Chapter 13 : Butterfly Effect Strange Attractor

9K 493 27
                                    

Tuhan, apa yang telah terjadi kepada diriku.

2 minggu ini merupakan minggu yang paling melelahkan dalam hidupku, maksudku seluruh hidupku memang melelahkan. Tetapi kali ini lain, ini seperti mendapat serangan telak ke ulu hati yang sakitnya minta ampun, apalagi semenjak Andre datang dan mengacaukan semuanya, ya memang dialah penyebab semua ini. Seandainya dia tidak resign dari tempat lamanya, mungkin hariku akan menjadi hari-hari menyedihkan seperti biasa, dan minim drama yang menguras energi.

 Aku menatap keluar jendela mobil, melihat pemandangan malam kota industri ini, namun pikiranku bukanlah disana, tetapi masih sedih dengan ciuman Andre dan Milo tadi.  

"Apa itu Jikura-san?" Mr. Yamada menunjuk keluar mobil, kearah orang yang berjualan.

"hah?" Lamunanku buyar, aku tidak menangkap apa yang ditanyakan Mr. Yamada tadi.

"Oh.. itu makanan kaki lima, street food, ada sate padang, nasi goreng sama rujak" aku menunjuk satu per satu pedangang kaki lima dan dagangannya yang kami lewati.

"Aku sering mendengar nasi goreng, banyak yang bilang rasanya enak"

"yah, salah satu makanan indonesia yang paling populer, bahkan menduduki peringkat kedua sebagai makanan terenak di dunia" lanjutku seperti seorang tour guide yang sedang mempromosikan makanan negaranya. "Mengalahkan Sushi" sindirku sambil bercanda. Mr. Yamada tersenyum.

"kalau yang itu apalagi?"

"hah?"

"Kenapa kamu selalu lamban dalam merespon?" lelaki tua itu tergelak. Apa yang dia harapkan, aku bukanlah orang jepang yang serba cepat dan tepat yang tiap hari makan makanan mentah. Somehow, aku merasa aku ini mempunyai IQ yang rendah, mungkin kebanyakan makan micin dalam nasi gorengku.

"maksudku, kau memikirkan sesuatu?" lanjutnya "tubuhmu disini, tetapi pikiranmu tidak"

"mungkin aku hanya sedikit lelah, Mr. Yamada" jawabku sembari memberikan sedikit senyumku. 

"C'mon, katakan apa yang sebenarnya mau kau katakan, diluar perusahaan kita bukanlah atasan dan bawahan lagi, atau auditor dan auditee dalam hal ini" balasnya lagi. Aku tidak pernah mendengar orang asing, khususnya ekspatriat ingin akrab dengan orang Indonesia, apalagi aku hanyalah sebatas staff biasa yang tidak penting. Kudengar dari kak Linda sang peri gosip, mereka biasanya menganggap orang asia tenggara tidak selevel dengan mereka. Mungkin hanya stereotype.

"Ayolah, kapan lagi kau mau cerita sama orang tua dari negara yang jauh ini" lanjutnya. Ku berikan senyumku "Aku bukanlah orang yang mahir bercerita"

"So you don't know where you're going, and you wanna talk and you feel like you're going where you've been before"

"You tell anyone who'll listen but you feel ignored, Nothing's really making any sense at all" dia berkata seolah-olah bicara dengan dirinya sendiri. 

"let's talk" dia menyelesaikan kata-katanya.

Demi crabby patty, apa yang sedang dibicarakan orang tua ini.

"Maksudnya pak?"

"Sudah kuduga kau tidak akan mengerti"

"Ada sebuah teori yang mengatakan" dia mengubah tempat duduknya mencoba untuk berpikir "kira-kira seperti ini. Sebuah kepakan sayap kupu-kupu di Brazil dapat menyebabkan tornado di Jepang, sound's BS rite?, namun penelitian membuktikannya"

"jadi, apa hubungannya pak?"

"Hahah" dia tertawa "oh iya aku lupa, kau orang yang susah mengerti sesuatu yang tersirat"

Engineer HomoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora