ARTHUR || 12

10.8K 598 3
                                    

Setelah makan malam di rumah Theresa, Arthur tidak lagi merasa terlalu canggung untuk bertemu dengan Theresa.

Meski begitu dia tetap tidak habis pikir dengan pemikiran gadis itu. Buktinya, malam ini dia menginap lagi. Memang sih, orang tuanya mengijinkan. Tapi, tetap saja, rasanya tidak nyaman.

Sebelumnya Arthur mengatakan, jika Theresa terus memaksa untuk menginap, Theresa akan tidur di luar. Sayangnya, gadis itu tidak peduli dengan ancaman kecil seperti itu, dia masih tetap ingin menginap dan berjanji akan menanggung konsekuensinya untuk tidur di sofa. Namun, sekarang, Arthur malah menjadi tidak nyaman karena Theresa benar-benar mempersiapkan dirinya untuk tidur di sofa. Maka, Arthur meminta agar gadis itu tidur di kamar saja.

Theresa menatap lawan bicaranya bingung karena tidak ada subjek dalam kalimat Arthur. "Siapa? Gue?"

"Menurut kamu?" sinis Arthur.

Theresa hanya tersenyum canggung, lalu mengatakan, "Ngapain gue tidur di kamar? Bisa kenapa-kenapa ntar gue."

"Yang maksa nginap siapa?"

"Gue."

"Yang punya rumah siapa?"

"Lo."

"Jadi sebagai tamu yang baik, kamu harus ikutin pemilik rumah?"

"Ya iyalah."

"Yaudah tidur di kamar."

Theresa bergidik ngeri. "Gue di sini aja. Kata lo hormon testosteron meningkat pas subuh-subuh kan?"

"Kamu tidur aja di kamar. Saya juga ga bakal apa-apain kamu."

"Kalau saya lakukan juga sebenarnya kan bukan kesalahan saya.." tambahnya dengan suara kecil.

"Terus lo tidur di mana memangnya?"

Alis Arthur bertautan, "Di kamar dong. Yakali di sini."

"Jadi ceritanya lo ngalah sama gue? Gue tidur di kamarnya lo gitu?"

"Siapa suruh kamu tidur di kamar saya?"

"Loh kan lo yang suruh," protes Theresa.

Arthur geleng-geleng kepala berbicara dengan gadis di hadapannya ini. "Maksud saya, kamu tidur di kamar tamu, kamar yang kamu pakai waktu itu. Bukan di kamar saya. Paham?"

Theresa mengangguk-anggukkan kepalanya, "Oke sekarang paham. Tapi kan gue udah janji mau terima segala konsekuensi."

"Saya berubah pikiran, tapi kalau kamu tetap mau tidur di sini ya terserah. Yanh badannya sakit juga kamu, bukan saya."

"Hm iya si, yang badannya sakit ya gue, tapi lo yang khawatir kan?" ejek Theresa.

"Ga, siapa bilang, pede banget kamu."

"Halah gengsi, ngaku aja," goda Theresa lagi.

"Tidur di sofa ya kamu," ancam Arthur.

"Eh jangan dong, kan gue becanda."

"Terserahlah. Saya mau tidur."

"Yaudah, good night, Arthur!"

Arthur hanya berdeham, tidak mengatakan sepatah kata pun. "Ga sopan ya ga ucapin balik," protes Theresa.

"Blablabla."

"Arthur!"

"Iya?"

"Ucapin juga, biar ga malu gue."

"Kan gada yang—"

"Ucapin aja napa sih????"

"Selamat malam, Ratu."

ARTHUR ✔Where stories live. Discover now