ARTHUR | 27

10K 510 1
                                    

Mereka menghabiskan waktu cukup lama di Maldives, setelah itu pergi Korea, tentu saja atas permintaan Theresa.

Mereka baru sampai beberapa menit yang lalu. Masih kelelahan. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk langsung ke apartemen dan keluar pada malam untuk makan malam. Besoknya baru mereka akan berjalan-jalan.

Keluarga Theresa memang memiliki perumahan dan apartemen hampir di seluruh bagian dunia ini. Sehingga jika mereka bepergian, mereka tidak perlu repot-repot pergi ke hotel.

Theresa sedikit rindu dengan tempat ini. Terakhir kali dia ke Korea, umurnya masih tujuh tahun. Banyak kenangan di dalam apartemen ini.

Dia selalu suka di kamarnya dengan view yang memperlihatkan bangunan-bangunan mewah nan indah di saat malam hari dengan lampu-lampu yang menyala.

Arthur terlihat tidak sehat. Kantong matanya lebar, wajahnya pucat, seperti orang yang tidak diberi makan beberapa hari.

"Are you okay?"

"Mual aja, kayaknya kurang tidur."

"Kamu ga tidur?"

Dengan malu-malu, Arthur menjelaskan, "Aku ga bisa tidur selama di pesawat tadi. Aku punya serangan panik, takut jatuh sebenarnya."

Theresa ingin tertawa sebenarnya. Tapi, wajah Arthur membuatnya kasian dan mengurungkan niatnya.

"Mau makan?"

Arthur menggeleng, "Mau kamu aja."

"Kamu tuh sakit, harusnya makan."

"Maunya dipeluk kamu aja. Boleh?" Theresa memeluk Arthur tepat seperti permintaannya. Suhu tubuhnya normal, mungkin Arthur hanya kelelahan.

Theresa melihat lagi Arthur yang ternyata sudah tidur lelap. Wajahnya menggemaskan, Theresa mencubit pipinya pelan. Perlahan dia melepas pelukannya dan memberi Arthur waktu untuk beristirahat.


Theresa menutup pintu kamar Arthur perlahan agar Arthur tidak terbangun. Duduk bersama kedua orang tuanya yang sedang menyesap minuman mereka.

"Arthur kenapa?"

"Kecapekan kayaknya. Dia gabisa tidur katanya," jelas Theresa sambil mengambil minuman Rina.

"Buat sendiri sana."

Theresa cemberut, "Pelit."

"Nanti kalau kamu mau jalan-jalan, jalan aja ya. Mobilnya dipakai aja, ada 2 mobil kok," kata Kent. Theresa mengangguk semangat.

Kent tau benar bahwa putrinya itu tidak akan tinggal diam dan beristirahat di apartemen, pasti dia akan pergi menjelajah. Bahkan jika harus pergi sendiri.

"Nanti kalau kamu pergi ajak mama ya?"

Theresa menggeleng, "Gamau. Mama pelit."

"Nanti mobilnya di tahan di garasi ya," kata Rina sambil melirik Kent.

"Papa kan sayang sama Theresa, pasti ga bakal setuju sama mama," Theresa menatap Kent penuh harap, "iya kan, pa?"

ARTHUR ✔Where stories live. Discover now