9 - Khawatir

3.6K 142 8
                                    

Khawatir itu tanda peduli seseorang terhadap sesuatu yang ia anggap berharga.

Author Pov

Lardo terus menatap kursi kosong di sampingnya. Dia terlihat gelisah sambil terus mengacak frustasi rambutnya.

"Dan lo ga liat Alisha?"

"Engga Do, mungkin telat, tapi ga biasanya juga. Coba gue telpon ya."

"Ga di angkat Do. Tunggu aja berapa menit lagi." Dania duduk di kursinya.

Kemana si tuh anak bikin gue khawatir aja. Apa dia ga masuk ya. Kemarin kan dia frustasi banget.

"Dan nanti kita jalan yuk."

"Apa Bi?" Dania tak mendengar karena telinganya ada earphone.

"Jalan?" Dania melihat gerak bibir Abi.

Dania melepas earphone di telinganya.
"Jalan? Maksudnya."

"Ya kita jalan Dan. Masa gitu aja ga ngerti. Gue mau ajak lo dinner malam ini."

Dania tampak berpikir sejenak. "Oke, lo jemput gue aja ba'da Isya ya Bi."

Abi tersenyum puas mendengar jawaban Dania. "Oke nanti gue jemput. Dandan yang cantik ya buat gue." Abi mencubit gemas pipi Dania lalu keluar kelas.

"Emh, kayaknya bakal ada yang jadian nih. Pj kali Dan, jan lupa ya."

"Apaan si Do ngaco. Dia kan cuma ngajak dinner." Lardo tersenyum.

---

"Ihh, ni motor kenapa coba. Udah jam segini lagi, telat lagi deh gue." Alisha melirik jam di tangannya.

Tin...tin.. tin

"Siapa lagi sih tan tin tan tin. Ga liat gue lagi panik apa." Alisha menggerutu kesal.
Ada mobil Alphard menghampiriku. "Mobil siapa nih?" Kaca mobil terbuka dan menampilkan sosok lelaki yamg tak asing bagiku.

"Lo, lo Mark kan kan anak IPA 1?" Mark tersenyum ramah.

"Iya, kamu Alisha kan?"

"Kok lo tahu nama gue?"

"Tahu lah Lish. Kamu yang berantem mulu sama Lardo kan?" Alisha tersenyum manis.

"Motor kamu mogok? Bareng aku aja."

Kalau gue tolak yang ada telat sampe sekolah. Terima aja deh, ternyata bener kan Mark itu orang baik, ramah, ganteng juga.

"Alish mau ga?"

"Iya iya gue mau kalau lo ga keberatan."

Mark turun dari mobil. "Nanti motor kamu biar temen aku aja yang bawa." Dia membukakan pintu mobil untuk Alisha.

"Makasih."

---

"Gue duluan ya Mark ke kelas. Makasih ya." Alisha tersenyum manis.

"Iya Alish, hati-hati ya."

Alisha Corinna Myesha. Cantik, manis, imut. Pokoknya gue harus dapetin lo. Gimana pun caranya, gue bakal pake cara halus buat naklukin lo. Liat aha Do gue bakal ambil hatinya. Lo emang selalu kalah sama gue.
Mark tersenyum miring lalu berjalan ke kelasnya.

---

"Lo kemana aja si Lish?"

"Motor gue tadi mogok di jalan. Kenapa emang? Khawatir ya sama gue. Ngaku aja deh."

"Cewek kepedean dasar lo. Terus ke sekolah bareng siapa?"

"Mark. Cowok ganteng, ramah, baik, dan pastinya ga nyebelin kayak lo."

"Oh. Ga inget kemarin lo ngerengek minta di tidurin sama gue."

Banyak pasang mata yang menatap mereka jengah. "Ihh, pelan-pelan ngomongnya. Ralat ya gue cuma minta di temenin tidur bukan minta di tidurin. Ambigu bat omongan lo ntar orang mikir yang aneh-aneh tahu."

"Bodo. Sengaja." Lardo menatap Alisha dengan sinis.

"Lardo kenapa ya? Biasanya dia selalu nimpalin omongan gue. Bodo ah."

---

"Lo ngapa bray. Muka di tekuk gitu." Tanya Adlan.

"Gue ga ngerti sama Mark. Dia ga bisa liat gue seneng dikit."

"Maksud lo Do. Jan setengah-setengah bray ngemengnya." Alva menimpali.

"Tahu lo Do. Cerita dong, kita kan sohib lo." Abi sambil mengaduk es teh manis.

"Ya gimana gue mau cerita nyet kalau lo pada ngomul. Bego bat dah. Si Mark bareng Alisha ke sekolah."

"Ya terus apa masalahnya Do. Mau si Alisha berangkat sama siapa kek, kan lo bukan pacarnya." Azka iku bicara.

"Jan bilang lo suka sama my bebeb ya Do. Wah parah lo nyuk."

"Ga tahu gue juga. Yang jelas gue ga suka si Mark deket sama dia. Lo tahu sendiri kan Mark ga mau kalah saing sama gue. Dan gue ga mau dia nyakitin Alisha nanti dengan sikap playboynya."

"Oke, jadi lo naksir nih sama Alisha. Yaudah sabet bro sebelum di duluin Mark." Abi menepuk bahu Lardo.

"Eh Lan lo nyadar diri pea, si Alisha ogah sama lo. Udah si sma si Adel aja. Jan php-in anak orang mulu lo."

"Apaan si Lo Alva, iya oke gue nyadar diri kok. Gue ga akan rebut Alisha dari lo Do. Karena gue bukan tipe orang yang ngorbanin persahabatan demi cinta. Anjay."

"Thank's ya Lan."

"Eh Bi ntar malem lo dinner ya sama Dania?"

"Iya Do. Gue mau nembak dia."

"Parah lo ya. Kita masih pada jomblo lo mau punya cewe. Ga setia kawan bat lo." Azka menoyor kepala Abi.

"The Cogans harus pada punya cewe nih. Ga afdol kita bray kalau kaga punya cewe."

"Emang lo pada punya gebetan." Tanya Adlan.

"Ada lah. My Chinese Nunu."

"Yeah lu Al. Nunu mulu. Kalau gue mah Aulia dong." Azka nyengir kuda.

"Kalau gue siapa?"

"Adel." Jawab mereka serentak diikitu gelak tawa.

"Ya gue nyaman sih sama Adel. Tapi dia kan suka sama lo Do. Kalah saing mulu gue."

"Engga Lan. Dia cuma suka sama gue tapi ga cinta. Dia pernah bilang ke gue lo jan php-in dia mulu. Kasih kepastian gitu."

"Akhirnya ya. The cogans ga jomblo. Alhamdulillah ya Allah" Adlan berlagak dramatis.

"Emang yakin di terima lo pada?"

"Gue sih yakin Do. Albiansyah Hafiz udah tertulis di hatinya Dania Novita sejak lama."

"Alay lo Bi. Geli gue sumpah. Alva Prasetya pasti bisa meluluhkan Nurul Zahra."

"Azka Aldric pastinya. Si Aulia Seftiari mau sama gue dia."

"Adlan Altamis. Prince Charming akan melamar tuan putri Arilla Arta Mefia."

Lardo tertawa bahagia melihat tingkah laku temannya.

Kalian emang the best buat gue. Gesrek bat sumpah tapi cuma kalian yang bikin gur selalu ketawa.

Lardo memyunggingkan senyum bahagia karena teramat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka.

Bentar lagi kalian ga jomblo. Dan gue bakalan tetep jomblo karena Alisha ga bakal terima gue. Tapi gue ga rela Mark nyakitin dia nanti.

Trust MeWhere stories live. Discover now