42 - Kenyataan Terpahit

Start from the beginning
                                    

"Maksud lo apa? To the point aja. Emang gak bisa lewat telpon aja. Ribet banget." Lagi lagi jawaban yang kuberikan terkesan dingin dan judes.

"Karena banyak hal yang perlu lo tahu tentang Adelardo Radmilio Emery pacar kesayangan lo yang ternyata selama ini nyimpen kebohongan sama lo."

"Gue makin gak ngerti. Sekarang jelasin ke gue apa mau lo sih? Lo mau ngerusak hubungan gue sama Lardo iya? Dan gue gak mau ketemu sama lo kalau niat lo aja gak baik." Aku mematikan sambungan telepon dari Carissa karena rasa kesal melanda.

"Lish muka lo kenapa sih? Kok kayay lagi bete." Dania duduk di sampingku.

"Gue gak habis pikir Dan. Tuh anak ada aja mau bikin gue sama Lardo pisah." Ucapku penuh emosi.

"Carissa maksud lo? Emang dia berulah apa lagi?"

"Dia bilang mau ketemu gue di taman sekolah."

"Terus kenapa lo marah kan dia cuma minta ketemu. Mungkin mau minta maaf."

"Dan lo jadi orang jangan kelewat polos kenapa. Carissa bilang Lardo selama ini bohong. Apa coba maksudnya."

Dania membulatkan matanya sempurna. "Alisha lo jangan percaya sama dia. Sekarang kita ke mobil yuk. Nanti telat." Dania meninggalkanku begitu saja.

"Ishhh aneh dah Dania. Gue cerita udah heboh eh main tinggalin aja. Dasar pacarnya Abi." Alisha menggelengkan kepalanya.

"Dania tunggu. Gue yang nyetir aja ya."

"Engga. Gue aja Lish. Lo duduk manis aja ya."

Aku hanya mengangguk dan menyusul Dania ke mobil.

*

"Lish lo gapapa kan? Kok muka lo kayak marah gitu?" Tanya Dania dengan tatapan fokus ke depan.

Aku hanya bergeming.

"Alisha. Jangan diem gitu. Gue jadi khawatir nih." Dania menoleh ke arahku.

"Alisha lo nangis lagi. Ya ampun kenapa lagi sih. Emang benar nih kata Lardo hobi lo nangis." Dania terkekeh.

Pandanganku tak pernah lepas dari layar ponselku yang menampilkan sebuah gambar. Seketika rasa penasaran memenuhi ruang pikiranku dan membuatku gelisah tak menentu. Tekadku sudah bulat untuk menemui Carissa untuk memperjelas segalanya.

Dania sedari tadi memperhatikan gerik tubuhku.
"Lo gapapa kan?"

"Gue gapapa."

*

"Pagi petit cantik. Pacar kesayangannya Lardo." Lardo menggamit tanganku tapi dengan cepat kutepis dan dia menatapku bingung.

"Kok lo gitu Lish sama gue. Gak biasanya. Dan pacar gue kenapa?"

Dania menaikkan bahunya pertanda tidak tahu.

Aku terduduk dan memandang matanya lekat seakan bertanya.

"Lo liatin gue gitu amat. Kangen bilang aja, yaelah Lish Lish." Lardo mencubit pipiku.

"Do Alisha gue ke toilet bentar ya."

"Oke Dan."

"Yehhh Lish Dania ngomong gak dijawab. Parah segitu mah. Lo kenapa sih masih sedih soal kemarin?"

"Engga."

"Ya terus? Makanya temui papi lo dan minta penjelasan ke dia. Lish asal lo tahu ya gue bisa ngerasain kalau papi lo itu sayanggg banget sama lo." Lardo kini berhadapan denganku.

"Do!"

"Iya Alisha Ma Petit. Why?"

"Lo gak pernah nutupin apapun kan dari gue?"

"Kenapa lo nanya gitu." Kini pandangan Lardo beralih dariku.

"Ya gue mau lo jujur sama gue sebelum gue tahu dari orang lain."

"Lo ngomong apa sih Lish. Gak jelas banget." Lardo sedikit membentakku membuatku semakin yakin ada sesuatu.

"Ya kalau gak bohong sama gue ya biasa aja bisa kan Do. Gak perlu sanpe bentak gue gitu." Mataku berkaca-kaca.

"Lish gue gak bermaksud kok. Maaf ya."

Aku beranjak dari kursi dan berdiri begitu pun Lardo yang kini tengah berdiri menghadapku.

"Lo jujur sama gue. Ada hubungan apa lo sama Axel dan kakak gue?"

Deg. Lardo tampak terkejut dengan ucapanku.
"Lo makin ngaco tahu gak Lish."

"Ya lo tinggal bilang aja. Apa salahnya sih. Lo jujur sama gue Do!"

"Terserah Lish. Gue kecewa karena lo gak percaya lagi sama gue." Lardo meninggalkanku seorang diri di kelas.

*

"Sekarang lo jelasin ke gue apa maksud lo kirim foto ini Carissa?" Tanyaku langsung sembari menyodorkan ponselku padanya.

Carissa tersenyum sinis. "Gue bilang juga apa Lish. Lo bakal datang juga kan kalau lihat itu. Kasian ya lo selama ini udah dibohongi sama Lardo.

"Bisa gak sih gak usah berbelit. Lo bilang ke gue kenapa ada foto Lardo sama kakak gue. Dan dia juga foto sama Axel?" Aku semakin emosi.

"Sabar dong Alisha. Ya ampun, kenapa lo gak tanya aja sama Lardo?

Aku menghembuskan nafas kasar. "Carissa gue mohon kasih tahu gue sekarang!"

"Oke!"

Carissa membelakangiku dan menceritakan semuanya padaku. Betapa terkejutnya diriku mendapati kenyataan terpahit ini dalam hidupku.

Aku menutup mulutku tak percaya dengan pernyataan Carissa. Sungguh aku tak pernah menyangka Lardo tega melakukan itu padaku dan membohongiku selama ini. Aku tak dapat lagi menahan sesak didada hingga air mataku mengalir deras.

Carissa kembali menghadapku.
"Lo udah tahu kan? Jadi saran gue lo putus aja sama Lardo. Buat apa punya pacar pembohong kayak dia." Carissa tersenyum licik.

Aku tak mengindahkan ucapannya dan berlalu meninggalkannya di atas gedung sekolah karena tadi Carissa membatalkan niatnya bertemu di taman sekolah.

"Lardo lo itu cuma miiik Carissa Anastasya. Bye Alisha! Gue bakal dapetin lo sekarang Do. Satu kosong Lardoku sayang." Carissa tertawa bahagia di atas penderitaanku.

Yahhhhh bakal ada perang nih antara Alisha Ma Petit dan Lardo Mi Amor...:( Kira-kira apa ya yang membuat Alisha sampai terkejut dan pastinya kebohongan apa yang telah dilakukan Lardo. Emh kalian rela gak mereka putus. Author sih gak akan, secara mereka couple sweet walaupun banyak masalah tetap bersama. Tapi apakan kali ini mereka bakal melewatinya ya atau jalan terbaik berpisah.
Kalau mau dilanjut jangan lupa Vote dan pastinya komen. Kasian nih aku gak pernah ada yang komen. Banyak Siders. Makasih ya udah mau luangin waktu kalian Voment setidaknya aku bahagia walaupun cape disela tugas yang menumpuk. Cobalah hargai karya seseorang kawan, apresiai kalian sangat membantu aku jadi semangat. Merci semuanya. Love you all pembaca setia Trust Me...

TBC
Dania_Zu1

Trust MeWhere stories live. Discover now