Chapter 10 : Homo Dude and His Ill

9.9K 468 38
                                    

Aku terbangun, kepalaku terasa sakit dan seluruh badanku terasa pegal, lalu aku menjangkau ponsel yang terletak di sebelah bantal.

Sial, umpatku melihat jam di ponsel yang menunjukkan pukul 11 siang, itu artinya delapan belas jam aku tertidur setelah pulang dari Fun-Day yang seharusnya jadi Fuck-day. Ditambah dengan beberapa pesan dari Annisa. Gadis yang pantang menyerah, berbanding terbalik dengan diriku, benar-benar sebuah ironi.

Rasanya aku demam, karena langkahku ke kamar mandi sungguh berat dan goyah. Air minum-pun terasa pahit dan menyakitkan di tenggorokan. Aku terduduk dan bersandar di dinding, mengasihani diriku yang menyedihkan ini. 

Lagi-lagi air mata ini keluar, lelaki seharusnya tidak menangis, itu yang kupelajari dari facility.

Aku teringat kepada pria tinggi yang menjemput Andre kemarin. Aku yakin dia punya hubungan spesial dengan Andre, bisa jadi mereka sedang backstreet. Kalau memang mereka pacaran, kenapa Andre masih mengejarku? karena tidak ada nilai lebihku dari pria itu, secara fisik jelas dia seperti patung Yunani, secara finansial apalagi, dia membawa mobil mahal.

Aku terlalu lelah untuk berpikir lebih jauh, ku ambil ponselku, kemudian mencari nomor Steven. 

"Steve, bisa minta tolong gak, gue demam kayaknya" Kemudian aku membicarkan tentang aku yang kehujanan kemarin, tentu saja aku tidak menyebutkan soal aku dengan Andre. Kitty tertidur diatas pangkuanku, aku mengelus-elus bulunya yang keemasan.

30 menit kemudian Steven datang ke kosanku "Gue bawa bubur ayam" dia mengangkat sebuah bungkusan yang ada ditangannya.

"Coy, lo keliatan menjijikan kalo sakit" Komentarnya saat melihat keadaanku. Aku terlalu lelah untuk merespon. "Bisa juga orang kayak lo sakit ya" tambahnya kemudian.

Kami makan bubur yang dibawakan Steve. Kami makan dalam diam karena perutku sangat lapar, sehingga dalam beberapa menit bubur ayam itu tandas dan menimbulkan ekspresi mencengangkan dari wajah Steven.

"Lo yakin sakit coy? makan lo masih kayak kebo seperti biasa" Sindirnya.

"Sakit gak sakit nafsu makan gue gitu-gitu aja, gak berubah" dia tertawa mendengar jawabanku.

"Jadi, ceritain kenapa lo hujan-hujanan kemarin"

"Gue pengen mandi ujan, udah lama gak main, ternyata seru juga" candaku "Ternyata kalo udah tua gini basah dikit aja langsung sakit"

"Lo kayak kakek gue deh ngomongnya" balasnya "Zaman sekarang tuh kuman berevolusi, jadi lo mudah sakit" aku tergelak mendengarnya.

"Terus gue harus pake sabun pelindung kuman gitu?"

"Sebaiknya begitu" Sahutnya sambil menyuap bubur.

"Masih aja lo kemakan iklan" 

Dia mengangkat bahu "Lebih baik mencegah daripada mengobati" 

"iya deh, dokter Oz"

"Ngomong-ngomong Annisa gimana?"

"Gimana apanya?" Balasku masam.

"Udah lo deketin belom? ajak kemana kek?"

"Gue kan lagi sakit, ngapain ngajak-ngajak orang"

"Cih, heran deh gue sama elo, sebenarnya tipe lo itu kayak gimana sih coy?" Jangan mulai Steven, gue homo dan elo masih nggak sadar?

"Tipe gue 3B" jawabku asal.

Steven tertawa "Mana ada 3B, ada juga 34B" tambahnya.

"Maksud gue 3B itu bukan ukuran toket, dasar mesum. Maksud gue tuh 3B stands for Brain, Beauty and Behavior" Steven mengangguk seperti orang tolol "ngerti nggak lo?" tanyaku lagi

Engineer HomoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang