang masih sakit karena keseleo. Beruntung dia mengikuti saran dari Theresa, sehingga sakitnya mulai mereda.

Arthur melihat Theresa secara tidak sengaja sedang keluar dari mobilnya. Dari semua tempat yang ada di sini, kenapa bisa bertemu lagi dengannya?Arthur ben-benar tidak habis pikir.

Tidak mungkin untuk lari karna keadaan kakinya yang tidak mendukung, jadi dia tidak punya pilihan lain selain jalan sambil menunduk, dengan harapan Theresa tidak menyadarinya.

"Waduh jalannya liat ke atas dong, mana ada orang jalan liatnya ke bawah."

Arthur menghela nafas. Rasanya dia lelah sekali saat mendengar suara itu. Rasanya dia ingin sekali menghilang dari muka bumi begitu saja agar tidak mendengar suara menyebalkan tersebut.

"Lo kayanya ga senang banget ketemu gue," tegur Theresa lagi.

"Ya sebenarnya begitu."

"Memangnya kenapa sih?"

"Saya gasuka aja."

"Well, pasti ada alasan dong. Apa alasannya?"

"Gasuka aja."

Theresa berdecak, "Yaudah, gapenting juga. Gimana kaki lo? Mendingan?"


"Bukan urusan kamu."

Theresa mencebik. "Dasar gatau terimakasih!"

Tanpa Arthur sadari, gerutuannya membuat dia tersenyum kecil. Benar-benar menggemaskan. Arthur geleng-geleng kepala saat merasa ada yang salah di pikirannya. Pasti terjadi kesalahan besar antara saraf-saraf yang terhubung dengan otaknya sehingga dia bereaksi memalukan seperti itu.


"Lo kenapa geleng-geleng kepala?" tanya Theresa bingung.

"Nevermind."

Arthur menghentikan langkahnya, menatap Theresa. "Kamu bisa ga menjauh dari saya?"

"Why should I?"

"Karena dengan kamu berdiri di sebelah saya, secara tidak langsung saya jadi pusat perhatian. Dan saya tidak menyukainya.

Theresa menatapnya bingung. "Bukannya semua orang suka jadi pusat perhatian?"

"Ya, bagi beberapa orang. Tapi, tidak dengan saya. So, please, leave me alone."

Melihat Arthur berjalan pergi, tidak membuat Theresa berhenti dan pergi. Sebaliknya gadis itu berjalan lebih cepat lagi untuk menyamakan langkah kakinya dengan Arthur. Menyadari hal itu, Arthur berjalan lebih cepat lagi. Akhirnya Theresa kelelahan dengan hal seperti ini, jadi dia menarik paksa tangan Arthur, sehingga pria tersebut berhenti.

"Gue gatau lo punya masalah apa sama gue. Kalau lo emang punya masalah sama gue, kasitau ke gue. Gue dari awal cuma punya niat temenan sama lo, terus gue bingung kenapa lo cuek banget sama gue? Padahal banyak orang berebutan deket sama gue. Lo kenapa sih?"

"Apa yang kamu harapkan?"

"Ya respon atau apa gitu. Memangnya susah?"

Arthur mengangguk. "Jadi tolong, jangan ajak saya berbicara lagi."

ARTHUR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang