Yes, I Will

27.7K 674 14
                                    

~~~

Weee.... weee.... weee...

"Ckk... kok bisa ada nyamuk sih".
Atika terus menghempas hempaskan tangannya di udara berniat mengusir nyamuk nyamuk yang berlalu lalang dihadapannya tanpa rambu lalu lintas.

Setelah selesai dengan urusannya, atika kembali menatap lurus.
Saat ini ia sedang duduk sendirian dikursi beton panjang yang diteduhi oleh pohon asam jawa yang berusia puluhan tahun.

Kampus 1 Dayah Al-Mukminun malam ini tampak sepi, padahal ini adalah malam jumat, malam liburnya anak pondok.

Namun, berbeda dengan saat ini, dayah seperti kosong saja.

Atika terus menerawang, ia menatap gedung gedung asrama dihadapannya yang berselang dengan lapangan voli.
Atika masih menatap, mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kampus.

Hingga tanpa disengaja ia menangkap siluit seseorang yang sama sekali tak ia kenali. Namun, ia tau bahwa itu adalah seorang laki laki.

Sosok itu makin mendekat, namun anehnya atika tak merasa takut.
Malah ia semakin penasaran.

Sudut bibir atika sedikit naik, ketika ia sadar bahwa sosok lelaki yang mendekat itu mempunyai tubuh yang ideal.

Seperti seorang pangeran.

Sosok itu makin mendekat, sebentar lagi atika akan segera melihat bagaimana rupa lelaki gagah itu.
Dia makin mendekat, lebih dekat, dekat...

Dan...

"Atika...

"Atika..."

Atika langsung mengangkat kepalanya dari atas meja.
Dan saat ini ia tahu bahwa 2 jam yang lalu ia ketiduran di dalam kelas pada saat pelajaran kimia datang.

Kebetulan cuaca hari ini sangat mendukung. Mendung.

Atika menoleh ke samping," ustazah mana?" Tanyanya.

"Udah keluar barusan...

"Ana mau ke kantin, udah istirahat ni... anti mau ikut gak?"

Atika diam sejenak, lalu menggeleng.
"Gak deh, nitip air mineral aja", ucapnya sambil mengeluarkan selembar uang dari saku rok sekolahnya.

"Yaudah ana duluan...".
Selanjutnya, nufus langsung bergegas keluar kelas meninggalkan atika disana.

Atika menerawang keseluruh kelas, ia hanya mendapati temannya, amel, yang sedang tertidur pulas di pojokan.

Atika bangkit lalu berjalan kearah pintu. Dari ambang pintu ia menatap lurus kehadapan, kearah lapangan kasti yang ditumbuhi rumput hijau yang menenangkan.

Disebrang lapangan tersebut, terdapat sebuah balai yang berukiran cantik, khas tanah rencong. Aceh.
Warnanya yang coklat bercampur dengan krem memberikan kesan tradisional modern.

Atika berhenti menerawang, ketika ia kembali mengingat bunga tidur yang ia alami tadi.

'Pangeran? Apa mungkin aku akan memilikinya?'
batinnya bingung.

Ia terdiam sesaat, lalu kemudian, seulas senyuman terbentuk di bibir mungilnya.

"Yes! I will!", ucapnya yakin.

~~~

Guys... the second story, jangan lupa vote and comment.

Icut ney love selalu 😚😘😙

***
Ig: Nandaeka_yuafira👩
      Cutsyara👧

Kalau kalian kurang paham dengan bahasanya, boleh langsung dm kok, ig nya udah tertera diatas...😊

BainanaWhere stories live. Discover now