Chapter 16 : Homo Dude and His Heroism

7.8K 459 65
                                    

Dengan sedikit takut dan cemas aku memasuki Silver Continent, food court remang-remang tempat Andre pernah kupergoki minum-minum. Tempat itu tidak terlalu ramai, namun tidak terlalu sepi juga dengan sebagian besar pengunjungnya adalah bapak-bapak.

Namun, tidak ada sosok Andre ataupun yang menyerupai Andre disana. Kemana ya dia? 

"Cari siapa? mau minum?" Seorang pramusaji mendatangiku. Aku menggeleng.

"Apakah mbak kenal Andre? pelanggan disini, motornya yang berwarna putih itu" tanyaku menunujuk kearah parkiran. Perempuan itu terlihat berfikir.

"Pacarnya Milo ya?" aku sedikit terkejut, dia bertanya seolah-olah itu adalah hal yang lumrah.

"Iya, benar"

"Ya, aku pernah ingat" terus dia menatapku menilai "Kamu yang kapan hari itu kan, yang lirik-lirik Andre dan tidak mau ditawari minum"

What, apakah dia mempunyai ingatan fotografi? sedangkan aku tidak ingat siapa dia. Aku mengangguk ragu.

"Baru saja dia pergi, sepertinya cuma numpang parkir motor deh, biasanya dia ke Hogwarts"

"Hogwarts?"

Dia menunjuk se sebuah gay-club bernama Hogwarts yang tidak jauh dari tempat ini, dengan cepat aku langsung pergi dari tempat itu setelah berterimakasih. 

Tunggu, Hogwarts? gay club? semoga wanita itu tidak mengerjaiku. Aku langsung menyimpan seragam kerja-ku didalam tas. Untung aku memakai polo shirt didalam. Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam.

Setelah setengah jam berputar-putar mencari, Hogwarts ternyata benar-benar ada, yang terletak di lantai atas sebuah hotel berbintang. Aku masuk, mengikuti beberapa orang dengan pura-pura percaya diri. Sayup-sayup terdengar musik yang berdentum.

Homina.. Homina.. Homina.. Tempat apa ini tuhan? Sebaiknya aku pulang saja.

Aku tidak bisa mendeskripsikan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Asap, cahaya laser, bau asing, musik, lautan manusia bercampur didalam ruangan kecil ini.

Di tengah-tengah ruangan ada sebuah stage panggung, berdiri segerombol pria berotot yang hanya menggunakan celana dalam berwarna yang mencolok, menari-nari diatas panggung. Kulihat seorang bapak-bapak menyelipkan uang didalam celana dalam itu. Eww that's so gross.

Ini bukanlah duniaku, really sebaiknya aku mundur saja. Aku menjadi panik sendiri, mungkin karena hal seperti ini benar-benar sesuatu yang baru.

No, you don't loser, cepat cari Andre, lo udah bergerak sejauh ini, Batinku. Itu benar, aku tidak mau lagi melepas Andre, cinta butuh perjuangan.

Aku mencari Andre dalam kerumunan, melihat kiri dan kanan seperti orang bodoh. Tiba-tiba ada sesuatu yang memukul pantatku dengan keras.

Seorang lelaki berbadan besar dengan brewok berdiri dibelakangku, mengedipkan matanya. Aku ngeri sendiri melihat orang yang agresif seperti itu. Andre.. dimanakah dirimu, tipe ku bukanlah Bear kau tahu. Kemudian aku menolaknya dengan cepat-cepat kabur kedalam kerumunan dan terus mencari-cari.

"Hey mau kemana! aku tunggu di toilet" pria besar itu menyorakiku. Aku bergidik sendiri mendengarnya. Aku memang homo amatir.

Aku sampai di sebuah bar, kemudian duduk dan mengatur nafas "Kau tersesat bro? mau minum?" Seorang pramutama bar (bartender) yang sangat tampan, lebih tampan dari Andre malah, menawariku. Dia mirip Cheyenne Jackson KW sekian. i am wondering apakah dia homo juga, mengingat ini bar homo? kalau benar aku kasihan dengan perempuan-perempuan di luar, cowok ganteng jaman sekarang kebanyakan sukanya batangan.

Engineer HomoWhere stories live. Discover now