13 - Cemburu

2.9K 125 4
                                    

Cemburu memang perihal yang wajar menginggat orang yang kita suka tapi perkara ini bisa fatal akibatnya tanpa di imbangi dengan kepecayaaan pada dirinya.

Author Pov

Pagi ini Lardo bangun lebih awal dari hari biasanya. Sesuai janjinya pada Alisha untuk menjemputnya berangkat sekolah bersama. Dirinya tak ingin membuat Alisha kecewa untuk yang ke berkian kali setiap menjemputnya selalu telat. Jujur dia tak suka melihat raut wajah marah Alisha karena yang ia inginkan adalah seulas senyum gadis itu  nan menggolak hati.
Ada hal yang perlu Alisha ketahui bahwa dia sama sekali tak ada niatan membuatnya kecewa setiap menunggunya namun kondisi tertentu yang menuntut Lardo merenggut aliran wajah bahagianya.

"Hari ini pokoknya gue gak mau buat Alisha marah lagi karena telat. Lardo sudah siap princess Qory." Lardo tersenyum manis menatap dirinya sendiri di depan cermin.

Lardo melihat penampilannya dari ujung rambut hingga kaki. Alih-alih takut membuat Alisha risih.

"Ganteng pasti, keren yauds, wangi beuh jan di tanya." Lardo mengambil ranselnya di atas ranjang lalu bergegas ke rumah Alisha.

---

"Permisi, Assalamualaikum." Lardo mengucap salam dari luar gerbang rumah Alisha.

"Permisi." Ucapnya kembali karena belum juga ada jawaban dari dalam rumah.

"Iya, tunggu." Sahut pak Akum selaku satpam rumah Alisha.

Dia membukakan pintu gerbang untuk Lardo dan tersenyum simpul padanya.

"Eh ada den Lardo ganteng. Ada apa mas keceh badai?" Ucapnya sembari terkekeh geli.

"Yoi mas bro. Btw Alisha ada di dalam kan?" Tanya Lardo langsung ketika berhadaan dengan pak Akum.

"Lho, baru aja dia berangkat. Mungkin baru sampe gang depan. Emangnya mas bro udah janjian?"

"Udah duluan? Berangkat sama siapa?" Lardo penasaran.

"Sama cowok yang gan-"

"Ciri-cirinya gimana?" Tanyanya tak sabaran.

"Ganteng, bawa mobil Alphard."

Gak salah lagi. Itu pasti si Mark. Rese emang tuh anak.

"Makasih pak." Lardo bergegas ke sekolah dengan mengendarai motor yang berkecepatan cukup tinggi.

-----

"Do, Do lo mau kemana woy? Buru-buru amat si. Kalem boy." Tanya Adlan.

"Au lo udah kayak orang kesetanan muka lo. Sans vroh." Alva menahan tubuh Lardo agar berhenti sejenak dari posisi berjalan.

"Lo ada masalah Do? Muka lo kelihatan marah banget." Abi menepuk bahu Lardo.

"Eh lo jan pada ngomong aja. Kasian si Lardo. Liat apa mukanya. Gue tahu ini soal si Mark kan?" Azka menerka apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

Lardo tertawa hambar. "Sekarang lo mau ikut gue habisin tuh orang atau diem di sini?" Emosi lelaki itu kini benar-benar sudah memuncak di ubun-ubun.

Trust MeWhere stories live. Discover now