Chapter 27 : Every Cloud Has Silver Lining

5.3K 347 31
                                    

Hari kedua setelah skandalku menjadi viral, keadaan tidak bertambah baik, malahan bertambah parah. Tekanannya sungguh luar biasa. Dianggap sebagai penyakit masyarakat bukanlah hal yang main-main, walaupun ruang lingkupnya kecil tetapi cukup untuk membuatku ingin bunuh diri walaupun hanya sekilas terlintas dalam benakku.

Semua orang menghindariku di kantin. Aku duduk sendirian di sudut meja, sedangkan yang lain berkumpul berdesak-desakkan di meja belakangku, walaupun kursi di sekitarku masih banyak yang kosong. Sepertinya mereka menghindari penularan penyakit ini.

Sarapan yang harusnya enak ini, tidak bisa kunikmati. Terdengar suara bercanda dan tertawa dari belakang oleh rekan-rekan kerjaku, yang biasanya aku menjadi salah satu pusat perhatian. Sekarang diriku hanyalah menjadi figuran yang tidak penting, dan rasanya sangatlah tidak menyenangkan.

"Eh coba lihat ini" aku mengetahui itu adalah suara pak Wardi "berita baru" ujarnya kemudian.

"Polisi menangkap pesta sex sesama jenis di sebuah hotel" pak Wardi mengeja sesuatu, antara berita koran atau berita daring.

"Astaghfirullahalazim" balas pak Jek "kalau ada yang saya kenal diantara mereka, akan saya bawa ke majelis taklim untuk rukiyah" ujar pak Jek yang sangat jelas menyindir diriku. Hellow pak Jek, saya gak kerasukan setan homo.

"Diapain pak sama polisi?" tanya Hendri "Diarak keliling kan sama dirajam" dia menjawab sendiri.

"Mungkin, penyakit masyarakat harusnya dibasmi yah" lanjut pak Wardi. 

Aku menarik nafas, menahan diri untuk tidak menangis karena merasa terkhianati. oh tuhan, kenapa sebegini beratnya.

Kukemasi makananku yang baru sedikit disentuh itu yang biasanya tidak pernah tersisa, kemudian pergi ke toilet dan menyembunyikan diri didalamnya.

Ndre, gue nggak kuat lagi, batinku. Aku segaja tidak bertemu Andre di kantor, untuk mengurangi gosip-gosip itu, tetapi rasanya berat, sungguh. Ketika aku sangat membutuhkannya tetapi tidak bisa bertemu.

Kudengar suara pintu toilet dibuka dan mendengar suara beberapa lelaki.

"Udah denger gosip gak?" ujar seseorang yang memutar keran wastafel, karena kudengar suara air mengalir.

"Gosip homo-homo itu ya? gue belum mengerti apa yang terjadi" ujar suara lainnya.

"Iya, orang facility sama orang safety kepergok mesum di taman sebelah, nih liat" Aku merasakan dia sedang menunjukkan fotoku yang telah tersebar di internet itu.

"Anj*ng! jijik gue ngeliatnya, masih pake seragam lagi" balas suara lainnya yang terdengar kaget.

"hati-hati lo, orang macam itu banyak jaman sekarang, lindungi pantat lo biar gak di tusbol sama dua penjahat kelamin ini" 

"Mendingan gue mati daripada bertemu mereka" 

"Setuju, mending kita rajam aja tuh orang rame-rame, dikira ini Eropa kali ya"

"Lindungi pantat dari sekarang" mereka lalu tertawa.

Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar, kebencian dan hinaan yang mereka ucapkan terasa memilukan, ini baru ucapan dua orang, bagaimana dengan komentar ribuan orang karyawan disini, apakah aku bisa menghadapinya? perkataan mereka benar-benar jahat. 

Kayak kegantengan aja mereka, gw memang homo, tapi punya selera tinggi kalik, aku mencoba menghibur diri.

Kudengar suara pintu toilet terbuka lagi, sepertinya ada orang lagi yang masuk. Terdengar suara air mengalir dari tempat urinal buang air kecil.

Engineer HomoUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum