Chapter 4 : Homo Dude and His Struggle

15.8K 626 32
                                    

"Agen Andre, aku sekarang horny" Sahut agen Zikra, saat mereka sedang berada di lokasi pembunuhan seorang saudagar emas.

"Aku juga tak tahan Agen Zikra" lelaki tampan dan berotot itu segera menarik Agen disebelahnya yang tak kalah tampan dan berotot.

Mereka berciuman, membiarkan bibir dan lidah mereka menyatu, tidak peduli dengan kekacauan yang terjadi dalam ruangan itu, pecahan kaca dimana-mana, kursi dan meja berantakan ditambah noda darah yang tersebar.

"Oh...Agen Andre.. mhhhhh" ciuman mereka semakin liar, tangan mereka bergerilya meremas rambut masing-masing dengan kasar. kemudian Agen Andre yang tidak tahan membalikkan tubuh Agen Zikra, membuka celana dan baju, menindihnya. Otot-otot besar mereka dibasahi oleh keringat yang semakin membuat mereka bertambah seksi.

"Tidak..Arggghhh"

"oh.. nooo"

"oh yess"

"Argghhhhhh"

"Aku mau ke..lu..ar"

                                                         ***

Bayangan mimpi basah tadi masih terngiang-ngiang dikepalaku. Kenapa harus lelaki yang jadi pasangan mimpi basahku dan kenapa harus dengan Andre. 

Aku beranjak dari atas kasur, kemudian mengemasi beberapa helai novel detektif stensilan hasil print out yang tersebar diatas kasur, tidak baik ternyata membacanya sebelum tidur, efeknya bisa membuat basah. 

Aku menuju site konstruksi setelah meeting pagi di office, berharap tidak bertemu dengan Andre, aku tidak mau terbayang adegan mengerikan dalam mimpiku tadi yang sangat membuatku merasa aneh dan tidak nyaman.

Oh tidak, aku melihat orang safety termasuk Andre sedang melakukan safety briefing kepada para kontraktor, aku menarik nafas, kemudian bersiap mengikuti briefing. Aku harus bersikap professional.

Aku ikut berbaris disebelahnya "Hai" Sapanya yang kemudian kubalas dengan anggukan tanpa menoleh, kupakai kertas untuk menutupi wajahnya dari mataku yang kadang-kadang tidak bisa dikontrol.

"Panas ya pak?" Basa-basi seorang kontaktor yang kebetulan berbaris disebelahku melihat kertas yang aku letakkan disamping wajahku.

"He..iya" Jawabku.

"Dengerin tuh pak briefingnya, jangan ngobrol" itu suara Andre. Kontraktor itu langsung kaget dan kembali mendengarkan instruksi dari Ibu Bulan yang sedang bicara didepan. suara Andre membuat bulu kudukku berdiri.

 "BEKERJALAH DENGAN PINTAR, INGAT KELUARGA ANDA MENUNGGU DIRUMAH" Bu Bulan berbicara lantang menggunakan speaker corong seperti mahasiswa yang sedang demo. semua kontraktor mengangguk patuh, dan kemudian pasukan dibubarkan.

"Jangan lupa ndre, cek dulu safety belt mereka sama power point yang digunakan, gue gak mau trip nanti" Bu Bulan berbicara kepada aku dan Andre saat para kontraktor sedang sarapan. "Lo juga bantu ya Zik, Kalo nggak gue bilang ke mas Andi lo, biar gak dikasih lembur" candanya.

"Iye buk" Jawabku tetap berusaha untuk menjaga jarak dan tidak bersentuhan kulit dengan Andre.

"Good, gue ke office dulu" Kemudian dia meninggalkan kami berdua di site konstruksi. aku menelan ludah.

"Lo kenapa sih, marah sama gue? ngambekan amat" Andre mulai bicara.

"Nggak ada pun" Jawabku tanpa melihat kepadanya.

"Terus kenapa lo aneh banget pagi ini?"

"Gak ada bang, gue lagi sakit" aku berbohong.

"Gak percaya gue, sini liat" dia memegang kepalaku dengan kedua tangannya kemudian menatapku dari dekat, pandangan kami beradu, semua mimpi tadi terasa nyata ketika aku melihat bibir sensualnya, tatapan menggodanya, pikiranku langsung melayang kemana-mana, jadinya celanaku menjadi ketat.

Engineer HomoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang