12 - Jatuh Hati

2.9K 128 1
                                    

Jatuh hati bukan perkara yang mudah untuk menemukan makna, terkadang butuh waktu yang tidak sebentar juga untuk meyakinkan perasaan sendiri apakah ini benar jatuh cinta.

Lardo pov

Perlahan kupejamkan mata ini untuk sejenak mencari titik kedamaian dalam hati. Aku menghela nafas panjang dan kembali membuka mata untuk melihat realita kehidupan.
Mungkin di luar sana orang menganggapku badboy dengan segala ulahku di semester 1 SMA. Ya, saat itu aku melampiskan segala amarah yang menguasai hati tanpa bisa di redam oleh logika. Aku sering nongkrong bersama orang-orang nakal dan menyimpang dari gaya hidup. Sering terlibat tawuran dan hal-hal yang tidak semestinya di lakukan oleh anak seumurku. Saat itu hidupku sangat kacau, ketenangan bukan lagi hal mudah yang aku dapatkan melainkan hal paling sulit untuk menggenggamnya.
Adelardo Radmilio Emery, seorang lelaki tampan, anak bungsu pengusaha kaya, periang, penurut, tidak banyak tingkah dan pastinya bukan player. Opini itu pantas diterima olehku saat belum menjadi pria yang suka membuat kegaduhan di kelas, bolos sekolah, keluar masuk ruang BP, dingin, dan cuek terhadap perempuan. Selama enam bulan itu hidupku di penuhi dengan kesenangan semu yang hanya membuatku tak karuan. Kalau bukan karena aku anak seorang pemilik sekolah, sudah pasti aku sudah tidak di catat sebagai siswa di SMA Emery's School Jakarta. Saat mengetahui perilaku nakalku, papa tak habis pikir bukan kepalang karena perubahan sikapku.

Flashback On

Aku berjalan santai menuju kamar namun langkahku terhenti saat papa memanggilku dengan tatapan dingin.

"Radmi papa mau bicara!" Ucapnya sembari bersidekap.

"Ngantuk Pa, ngapain ke sini? Bukannya lagi sibuk sama istri barunya." Ucapku dingin sembari menaikkan sebelah alis.

Kulihat air muka papa berubah merah padam. Aku tahu dia saat ini ingin menamparku sekarang juga.

Dia menghampiriku dan memeluk diriku dan secepat kilat aku melonggarkan pelukan itu.

"Pa kalau ga ada yang penting. Lardo mau ke atas. Cape." Aku kembali ingin berjalan namun tanganku di cekal oleh papa.

"Kasih papa kesempatan buat bicara sama kamu. Ini tentang masa depan kamu nak. Maafin papa, papa tahu kamu masih benci sama papa. Tapi jangan bikin diri kamu jadi gini?"

"Gini apanya?" Balasku singkat.

"Papa udah tahu semuanya kelakuan kamu di sekolah dan papa mohon stop atau papa-"

"Atau apa pah? Atau papa mau ninggalin aku lagi kayak papa dengan teganya ninggalin mama saat dia butuh papa. Kemana di saat mama dan kakak berjuang sendiri melawan sakit jantungnya. Papa sibuk dengan wanita jalang itu dan satu lagi gak pantes disebut papa dan suami yang baik, karena di saat anak dan istrinya meninggal papa sibuk dengan pernikahan bersama wanita itu. Itu yang namanya papa hah? Sekarang papa atur kehidupan aku." Aku tertawa hambar sebelum melanjutkan perkataanku. "Kenapa diem pah. Bener kan? Dan papa tahu Lardo benci sama papa semenjak mereka ninggalin Lardo dan papa menikah di hari aku kehilangan orang yang aku cintai." Aku bicara dengan nada tinggi untuk menyalurkan energi negatif dari hatiku.

"Nak, papa salah. Tapi saat itu papa gak tahu kalau-"

"Udah pah. Aku udah dewasa dan asal papa tahu aku udah lama tahu papa selingkuh semenjak mama drop. Itu yang namanya suami-"

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang